Dorong Ekonomi Daerah, Bekraf Bangun Desa Kreatif
A
A
A
JAKARTA - Menanggapi arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadikan ekonomi kreatif sebagai tulang punggung perekonomian nasional, Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) menggagas program pengembangan atau pembentukan ekosistem Desa Kreatif. Hal ini dilakukan untuk mendorong perekonomian masyarakat di berbagai daerah Indonesia.
Deputi Bidang Infrastruktur Bekraf, Hari Santosa Sungkari menjelaskan, pembentukan ekosistem desa kreatif dimaksudkan untuk mengenali potensi desa dengan berusaha mengetahui dari 16 subsektor ekonomi kreatif yang paling potensial di desa tersebut. Selanjutnya, potensi desa tersebut ada di rantai nilai yang mana dari ke lima rantai nilai, yakni kreatif, produksi, distribusi, konsumsi dan konservasi.
“Bermula dari pemahaman akan potensi yang ada di desa khususnya dari 16 subsektor ekonomi kreatif tersebut kita akan angkat guna dapat mengembangkan ekonomi daerah. Ekosistem yang ini juga ditujukan agar susbsektor yang dikembangkan ada multiplier effect sehingga mampu melahirkan banyak usaha rintisan dan startup dibidang ekonomi kreatif,” ujar Hari, dalam keterangan persnya yang dilansir Sindonews, Kamis (29/9/2016).
Dia menerangkan, program fasilitasi pembentukan ekosistem desa kreatif memiliki tujuan utama, seperti peningkatan PDRB, pembukaan lapangan tenaga kerja, serta pengembangan ekonomi berbasis kearifan lokal.
Sebagai pilot project dalam pelaksanaan program fasilitasi desa kreatif ini, Bekraf menunjuk desa dari tiga daerah, yakni enam desa di Maumere, dua desa di Batang, dan dua desa di Lombok Tengah. Program di ketiga daerah tersebut telah berjalan dengan baik sebagai langkah awal dalam pemetaan potensi yang kemudian dilakukan worksop secara bertahap.
Adapun pelaksanaan program fasilitasi pembentukan ekosistem desa kreatif di Maumere dilaksanakan selama 3 bulan, yakni Juli 2016 sampai dengan September 2016 yang difokuskan pada pengembangan Tenun Ikat Sikka.
Untuk daerah Batang yakni fokus pada Batik dan telah dilaksanakan sejak Agustus 2016 dan akan ditutup pada Oktober nanti. Kemudian untuk daerah Lombok difokuskan pada pengembangan Tenun Songket dan sudah dimulai sejak September dan akan ditutup pada November 2016. Hasil karya dari para peserta daerah ini rencananya juga akan dipamerkan di Jakarta.
Deputi Bidang Infrastruktur Bekraf, Hari Santosa Sungkari menjelaskan, pembentukan ekosistem desa kreatif dimaksudkan untuk mengenali potensi desa dengan berusaha mengetahui dari 16 subsektor ekonomi kreatif yang paling potensial di desa tersebut. Selanjutnya, potensi desa tersebut ada di rantai nilai yang mana dari ke lima rantai nilai, yakni kreatif, produksi, distribusi, konsumsi dan konservasi.
“Bermula dari pemahaman akan potensi yang ada di desa khususnya dari 16 subsektor ekonomi kreatif tersebut kita akan angkat guna dapat mengembangkan ekonomi daerah. Ekosistem yang ini juga ditujukan agar susbsektor yang dikembangkan ada multiplier effect sehingga mampu melahirkan banyak usaha rintisan dan startup dibidang ekonomi kreatif,” ujar Hari, dalam keterangan persnya yang dilansir Sindonews, Kamis (29/9/2016).
Dia menerangkan, program fasilitasi pembentukan ekosistem desa kreatif memiliki tujuan utama, seperti peningkatan PDRB, pembukaan lapangan tenaga kerja, serta pengembangan ekonomi berbasis kearifan lokal.
Sebagai pilot project dalam pelaksanaan program fasilitasi desa kreatif ini, Bekraf menunjuk desa dari tiga daerah, yakni enam desa di Maumere, dua desa di Batang, dan dua desa di Lombok Tengah. Program di ketiga daerah tersebut telah berjalan dengan baik sebagai langkah awal dalam pemetaan potensi yang kemudian dilakukan worksop secara bertahap.
Adapun pelaksanaan program fasilitasi pembentukan ekosistem desa kreatif di Maumere dilaksanakan selama 3 bulan, yakni Juli 2016 sampai dengan September 2016 yang difokuskan pada pengembangan Tenun Ikat Sikka.
Untuk daerah Batang yakni fokus pada Batik dan telah dilaksanakan sejak Agustus 2016 dan akan ditutup pada Oktober nanti. Kemudian untuk daerah Lombok difokuskan pada pengembangan Tenun Songket dan sudah dimulai sejak September dan akan ditutup pada November 2016. Hasil karya dari para peserta daerah ini rencananya juga akan dipamerkan di Jakarta.
(dmd)