Dana Asing Kabur Rp200 Miliar di Tengah Demo 4 November
A
A
A
JAKARTA - Pasar modal Tanah Air hingga sesi siang perdagangan hari ini telah kehilangan dana Asing sebesar Rp200 miliar di tengah aksi demo 4 November yang digelar oleh sejumlah ormas Islam untuk menuntut Gubernur non Aktif DKI Jakarta Basuki Tjaha Purnama diadili atas dugaan penistaan agama. Meski begitu Analis Investa Saran Mandiri Hans Kwee menyebutkan, dana asing yang keluar dari pasar saham bukan karena demonstrasi.
(Baca Juga: Pergerakan Saham Diprediksi Turun Tipis Terimbas Aksi Demo)
Lebih lanjut dia menerangkan kaburnya dana asing ini dinilai lebih kepada aksi ambil untung secara wajar. Menurut Hans keluarnya dana asing lebih diakibatkan oleh aksi jual dari saham-saham komoditas pertambangan saat investor coba mengambil keuntungan di tengah harga yang mulai merangkak naik.
"Profit taking biasa Rp200 miliar, bukan karena demo. Biasa, kecil dibanding dana asing yang masuk sejak awal tahun Rp34 triliun," ujarnya ketika dihubungi Sindonews di Jakarta, Jumat (4/11/2016).
Menurut dia, berdasarkan transaksi secara harian, dana asing pernah keluar lebih banyak dari Rp200 miliar. Bahkan dia menegaskan jumlahnya sempat menyentuh angka Rp1 triliun. "Itu perdagangan harian asing pernah keluar Rp1 triliun, enggak terlalu masalah. Pasar profit taking ketika komoditas tinggi harganya karena dia sudah menikmati kenaikan harga batu bara dunia," lanjutnya.
Kendati demikian, dia menyampaikan, investor tetap memantau kondisi aksi demo hari ini. Jika berlangsung tidak kondusif, kemungkinan akan terjadi aksi jual lagi yang murni karena adanya kerusuhan dari aksi tersebut. "Kita pikir pelaku pasar masih memantau terus perkembangan demo. Kalau tidak kondusif akan banyak keluar, kita banyak demo tapi kondusif," pungkasnya.
(Baca Juga: Pergerakan Saham Diprediksi Turun Tipis Terimbas Aksi Demo)
Lebih lanjut dia menerangkan kaburnya dana asing ini dinilai lebih kepada aksi ambil untung secara wajar. Menurut Hans keluarnya dana asing lebih diakibatkan oleh aksi jual dari saham-saham komoditas pertambangan saat investor coba mengambil keuntungan di tengah harga yang mulai merangkak naik.
"Profit taking biasa Rp200 miliar, bukan karena demo. Biasa, kecil dibanding dana asing yang masuk sejak awal tahun Rp34 triliun," ujarnya ketika dihubungi Sindonews di Jakarta, Jumat (4/11/2016).
Menurut dia, berdasarkan transaksi secara harian, dana asing pernah keluar lebih banyak dari Rp200 miliar. Bahkan dia menegaskan jumlahnya sempat menyentuh angka Rp1 triliun. "Itu perdagangan harian asing pernah keluar Rp1 triliun, enggak terlalu masalah. Pasar profit taking ketika komoditas tinggi harganya karena dia sudah menikmati kenaikan harga batu bara dunia," lanjutnya.
Kendati demikian, dia menyampaikan, investor tetap memantau kondisi aksi demo hari ini. Jika berlangsung tidak kondusif, kemungkinan akan terjadi aksi jual lagi yang murni karena adanya kerusuhan dari aksi tersebut. "Kita pikir pelaku pasar masih memantau terus perkembangan demo. Kalau tidak kondusif akan banyak keluar, kita banyak demo tapi kondusif," pungkasnya.
(akr)