Jumlah Industri Kecil Menengah di Yogyakarta Naik 5,19%

Senin, 07 November 2016 - 00:47 WIB
Jumlah Industri Kecil...
Jumlah Industri Kecil Menengah di Yogyakarta Naik 5,19%
A A A
YOGYAKARTA - Memulihnya pertumbuhan ekonomi kian menimbulkan optimisme di masyarakat. Imbasnya,iklim usaha juga mengalami kenaikan bahkan cukup signifkan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Seperti iklim usaha di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Yogyakarta, Bambang Kristiyono mengungkapkan, industri mikro dan kecil (IKM) di Yogyakarta hingga triwulan III 2016 ini mengalami peningkatan dibandingkan triwulan yang sama 2015. Hal ini menunjukkan iklim usaha tetap terjaga meski saat ini tengah dalam kondisi perlambatan secara global. "Kini mulai ada perbaikan, cukup lumayan," tuturnya, Minggu (6/11/2016).

IKM sendiri merupakan industri manufaktur yang jumlah tenaga kerjanya kurang dari 20 orang. Berdasarkan data BPS, produksi IKM di Yogyakarta pada triwulan III tahunini naik 5,19% dibandingkan triwulan yang sama 2015 lalu. Meski jumlah ini lebih rendah dari pertumbuhan secara nasional yang mencapai 5,75%.

Menurut Bambang, pertumbuhan produksi IKM di Yogyakarta tahun ini didorong adanya peningkatan produksi beberapa IKM. Lima sektor IKM menurut Bambang mengalami peningkatan produksi sehingga menyumbang pertumbuhan produksi IKM secara umum.

Lima jenis IKM yang mengalami peningkatan produksi adalah industri minuman yang naik 18,79%, industri pakaian jadi naik 18,7%, industri percetakan dan reproduksi media rekaman naik 15,24%, industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional naik 14,16%. "Dan industri logam dasar naik 12,77 persen," paparnya.

Selain produksi IKM yang mengalami pertumbuhan positif tahun ini, produksi Industri Besar dan Sedang (IBS) di Yogyakarta di triwulan III 2016, juga mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama 2015. Produksi IBS 2016 mengalami kenaikan 9,94% dibandingkan 2015 lalu. "Pertumbuhan produksi IBS di Yogyakarta ini lebih tinggi dibandingkan angka nasional yang hanya 5,07 persen," tuturrnya.

Meski ada yang mengalami kenaikan, namun BPS mencatat ada lima IBS yang mengalami penurunan produksi. Lima IBS ini yang mengalami penurunan adalah industri karet, barang jadi dari karet, dan plastik, kimia dan industri kayu. Kelima jenis ini tereduksi akibat pasar global yang juga mengalami penurunan permintaan.

BPS mencatat industri karet, barang dari karet dan plastik yang mengalami penurunan 33,87%, industri pengolahan lainnya, industri bahan kimia, barang dari bahan kimia, industri kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman bambu, rotan dan sejenisnya, industri kertas dan barang dari kertas juga turun 7,54%, 3,89%, 0,75%dan 0,11%. "Pertumbuhan produksi untuk IBS ini justru merata hampir di semua jenis produksi IBS," ujar Bambang.

Jenis industri yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi adalah industri pengolahan tembakau yang tumbuh sebesar 12,25%, industri makanan 10,16%, dan industri pakaian jadi tumbuh 8,39%. Industri yang masuk IBS ini merupakan industri yang memiliki tenaga kerja lebih dari 20 orang.

Sementara itu, Ketua Himpunan Industri Kayu dan Mebel Indonesia (HIKMI) Yogyakarta, Timbul Raharja mengatakan, selama ini ekspor Indonesia memang didominasi oleh tekstil, kayu dan kerajinan. Kondisi pasar dunia saat sedang mulai menunjukkan perbaikan sehingga beberapa industri mengalami pertumbuhan. Permintaan beberapa negara mengalami kenaikan sehingga ekspor Indonesia juga mengalami peningkatan.
(ven)
Berita Terkait
BPS Mengungkap, Gaji...
BPS Mengungkap, Gaji Dipotong 30% Bikin Pekerja Tak Bahagia
Pengusaha: Pemerintah...
Pengusaha: Pemerintah Tidak Bisa Sendirian Menangani UMi
PNM Dinilai Sukses Dongkrak...
PNM Dinilai Sukses Dongkrak Ekonomi Perempuan Indonesia
BPS Catat Inflasi November...
BPS Catat Inflasi November Sebesar 0,38 persen
Kalahkan Jepang dan...
Kalahkan Jepang dan Korsel, Pertumbuhan Ekonomi RI Naik 7,07%
Pelaku Usaha Mikro Paling...
Pelaku Usaha Mikro Paling Rawan Bangkrut Saat Krisis Datang
Berita Terkini
Kejar Pertumbuhan Ekonomi...
Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8% Butuh Konektivitas Andal
6 jam yang lalu
Dampak Perang Dagang,...
Dampak Perang Dagang, DPR Dorong Impor Gas Penuhi Kebutuhan Industri
7 jam yang lalu
3 Fakta Menarik Singapore...
3 Fakta Menarik Singapore Airlines, Beri Bonus Fantastis 8 Kali Gaji dalam Setahun
9 jam yang lalu
Benahi Truk ODOL, Aptrindo:...
Benahi Truk ODOL, Aptrindo: Jangan Sampai Omon-omon, Harus Ada Roadmap Jelas
9 jam yang lalu
Sanksi AS Gagal Runtuhkan...
Sanksi AS Gagal Runtuhkan Moskow, Rusia Catat Pertumbuhan Ekonomi 4,1%
10 jam yang lalu
Scooter Prix dan Pertamina...
Scooter Prix dan Pertamina Mandalika Racing Series Bisa Menjadi Katalisator Ekonomi
10 jam yang lalu
Infografis
Rendang dan Gulai Masuk...
Rendang dan Gulai Masuk Daftar Rebusan Terenak di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved