Wisatawan China Dominasi Kunjungan Wisman di Indonesia
Senin, 03 Oktober 2016 - 15:23 WIB
Wisatawan China Dominasi Kunjungan Wisman di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menuturkan, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Agustus sebesar 1,03 juta. Angka ini sudah tembus di atas satu juta selama dua bulan berturut-turut sejak Juli 2016.
Menurutnya, angka tersebut paling banyak didominasi dari kunjungan wisman China yakni 151 ribu wisman. Perkembangan turis China ini sebetulnya bukan hanya di Indonesia, namun juga di negara-negara lain mengalami peningkatan.
"Memang turis dari Tiongkok (China) ini paling besar dan sebetulnya kalau kita lihat perkembangannya bukan hanya di Indonesia tapi di negara-negara lain. Ini seiring pertumbuhan ekonomi yang lumayan tinggi di Tiongkok, dan juga kenaikan pendaptan per kapita di sana," katanya di Jakarta, Senin (3/10/2016).
Dia menjelaskan, sebagian besar wisman yang datang murni seorang turis dan sebagian kecil sebagai berprofesi. Seperti pengalaman Suhariyanto sewaktu di Sulawesi Utara, banyak direct flight dari China langsung ke Sulawesi Utara.
"Saya kemarin baru pulang dari Sulawesi Utara, banyak direct flight dari Tiongkok langsung ke Sulawesi Utara, terus mereka lanjut liburan ke Bunaken. Jadi banyak sekali daerah-dareah di Tiongkok yang membuka direct flight. Itu hanya sekadar contoh, bisa ditelusuri lagi di berbagai provinsi," ujarnya.
Lebih lanjut, Suhariyanto mengatakan, kenaikan jumlah wisman di atas satu juta selama dua bulan berturut-turut ini memang menggembirakan lantaran ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di sektor pariwisata dan lainnya.
"Seperti ekspor, kalau wisatawan mancanegra banyak yang datang kan berarti mereka akan tertarik dengan produk-produk dalam negeri kita dan sewaktu-waktu bisa ekspor sesuatu dari sini," pungkas dia.
Menurutnya, angka tersebut paling banyak didominasi dari kunjungan wisman China yakni 151 ribu wisman. Perkembangan turis China ini sebetulnya bukan hanya di Indonesia, namun juga di negara-negara lain mengalami peningkatan.
"Memang turis dari Tiongkok (China) ini paling besar dan sebetulnya kalau kita lihat perkembangannya bukan hanya di Indonesia tapi di negara-negara lain. Ini seiring pertumbuhan ekonomi yang lumayan tinggi di Tiongkok, dan juga kenaikan pendaptan per kapita di sana," katanya di Jakarta, Senin (3/10/2016).
Dia menjelaskan, sebagian besar wisman yang datang murni seorang turis dan sebagian kecil sebagai berprofesi. Seperti pengalaman Suhariyanto sewaktu di Sulawesi Utara, banyak direct flight dari China langsung ke Sulawesi Utara.
"Saya kemarin baru pulang dari Sulawesi Utara, banyak direct flight dari Tiongkok langsung ke Sulawesi Utara, terus mereka lanjut liburan ke Bunaken. Jadi banyak sekali daerah-dareah di Tiongkok yang membuka direct flight. Itu hanya sekadar contoh, bisa ditelusuri lagi di berbagai provinsi," ujarnya.
Lebih lanjut, Suhariyanto mengatakan, kenaikan jumlah wisman di atas satu juta selama dua bulan berturut-turut ini memang menggembirakan lantaran ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di sektor pariwisata dan lainnya.
"Seperti ekspor, kalau wisatawan mancanegra banyak yang datang kan berarti mereka akan tertarik dengan produk-produk dalam negeri kita dan sewaktu-waktu bisa ekspor sesuatu dari sini," pungkas dia.
(izz)
