China Ganti Menteri Keuangan untuk Mereformasi Utang Negara
A
A
A
BEIJING - Menjelang pertemuan kunci Partai Komunis China, pemerintah Negeri Tirai Bambu melakukan perombakan penting, yaitu pergantian menteri keamanan negara dan menteri keuangan. Melansir dari Nikkei Asian Review, Senin (7/11/2016), pemerintah China menempatkan Chen Wengqing menggantikan Geng Huichang. Sementara Xiao Jie menjabat menteri keuangan baru menggantikan Lou Jiwei.
Dan yang menarik perhatian adalah masuknya Xiao Jie. Pasalnya, China ingin mempertahankan kebijakan fiskal yang ekspansif dan mendorong reformasi terhadap utang negara. Merujuk dari Reuters, Senin (7/11), pergantian menteri keuangan karena utang China sudah dianggap terlalu tinggi bagi perekonomian.
Secara keseluruhan utang China telah melonjak lebih dari 250% dari PDB, dibandingkan akhir tahun 2006 yang hanya 150% dari PDB. Para analis menyebut hal ini membuat perlambatan ekonomi China menjadi lebih tajam.
Adapun Xiao Jie sendiri merupakan bekas kepala otoritas pajak dan deputi menteri keuangan. Sebelum ditunjuk menjadi menteri keuangan yang baru, Xiao menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Negara. Sementara menkeu sebelumnya, Lou Jiwei telah menjabat menjadi menteri keuangan sejak Maret 2013.
Atas pergantian ini, China berhadap ada dampak positif terhadap kebijakan fiskal. Pasalnya, pemerintah China berencana meningkatkan pengeluaran dengan melakukan pemotongan pajak untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Bulan lalu, Presiden Xi Jinping mengatakan China akan mempertahankan kebijakan fiskal yang pro-aktif namun tetap mematuhi kebijakan moneter yang prudent dan menjaga likuiditas sambil memfokuskan pada pengendalian bubble aset dan mengendalikan risiko keuangan.
Adapun target defisit China saat ini berada di angka 3% dari produk domestik bruto (PDB), naik dari tahun sebelumnya sebesar 2,4%.
Dan yang menarik perhatian adalah masuknya Xiao Jie. Pasalnya, China ingin mempertahankan kebijakan fiskal yang ekspansif dan mendorong reformasi terhadap utang negara. Merujuk dari Reuters, Senin (7/11), pergantian menteri keuangan karena utang China sudah dianggap terlalu tinggi bagi perekonomian.
Secara keseluruhan utang China telah melonjak lebih dari 250% dari PDB, dibandingkan akhir tahun 2006 yang hanya 150% dari PDB. Para analis menyebut hal ini membuat perlambatan ekonomi China menjadi lebih tajam.
Adapun Xiao Jie sendiri merupakan bekas kepala otoritas pajak dan deputi menteri keuangan. Sebelum ditunjuk menjadi menteri keuangan yang baru, Xiao menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Negara. Sementara menkeu sebelumnya, Lou Jiwei telah menjabat menjadi menteri keuangan sejak Maret 2013.
Atas pergantian ini, China berhadap ada dampak positif terhadap kebijakan fiskal. Pasalnya, pemerintah China berencana meningkatkan pengeluaran dengan melakukan pemotongan pajak untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Bulan lalu, Presiden Xi Jinping mengatakan China akan mempertahankan kebijakan fiskal yang pro-aktif namun tetap mematuhi kebijakan moneter yang prudent dan menjaga likuiditas sambil memfokuskan pada pengendalian bubble aset dan mengendalikan risiko keuangan.
Adapun target defisit China saat ini berada di angka 3% dari produk domestik bruto (PDB), naik dari tahun sebelumnya sebesar 2,4%.
(ven)