Neraca Perdagangan Produk Kopi Olahan Surplus

Minggu, 02 Oktober 2016 - 13:07 WIB
Neraca Perdagangan Produk...
Neraca Perdagangan Produk Kopi Olahan Surplus
A A A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, sumbangan pemasukan devisa dari ekspor produk kopi olahan mencapai USD356,79 juta pada tahun 2015 atau meningkat 8% dibanding tahun sebelumnya.

“Ekspor produk kopi olahan didominasi produk kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi yang tersebar ke negara tujuan ekspor utama di ASEAN, RRT, dan Uni Emirat Arab,” tutur Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (2/20/2016).

(Baca Juga: Kemenperin Target RI Jadi Eksportir Utama Kopi Sangrai)

Sedangkan, nilai impor produk kopi olahan mencapaiUSD 106,39 juta pada tahun 2015 atau naik sekitar 4% dibanding tahun sebelumnya. Negara asal impor terbesar, yakni Malaysia, Brazil, India, Vietnam, Italia dan Amerika Serikat. “Namun demikian, neraca perdagangan produk kopi olahan masih mengalami surplus sebesar USD250,40 juta,” ujarnya.

Sementara itu, menurut Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kemenperin Willem Petrus Riwu menerangkan, untuk mengantisipasi lonjakan peningkatan impor kopi utamanya produk kopi instan dalam bentuk bubuk, Kemenperin telah memberlakukan Standar Nasional Indonesia (SNI) kopi instan secara wajib.

“Hal ini diatur melalui Permeperin, yang juga bertujuan melindungi masyarakat dari produk olahan kopi bermutu rendah,” tegasnya.

Willem menambahkan, pengembangan industri kopi nasional masih perlu ditingkatkan mengingat saat ini baru mampu menyerap sekitar 40% produksi kopi dalam negeri dan sisanya 60% masih diekspor.

“Indonesia adalah negara penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia dengan produksi rata-rata sebesar 739 ribu ton pertahun atau sekitar 9% dari produksi kopi dunia,” paparnya.

Dia pun mengaku optimistis, kinerja industri pengolahan kopi dalam negeri akan mengalami peningkatan yang signifikan seiring dengan pertumbuhan kelas menengah dan perubahan gaya hidup masyarakat di Indonesia.

“Untuk itu, kami juga terus melakukan kegiatan budaya minum kopi yang sudah mengakar kuat di masyarakat Indonesia,” ujarnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0995 seconds (0.1#10.140)