Dorong Ekosistem di Tanah Air, Erick Thohir Bentuk PMO Kopi Nusantara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Guna mendorong kemajuan ekosistem industri kopi di Tanah Air, Kementerian BUMN resmi membentuk project management office (PMO) Kopi Nusantara. PMO terdiri dari unsur perusahaan pelat merah dan swasta nasional, asosiasi, dan lembaga research and development (R&D).
Menteri BUMN Erick Thohir berharap PMO Kopi Nusantara mampu mengakomodasi kepentingan pelaku bisnis kopi hingga mendorong industri kopi dalam negeri untuk berdaya saing global.
Dia meyakini, keberadaan ekosistem industri kopi Indonesia akan memberikan nilai tawar lebih tinggi di pasar. Pasalnya, ekosistem itu didukung oleh penggunaan teknologi terbarukan.
"Jadi kalau membangun ekosistem kita sendiri, kita mengonsumsi kopi kita sendiri, siapa tahu nilai tawar kita semakin tinggi. Selama ini (kopi) kita dipakai sebagai blending. Jadi karena memang proses petani kopi, mohon maaf tidak prima, ini kondisinya sama seperti padi. Pengiringannya itu tidak didukung dengan yang namanya teknologi atau mesin yang memang baik," ungkap Erick, Senin (17/1/2022).
Tak hanya itu, ekosistem kopi juga membuat harga kopi menjadi kompetitif baik di kalangan petani hingga pelaku UMKM. Harga tersebut pun akan menjadi pendorong utama bisnis kopi dalam negeri di pasar internasional.
"Dengan bagusnya coffee shop yang ada di Indonesia, juga meningkatkan persaingan kuat dengan dunia, sehingga para trader dunia yang ada di Indonesia juga kita imbangi dengan permintaan kopi dalam negeri, yang selama ini mereka juga menekan harga kopi menjadi lebih murah sebagai kopi campuran," kata dia.
Perseroan negara yang terlibat dalam PMO di antaranya, Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III (Persero), PT Perhutani (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Bank BRI Tbk, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) selaku induk Holding BUMN Pangan.
Untuk swasta, ada Mayora, Dua Coffee, Common Ground, dan Stella. Lalu, asosiasi yang terlibat adalah Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI) dan Specialty Coffee Association of Indonesia. Sedangkan lembaga riset adalah Pusat Penelitian Kopi & Kakao Indonesia, R&D BUMN.
Erick beralasan keterlibatan swasta untuk menghindari monopoli BUMN dalam PMO. Pihaknya membuka kesempatan besar bagi swasta dan asosiasi untuk ambil andil dalam pengembangan ekosistem kopi di Indonesia.
"Di sinilah kami mencoba membentuk PMO. PMO sendiri kita sepakati, kita tidak mau jadi menara gading. Kita melibatkan pihak swasta di sini," ungkap dia.
Menteri BUMN Erick Thohir berharap PMO Kopi Nusantara mampu mengakomodasi kepentingan pelaku bisnis kopi hingga mendorong industri kopi dalam negeri untuk berdaya saing global.
Dia meyakini, keberadaan ekosistem industri kopi Indonesia akan memberikan nilai tawar lebih tinggi di pasar. Pasalnya, ekosistem itu didukung oleh penggunaan teknologi terbarukan.
"Jadi kalau membangun ekosistem kita sendiri, kita mengonsumsi kopi kita sendiri, siapa tahu nilai tawar kita semakin tinggi. Selama ini (kopi) kita dipakai sebagai blending. Jadi karena memang proses petani kopi, mohon maaf tidak prima, ini kondisinya sama seperti padi. Pengiringannya itu tidak didukung dengan yang namanya teknologi atau mesin yang memang baik," ungkap Erick, Senin (17/1/2022).
Tak hanya itu, ekosistem kopi juga membuat harga kopi menjadi kompetitif baik di kalangan petani hingga pelaku UMKM. Harga tersebut pun akan menjadi pendorong utama bisnis kopi dalam negeri di pasar internasional.
"Dengan bagusnya coffee shop yang ada di Indonesia, juga meningkatkan persaingan kuat dengan dunia, sehingga para trader dunia yang ada di Indonesia juga kita imbangi dengan permintaan kopi dalam negeri, yang selama ini mereka juga menekan harga kopi menjadi lebih murah sebagai kopi campuran," kata dia.
Perseroan negara yang terlibat dalam PMO di antaranya, Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III (Persero), PT Perhutani (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Bank BRI Tbk, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) selaku induk Holding BUMN Pangan.
Untuk swasta, ada Mayora, Dua Coffee, Common Ground, dan Stella. Lalu, asosiasi yang terlibat adalah Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI) dan Specialty Coffee Association of Indonesia. Sedangkan lembaga riset adalah Pusat Penelitian Kopi & Kakao Indonesia, R&D BUMN.
Erick beralasan keterlibatan swasta untuk menghindari monopoli BUMN dalam PMO. Pihaknya membuka kesempatan besar bagi swasta dan asosiasi untuk ambil andil dalam pengembangan ekosistem kopi di Indonesia.
"Di sinilah kami mencoba membentuk PMO. PMO sendiri kita sepakati, kita tidak mau jadi menara gading. Kita melibatkan pihak swasta di sini," ungkap dia.
(uka)