Pertanian Hortikultura Dinilai Lebih Menguntungkan

Rabu, 09 November 2016 - 22:10 WIB
Pertanian Hortikultura...
Pertanian Hortikultura Dinilai Lebih Menguntungkan
A A A
JAKARTA - Pertanian dengan mengelola lahan hutan berkelanjutan dinilai lebih baik daripada bercocok tanam karena mendegradsi lingkungan. Salah satunya Suryono, petani asal Riau yang berhasi melakukan mitigasi perubahan iklim dengan bertani hortikultura.

Selain itu, dia juga menjadi informan titik api, dan turut andil menjaga lingkungan serta mencegah tejadinya kebakaran lahan dan hutan. "Cita-cita saya agar menjadi inspirasi bagi petani lain, bahwa mengelola lahan hutan berkelanjutan jauh lebih bermanfaat dibanding apa yang saya lakukan dulu," kata dia dalam rilisnya, Jakarta, Rabu (9/11/2016).

Hasil kerja kerasnya tersebut, dia menjadi salah satu pembicara pada KTT PBB tentang Perubahan Iklim atau COP-22, di Maroko. "Saya sangat bangga karena petani kecil seperti saya, bisa didengar di luar negeri. Semoga apa yang saya lakukan bisa jadi contoh orang lain," ujarnya.

Suryono mengisahkan perjalanan hidupnya yang beralih dari petani kelapa sawit menjadi petani holtikultura. Dari kampung halamannya di Medan, dia merantau ke Dusun Sukajaya Kampung Pinang Sebatang Barat, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, pada 2000 hingga sekarang.

Pekerjaan awalnya sejak 2000 adalah bercocok tanam kelapa sawit di Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak pada 2007. Namun, pada 2013 dia menyadari bertani hortikultura lebih menguntungkan ketimbang sawit.

Dia mengambil keputusan nekat dengan menumbangkan seluruh tanaman sawit di kebun dua hektare miliknya, dan menggantinya dengan tanaman holtikultura. Beberapa jenis sayuran yang mulai ditanam Suryono antara lain kangkung, bayam, cabai, melon, semangka, kacang panjang, timun, pepaya, dan jagung.

Namun, kerja keras Suryono mulai membuahkan hasil setelah berjualan sekitar satu tahun, sehingga banyak petani yang mulai mengikuti langkahnya untuk menanam sayuran dan menjualnya langsung ke pasar.

Ketika menjadi petani sawit dengan lahan dua hektare, Suryono mampu meraih penghasilan maksimal sekitar Rp2 juta-Rp3 juta per bulan. Namun, kini dengan mengolah lahan setengah hektare untuk ditanami sayuran, dia berhasil meraup penghasilan sekitar Rp15 juta per bulan.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5888 seconds (0.1#10.140)