Pemerintah Cari Cara Keluar dari Ketidakpastian Ekonomi Global
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui Indonesia saat ini berada dalam kondisi ketidakpastian global. Maka, pemerintah harus membuat core kebijakan yang mampu menarik Indonesia dari arus ekonomi global.
Menurutnya, hal ini dilakukan sejak era kabinet kerja Joko Widodo (Jokowi). Di mana, sejak 2013 ke 2014 Indonesia masih terseret arus global sehingga ekonomi sempat mengalami pelemahan cukup dalam dari berbagai sektor.
"Dari 2013 ke 2014 ke 2015 kita terlihat sudah mulai ditarik oleh arah perkembangan dunia. Namun, kita lihat pada 2015 dan 2016 kita bisa menarik diri. Namun apakah ini sustainbale? Kita lihat seperti apa, apa saja yang dikerjakan Indonesia?" tuturnya di Jakarta, Kamis (10/11/2016).
Darmin mengatakan, pemerintah memulai dengan melakukan reformasi yang sangat penting walaupun tidak menyangkut masyarakat banyak pada saat itu, yakni ketika Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dilakuakn perubahan besar, menjelang akhir 2014.
"Perubahan itu yakni, subsidi di-cut besar-besaran. Memang ada protes di sana sini. Tapi itulah yang harus dilakukan untuk menyelamatkan fiskal kita dari tekanan ekonomi global," kata dia.
Kemudian, anggaran yang sebelumnya digunakan untuk mensubsidi besar-besaran, dialihkan pengeluarannya ke sektor pembangunan infrastruktur dan pengeluaran bantuan sosial.
Selain itu, pemerintah juga menyalurkannya untuk pendidikan. Darmin meyakini, langkah yang sudah diambil pemerintah ini adalah suatu bangunan fondasi untuk membuat ekonomi Indonesia tidak terseret dalam arus pelemahan global sekaligus menunjukkan Indonesia bisa berubah jadi negara yang lebih baik.
"Ini adalah fondasi yang sangat penting yang tidak boleh dianggap remeh. Karena dengan itu Indonesia mulai tunjukkan kepada market bahwa kita akan berubah," pungkas Darmin.
Menurutnya, hal ini dilakukan sejak era kabinet kerja Joko Widodo (Jokowi). Di mana, sejak 2013 ke 2014 Indonesia masih terseret arus global sehingga ekonomi sempat mengalami pelemahan cukup dalam dari berbagai sektor.
"Dari 2013 ke 2014 ke 2015 kita terlihat sudah mulai ditarik oleh arah perkembangan dunia. Namun, kita lihat pada 2015 dan 2016 kita bisa menarik diri. Namun apakah ini sustainbale? Kita lihat seperti apa, apa saja yang dikerjakan Indonesia?" tuturnya di Jakarta, Kamis (10/11/2016).
Darmin mengatakan, pemerintah memulai dengan melakukan reformasi yang sangat penting walaupun tidak menyangkut masyarakat banyak pada saat itu, yakni ketika Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dilakuakn perubahan besar, menjelang akhir 2014.
"Perubahan itu yakni, subsidi di-cut besar-besaran. Memang ada protes di sana sini. Tapi itulah yang harus dilakukan untuk menyelamatkan fiskal kita dari tekanan ekonomi global," kata dia.
Kemudian, anggaran yang sebelumnya digunakan untuk mensubsidi besar-besaran, dialihkan pengeluarannya ke sektor pembangunan infrastruktur dan pengeluaran bantuan sosial.
Selain itu, pemerintah juga menyalurkannya untuk pendidikan. Darmin meyakini, langkah yang sudah diambil pemerintah ini adalah suatu bangunan fondasi untuk membuat ekonomi Indonesia tidak terseret dalam arus pelemahan global sekaligus menunjukkan Indonesia bisa berubah jadi negara yang lebih baik.
"Ini adalah fondasi yang sangat penting yang tidak boleh dianggap remeh. Karena dengan itu Indonesia mulai tunjukkan kepada market bahwa kita akan berubah," pungkas Darmin.
(izz)