Jokowi Tidak Puas dengan Peringkat Kemudahan Berbisnis Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Bank Dunia baru-baru ini melansir studi mereka tentang peringkat kemudahan berbisnis (ease doing business). Dalam data yang baru terbit, Indonesia naik peringkat dari 106 pada tahun lalu, kini menjadi peringkat 91.
Namun, Presiden Joko Widodo mengatakan belum puas dengan peningkatan tersebut. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Politikus PDIP ini menceritakan, meski pemerintah telah melakukan sejumlah perbaikan agar peringkat Indonesia terus naik, namun Presiden mengaku ingin lebih.
Presiden Jokowi, kata Pramono, terus meminta para menterinya bekerja melakukan perbaikan. Sehingga pada tahun mendatang, target peringkat 40, seperti yang diinginkan Jokowi dapat tercapai. (Baca: Singapura Tergelincir dari Singgasana Negara Paling Mudah Berbisnis)
"Presiden masih terus mengejar kepada Menko Perekonomian, Menkeu, BKPM dan menteri terkait untuk lebih memperbaiki hal ini. Karena belum mencapai target yang diinginkan Presiden," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/10/2016).
Pramono menilai, kenaikan peringkat Indonesia sejatinya sangat signifikan dibanding 189 negara lainnya. Bahkan, Indonesia dianggap sebagai negara yang sangat menjanjikan karena kenaikan peringkatnya tertinggi dibanding yang lainnya.
"Tapi sekali lagi, Bapak Presiden tetap belum puas. Sehingga ditugaskan Pak Menko menyampaikan ini sekaligus melakukan beberapa perbaikan yang diperlukan," tandasnya.
Namun, Presiden Joko Widodo mengatakan belum puas dengan peningkatan tersebut. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Politikus PDIP ini menceritakan, meski pemerintah telah melakukan sejumlah perbaikan agar peringkat Indonesia terus naik, namun Presiden mengaku ingin lebih.
Presiden Jokowi, kata Pramono, terus meminta para menterinya bekerja melakukan perbaikan. Sehingga pada tahun mendatang, target peringkat 40, seperti yang diinginkan Jokowi dapat tercapai. (Baca: Singapura Tergelincir dari Singgasana Negara Paling Mudah Berbisnis)
"Presiden masih terus mengejar kepada Menko Perekonomian, Menkeu, BKPM dan menteri terkait untuk lebih memperbaiki hal ini. Karena belum mencapai target yang diinginkan Presiden," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/10/2016).
Pramono menilai, kenaikan peringkat Indonesia sejatinya sangat signifikan dibanding 189 negara lainnya. Bahkan, Indonesia dianggap sebagai negara yang sangat menjanjikan karena kenaikan peringkatnya tertinggi dibanding yang lainnya.
"Tapi sekali lagi, Bapak Presiden tetap belum puas. Sehingga ditugaskan Pak Menko menyampaikan ini sekaligus melakukan beberapa perbaikan yang diperlukan," tandasnya.
(ven)