BI: Pelemahan Rupiah Efek Pilpres AS Hanya Sementara
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini hanya efek sementara dari Pemilihan Presiden (Pilpres) di Amerika Serikat (AS). Bank sentral masih optimistis jika pergerakan mata uang Garuda untuk jangka panjang masih sesuai fundamentalnya.
"Khusus hari ini (9/11) memang pergerakan rupiah dipengaruhi oleh faktor eksternal. Namun dinamika ini yang kami lihat biasa. Tapi secara keseluruhan kurs akan bergerak sesuai dengan fundamental kita," kata Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu (9/11/2016).
(Baca Juga: Mata Uang Meksiko Jatuh, Rupiah Ditutup Masih Loyo)
Dia menambahkan fundamental rupiah saat ini sangat baik, tercermin dari kondisi inflasi yang terjaga serta defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) yang lebih baik. Lebih lanjut dia menegaskan BI akan selalu ada di pasar dan siap melakukan intervensi apabila terjadi instabilitas terhadap rupiah yang tidak sesuai fundamental.
Perry juga mengaku, jika cadangan devisa pada akhir Oktober sebesar USD115 miliar masih mencukupi untuk menopang pergerakan rupiah. Selain itu, BI memandang secara keseluruhan memang hasil pilpres di AS berdampak kepada kondisi pasar keuangan global.
Tetapi menurut dia dampaknya terhadap Indonesia itu relatif terjaga, dimana pasar keuangan Indonesia khusunya pasar valas relatif stabil. "Dan itu tentu saja berkat confindent internasional khususnya investor internasional terhadap kondisi ekonomi kita cukup kuat," sambung dia.
Selain itu, diterangkan ekspor juga mengalami perbaikan karena sejumlah harga beberapa komoditas naik bahkan lebih baik. BI memperkirakan yang semula harga komoditas turun 4%, saat ini justru tumbuh positif sekitar 0,8%.
"Itu akan mendorong ekspor dan akan menyumbang dari sektor eksternal terhadap ekonomi. Dan di sektor keuangan yaitu pembiayaan non bank juga terus alami peningkatan, penerbitan obligasi korporasi saham atau MTN atau sertifikasi deposit juga memberikan pembiayaan ke sektor koporasi disamping sektor kreditnya biasanya pertumbuhannya lebih cepat," papar dia.
"Khusus hari ini (9/11) memang pergerakan rupiah dipengaruhi oleh faktor eksternal. Namun dinamika ini yang kami lihat biasa. Tapi secara keseluruhan kurs akan bergerak sesuai dengan fundamental kita," kata Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu (9/11/2016).
(Baca Juga: Mata Uang Meksiko Jatuh, Rupiah Ditutup Masih Loyo)
Dia menambahkan fundamental rupiah saat ini sangat baik, tercermin dari kondisi inflasi yang terjaga serta defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) yang lebih baik. Lebih lanjut dia menegaskan BI akan selalu ada di pasar dan siap melakukan intervensi apabila terjadi instabilitas terhadap rupiah yang tidak sesuai fundamental.
Perry juga mengaku, jika cadangan devisa pada akhir Oktober sebesar USD115 miliar masih mencukupi untuk menopang pergerakan rupiah. Selain itu, BI memandang secara keseluruhan memang hasil pilpres di AS berdampak kepada kondisi pasar keuangan global.
Tetapi menurut dia dampaknya terhadap Indonesia itu relatif terjaga, dimana pasar keuangan Indonesia khusunya pasar valas relatif stabil. "Dan itu tentu saja berkat confindent internasional khususnya investor internasional terhadap kondisi ekonomi kita cukup kuat," sambung dia.
Selain itu, diterangkan ekspor juga mengalami perbaikan karena sejumlah harga beberapa komoditas naik bahkan lebih baik. BI memperkirakan yang semula harga komoditas turun 4%, saat ini justru tumbuh positif sekitar 0,8%.
"Itu akan mendorong ekspor dan akan menyumbang dari sektor eksternal terhadap ekonomi. Dan di sektor keuangan yaitu pembiayaan non bank juga terus alami peningkatan, penerbitan obligasi korporasi saham atau MTN atau sertifikasi deposit juga memberikan pembiayaan ke sektor koporasi disamping sektor kreditnya biasanya pertumbuhannya lebih cepat," papar dia.
(akr)