Pemerintah Lalai Edukasi Petani untuk Hasilkan Beras Premium
A
A
A
JAKARTA - Ketua Ketua Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Bustanul Arifin mengatakan, pemerintah Indonesia lalai dalam memberikan edukasi ke petani untuk menghasilkan beras kualitas premium. Inilah yang menyebabkan harga beras di Indonesia mahal.
Pasalnya, beras kualitas premium yang selama ini dikonsumsi masyarakat, masih dihasilkan dari keran impor yang dibuka oleh pemerintah."Kita, khususnya pemerintah, lalai dalam mendidik petani kita untuk menanam beras kualitas premium. Sehingga beras kita menjadi mahal, ya karena ada beberapa yang harus impor juga," katanya di Jakarta, Kamis (20/10/2016).
Seperti diketahui, pemerintah hingga saat ini masih melakukan impor beras. Berdasarkan catatan Indef (Institute for Development of Economics and Finance), total impor beras Indonesia hingga Juli 2016 mencapai USD447,7 juta atau setara Rp5,82 triliun (estimasi kurs Rp13.014/USD).
Dalam melaksanakan impor beras, pemerintah seharusnya tak hanya melihat dari satu sisi saja, yakni dari kebutuhan masyarakat yang berkebutuhan akan beras, namun juga dari sisi petaninya.
"Produktivitas petani harus dilihat juga agar mampu memenuhi kebutuhan beras di nasional, jadi harus dlihat secara keseluruhan," pungkasnya.
Pasalnya, beras kualitas premium yang selama ini dikonsumsi masyarakat, masih dihasilkan dari keran impor yang dibuka oleh pemerintah."Kita, khususnya pemerintah, lalai dalam mendidik petani kita untuk menanam beras kualitas premium. Sehingga beras kita menjadi mahal, ya karena ada beberapa yang harus impor juga," katanya di Jakarta, Kamis (20/10/2016).
Seperti diketahui, pemerintah hingga saat ini masih melakukan impor beras. Berdasarkan catatan Indef (Institute for Development of Economics and Finance), total impor beras Indonesia hingga Juli 2016 mencapai USD447,7 juta atau setara Rp5,82 triliun (estimasi kurs Rp13.014/USD).
Dalam melaksanakan impor beras, pemerintah seharusnya tak hanya melihat dari satu sisi saja, yakni dari kebutuhan masyarakat yang berkebutuhan akan beras, namun juga dari sisi petaninya.
"Produktivitas petani harus dilihat juga agar mampu memenuhi kebutuhan beras di nasional, jadi harus dlihat secara keseluruhan," pungkasnya.
(ven)