Reklamasi Teluk Jakarta Dinilai Tak Ganggu Program Tol Laut

Selasa, 18 Oktober 2016 - 20:09 WIB
Reklamasi Teluk Jakarta Dinilai Tak Ganggu Program Tol Laut
Reklamasi Teluk Jakarta Dinilai Tak Ganggu Program Tol Laut
A A A
JAKARTA - Proyek reklamasi teluk Jakarta menurut Pengamat Transportasi Ellen Tangkudung tidak akan mengganggu program tol laut Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menerangkan letak pelabuhan dinilai masih bisa disesuaikan dengan adanya pulau reklamasi.

Lebih lanjut Ellen menambahkan fungsi utama tol laut yakni menghubungkan keseluruhan pulau yang ada di Indonesia dari yang kecil hingga besar. Sehingga konektivitas dalam transportasi laut menjadi lebih menjangkau daerah terpencil.

"Enggak berpengaruh, tol laut menghubungkan pulau besar dari barat sampai timur. Bisa pindah pelabuhannya ke sisi laut yang lain dengan adanya reklamasi, masih bisa diatasi," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Selasa (18/10/2016).

Adanya pulau reklamasi terutama di DKI Jakarta, kata dia, tidak akan menutup jalur kapal besar yang akan datang. Seperti diketahui, Pelabuhan Tanjung Priok merupakan tempat bersandar banyak kapal. "Tak ada reklamasi menutup jalur kapal yang ada. Sekarang di Jakarta memperluas daratan dengan ada pulau reklamasi," sambung dia.

Sementara, dia menyampaikan, persoalan yang lebih berat dan menantang dalam menyukseskan program tol laut yakni waktu bongkar muat barang atau dwelling time di pelabuhan. Namun, sekali lagi Ellen yakin Presiden Jokowi mampu mengatasi lamanya waktu dwelling time hingga menjadi di bawah 3 hari awal tahun depan.

"Sudah jalan, cuma memang tidak cepat, ada masalah pelayanan kapal dwelling time seperti itu. Tetap bisa diatasi, harus bisa di bawah 3 hari bukan standar internasional, standar nunggu lama atau tidak," tuturnya.

Menurutnya, Indonesia merupakan negara yang kompleks dalam bidang transportasi dari darat, laut, dan udara. Dari ketiganya, Ellen menyimpulkan tidak ada salah satu lebih unggul dari lainnya.

"Indonesia lengkap, dia kepulauan harus dihubungkan laut, udara, darat, semua harus bersamaan, harus multimoda. Enggak bisa berdiri sendiri, kapal sampai pelabuhan lanjut lagi lewat jalur darat," ujarnya.

Kendati demikian, lanjut Ellen, khusus untuk jalur tempuh pendek memang sering ada perbandingan antara menggunakan transportasi laut atau darat. Semuanya kembali ke pengurusan biaya administrasi yang ada di pelabuhan, apa bisa lebih murah dari lewat darat atau tidak.

"Yang penting proses administrasi jalan. Tergantung biaya, kalau pelabuhan biaya besar orang lebih milih darat karena jarak dekat lihat murahnya," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6239 seconds (0.1#10.140)