MNC Securities Resmikan Galeri Investasi BEI Pelita Bangsa
A
A
A
BEKASI - PT MNC Securities meresmikan Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pelita Bangsa Cikarang di Jalan Inspeksi Kalimalang, Tegal Danas, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi. Galeri investasi ini menjadi yang ke-30 buat MNC Securities, sekaligus merupakan point cabang ke 65 dari total keseluruhan cabang MNC Securities yang tersebar diseluruh Indonesia.
"Keberadaan galeri itu dimaksudkan untuk mendorong mahasiswa agar menjadi pelaku investasi pasar modal," ujar Direktur Investment Banking MNC Securities Dadang Suryanto dalam sambutanya di Aula Kampus STIE Pelita Bangsa Cikarang, Kamis (10/11/2016).
Lebih lanjut dia menjelaskan, kehadiran Galeri Investasi disetiap kampus ini untuk membuktikan komitmen MNC Securities mengembangkan pasar modal Indonesia melalui upaya sosialisasi dan edukasi secara berkesinambungan kepada seluruh masyarakat Indonesia. "Salah satunya kepada kalangan civitas akademika," lanjut dia.
Menurutnya selain untuk menambah investor baru dan memberikan edukasi pasar modal di lingkungan akademisi, yang mana agar mahasiswa tampil menjadi investor pasar modal itu sendiri. Kehadiran Galeri Investasi ini diharapkan dapat memberikan informasi terpadu dimana mahasiswa dapat belajar mengenai pengelolaan keuangan dan investasi didunia pasar modal.
Selain peresmian, juga diselenggarakan kuliah umum mengenai pengenalan pasar modal dari peneliti Bursa Efek Indonesia (BEI) dan pengenalan teknis berinvestasi. "Pengetahuan dan pemahaman tersebut akan menjadi bekal yang baik bagi masa depan mereka," ungkapnya.
Peneliti Senior BEI, Djoko Saptono menambahkan, Galeri Investasi ini sebagai sarana pembelajaraan mahasiswa mengenai pasar modal. Karena, pasar modal masih terus berkembang di Indonesia. "Apalagi jumlah investor dari lokal masih sangat rendah," tambahnya.
Padahal, kata dia, masih banyak peluang dipasar modal yang bisa dimanfaatkan sebagai investor dan sumber pendanaan. Saat ini, kata dia, jumlah investor yang terdata di BEI kebanyakan didominasi oleh warga asing hampir 60%, dan 30% investor Indonesia.
Ketua STIE Pelita Bangsa Cikarang Mardiyana mengatakan, selain untuk mempraktekkan teori dalam bidang perkuliahan, Galeri Investasi BEI tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan lembaga ataupun universitas seperti kampus Pelita Bangsa.
”Beberapa bidang studi memiliki kaitan dengan pasar modal ini, jadi kita dapat kemudahan untuk mempraktekkan teori dalam kelas dengan langsung di galeri tersebut,” katanya.
Sementara dihari yang sama MNC Securities secara terpisah juga memecahkan rekor dunia – Indonesia (MURI) atas ‘Penciptaan Investor Saham Terbanyak dalam Satu Perguruan Tinggi’ melalui kegiatan pembukaan rekening efek terbanyak secara serentak. Yakni sebanyak 3.300 acount di Universitas Nusa Cendana, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dilakukan langsung oleh Direktur Utama MNC Securities, Susy Meilina.
Adapun penandatangan piagam kerjasama Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) dilakukan Direktur Investment Banking MNC Securities, Dadang Suryanto, Peneliti Senior BEI, Djoko Saptono, Ketua STIE Pelita Bangsa Cikarang, Mardiyana. Bahkan, dihadiri Ketu Yayasan Pelita Bangsa RR Koes Indrati Prasetyorini dan Direktur Utama Ticmi Mety Yustianti.
"Keberadaan galeri itu dimaksudkan untuk mendorong mahasiswa agar menjadi pelaku investasi pasar modal," ujar Direktur Investment Banking MNC Securities Dadang Suryanto dalam sambutanya di Aula Kampus STIE Pelita Bangsa Cikarang, Kamis (10/11/2016).
Lebih lanjut dia menjelaskan, kehadiran Galeri Investasi disetiap kampus ini untuk membuktikan komitmen MNC Securities mengembangkan pasar modal Indonesia melalui upaya sosialisasi dan edukasi secara berkesinambungan kepada seluruh masyarakat Indonesia. "Salah satunya kepada kalangan civitas akademika," lanjut dia.
Menurutnya selain untuk menambah investor baru dan memberikan edukasi pasar modal di lingkungan akademisi, yang mana agar mahasiswa tampil menjadi investor pasar modal itu sendiri. Kehadiran Galeri Investasi ini diharapkan dapat memberikan informasi terpadu dimana mahasiswa dapat belajar mengenai pengelolaan keuangan dan investasi didunia pasar modal.
Selain peresmian, juga diselenggarakan kuliah umum mengenai pengenalan pasar modal dari peneliti Bursa Efek Indonesia (BEI) dan pengenalan teknis berinvestasi. "Pengetahuan dan pemahaman tersebut akan menjadi bekal yang baik bagi masa depan mereka," ungkapnya.
Peneliti Senior BEI, Djoko Saptono menambahkan, Galeri Investasi ini sebagai sarana pembelajaraan mahasiswa mengenai pasar modal. Karena, pasar modal masih terus berkembang di Indonesia. "Apalagi jumlah investor dari lokal masih sangat rendah," tambahnya.
Padahal, kata dia, masih banyak peluang dipasar modal yang bisa dimanfaatkan sebagai investor dan sumber pendanaan. Saat ini, kata dia, jumlah investor yang terdata di BEI kebanyakan didominasi oleh warga asing hampir 60%, dan 30% investor Indonesia.
Ketua STIE Pelita Bangsa Cikarang Mardiyana mengatakan, selain untuk mempraktekkan teori dalam bidang perkuliahan, Galeri Investasi BEI tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan lembaga ataupun universitas seperti kampus Pelita Bangsa.
”Beberapa bidang studi memiliki kaitan dengan pasar modal ini, jadi kita dapat kemudahan untuk mempraktekkan teori dalam kelas dengan langsung di galeri tersebut,” katanya.
Sementara dihari yang sama MNC Securities secara terpisah juga memecahkan rekor dunia – Indonesia (MURI) atas ‘Penciptaan Investor Saham Terbanyak dalam Satu Perguruan Tinggi’ melalui kegiatan pembukaan rekening efek terbanyak secara serentak. Yakni sebanyak 3.300 acount di Universitas Nusa Cendana, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dilakukan langsung oleh Direktur Utama MNC Securities, Susy Meilina.
Adapun penandatangan piagam kerjasama Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) dilakukan Direktur Investment Banking MNC Securities, Dadang Suryanto, Peneliti Senior BEI, Djoko Saptono, Ketua STIE Pelita Bangsa Cikarang, Mardiyana. Bahkan, dihadiri Ketu Yayasan Pelita Bangsa RR Koes Indrati Prasetyorini dan Direktur Utama Ticmi Mety Yustianti.
(akr)