Pertumbuhan Uang Beredar Agustus Melambat
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan likuiditas uang beredar dalam arti luas (M2) melambat pada Agustus 2016. Pertumbuhan M2 pada Agustus 2016 sebesar 7,7% (yoy) lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 8,2% (yoy).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengatakan berdasarkan komponennya, perlambatan pertumbuhan M2 terutama bersumber dari komponen uang beredar sempit (M1) dan uang kuasai.
Posisi M1 pada akhir Agustus 2016 tercatat sebesar Rp1.135,5 triliun atau 10,6% (yoy) lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,9% (yoy).
"Perlambatan pertumbuhan M1 itu terjadi pada komponen giro sejalan dengan melambatnya kebutuhan transaksi," ujar Tirta dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (30/9/2016).
Selain itu, uang kuasi tumbuh melambat dari 7,5% (yoy) pada Juli 2016 menjadi 6,9% (yoy) pada Agustus 2016.
Adapun, surat berharga selain saham turun 9,9% (yoy) pada Agustus 2016, membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang turun 22,8% (yoy). Tirta menuturkan, sejalan dengan perlambatan pertumbuhan uang kuasi, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh melambat dari 6,8% (yoy) pada Juli 2016 menjadi 6,7% (yoy).
"Hal ini terutama berasal dari simpanan berdenominasi valas yang turun lebih dalam dari 10,6% (yoy) pada Juli 2016 menjadi 12,7% (yoy) pada Agustus 2016," katanya. Menurut dia, penurunan DPK valas tersebut mencerminkan melambatnya kebutuhan valas sektor riil.
Sementara itu, pertumbuhan simpanan masyarakat berdenominasi rupiah mengalami peningkatan. Tercatat pada Agustus 2016, simpanan rupiah masyarakat yang ada di perbankan mencapai Rp3.858,4 triliun atau naik 10,8% (yoy) lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,4% (yoy).
Sebelumnya BI juga melaporkan, uang beredar melambat pada Juli 2016. Pertumbuhan M2 pada Juli 2016 tercatat sebesar 8,1% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 8,7% (yoy). Perlambatan pertumbuhan M2 tersebut dipengaruhi oleh komponen uamg beredar sempit (M1) dan surat berharga selain saham, yang masing-masing tumbuh 10,9% (yoy) dan -22,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 13,9% (yoy) dan 1,1% (yoy).
Menurut Tirta, perlambatan M1 didorong oleh kembalinya uang kartal ke sistem perbankan pasca hari raya Idul Fitri, sementara penurunan surat berharga selain saham terutama terjadi pada surat berharga yang dipegang oleh sektor korporasi. "Di sisi lain, komponen uang kuasi tumbuh 7,4% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 7,1% (yoy)," tandasnya.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengatakan berdasarkan komponennya, perlambatan pertumbuhan M2 terutama bersumber dari komponen uang beredar sempit (M1) dan uang kuasai.
Posisi M1 pada akhir Agustus 2016 tercatat sebesar Rp1.135,5 triliun atau 10,6% (yoy) lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,9% (yoy).
"Perlambatan pertumbuhan M1 itu terjadi pada komponen giro sejalan dengan melambatnya kebutuhan transaksi," ujar Tirta dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (30/9/2016).
Selain itu, uang kuasi tumbuh melambat dari 7,5% (yoy) pada Juli 2016 menjadi 6,9% (yoy) pada Agustus 2016.
Adapun, surat berharga selain saham turun 9,9% (yoy) pada Agustus 2016, membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang turun 22,8% (yoy). Tirta menuturkan, sejalan dengan perlambatan pertumbuhan uang kuasi, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh melambat dari 6,8% (yoy) pada Juli 2016 menjadi 6,7% (yoy).
"Hal ini terutama berasal dari simpanan berdenominasi valas yang turun lebih dalam dari 10,6% (yoy) pada Juli 2016 menjadi 12,7% (yoy) pada Agustus 2016," katanya. Menurut dia, penurunan DPK valas tersebut mencerminkan melambatnya kebutuhan valas sektor riil.
Sementara itu, pertumbuhan simpanan masyarakat berdenominasi rupiah mengalami peningkatan. Tercatat pada Agustus 2016, simpanan rupiah masyarakat yang ada di perbankan mencapai Rp3.858,4 triliun atau naik 10,8% (yoy) lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,4% (yoy).
Sebelumnya BI juga melaporkan, uang beredar melambat pada Juli 2016. Pertumbuhan M2 pada Juli 2016 tercatat sebesar 8,1% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 8,7% (yoy). Perlambatan pertumbuhan M2 tersebut dipengaruhi oleh komponen uamg beredar sempit (M1) dan surat berharga selain saham, yang masing-masing tumbuh 10,9% (yoy) dan -22,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 13,9% (yoy) dan 1,1% (yoy).
Menurut Tirta, perlambatan M1 didorong oleh kembalinya uang kartal ke sistem perbankan pasca hari raya Idul Fitri, sementara penurunan surat berharga selain saham terutama terjadi pada surat berharga yang dipegang oleh sektor korporasi. "Di sisi lain, komponen uang kuasi tumbuh 7,4% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 7,1% (yoy)," tandasnya.
(ven)