Harga Minyak Dunia Jatuh 2% di Tengah Keraguan OPEC
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak mentah dunia pada akhir perdagangan melemah lebih dari 2% setelah Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) mengatakan output Oktober mengalami peningkatan. Kondisi ini diyakini terimbas keraguan apakah rencana pembatasan produksi oleh OPEC dapat tercapai dan mampu mengurangi kelebihan pasokan Internasional.
Dilansir Reuters, Sabtu (12/11/2016) OPEC menerangkan kemarin bahwa output meningkat menjadi 33,64 juta barel per hari (bpd) pada bulan lalu, atau naik sebesar 240.000 bpd dari September. Seperti diketahui OPEC sebelumnya telah mengeluarkan wacana untuk membekukan produksi, namun ditanggapi skeptis investor dan menilai perjanjian apapun tidak akan efektif.
Berdasarkan rekor output Oktober, OPEC diharuskan memangkas hingga satu juta barel per hari untuk kemudian mampu mengurangi produksi antara 32,50 juta bpd dan 33,0 juta bpd. "Faktanya mereka sudah siap untuk melakukan peningkatan produksi, sehingga rencana memotong akan lebih sulit," Wakil Presiden Eksekutif Powerhouse David Thompson.
Tercatat harga minyak mentah berjangka jenis Brent bertahan pada level USD44,75 per barel, atau turun sebesar USD1,09 setara dengan 2,4%. Posisi ini lebih rendah dari Agustus pada level USD44,19. Sedangkan harga minyak berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) mengalami penyusutan USD1,25 atau 2,8% menjadi USD43.41 per barel, membaik dari sebelumnya yang sempat berada di posisi USD43.04.
Harga minyak mentah berjangka telah merugi sejak akhir September lalu, ketika OPEC sepakat untuk mengurangi produksi minyak. Data International Energy Agency (IEA) menunjukkan pasokan global meningkat 800.000 bpd pada bulan Oktober menjadi 97,8 juta bpd. Kelebihan pasokan, pergerakan dolar yang terus bergelombang dan Pilpres AS memberikan tekanan kepada harga minyak.
"Ada begitu banyak minyak yang datang ke pasar. Harga layak sulit berada di sini bahkan mungkin sedikit lebih rendah," terang pelaku pasar Tyche Capital Advisors Tariq Zahir.
Dilansir Reuters, Sabtu (12/11/2016) OPEC menerangkan kemarin bahwa output meningkat menjadi 33,64 juta barel per hari (bpd) pada bulan lalu, atau naik sebesar 240.000 bpd dari September. Seperti diketahui OPEC sebelumnya telah mengeluarkan wacana untuk membekukan produksi, namun ditanggapi skeptis investor dan menilai perjanjian apapun tidak akan efektif.
Berdasarkan rekor output Oktober, OPEC diharuskan memangkas hingga satu juta barel per hari untuk kemudian mampu mengurangi produksi antara 32,50 juta bpd dan 33,0 juta bpd. "Faktanya mereka sudah siap untuk melakukan peningkatan produksi, sehingga rencana memotong akan lebih sulit," Wakil Presiden Eksekutif Powerhouse David Thompson.
Tercatat harga minyak mentah berjangka jenis Brent bertahan pada level USD44,75 per barel, atau turun sebesar USD1,09 setara dengan 2,4%. Posisi ini lebih rendah dari Agustus pada level USD44,19. Sedangkan harga minyak berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) mengalami penyusutan USD1,25 atau 2,8% menjadi USD43.41 per barel, membaik dari sebelumnya yang sempat berada di posisi USD43.04.
Harga minyak mentah berjangka telah merugi sejak akhir September lalu, ketika OPEC sepakat untuk mengurangi produksi minyak. Data International Energy Agency (IEA) menunjukkan pasokan global meningkat 800.000 bpd pada bulan Oktober menjadi 97,8 juta bpd. Kelebihan pasokan, pergerakan dolar yang terus bergelombang dan Pilpres AS memberikan tekanan kepada harga minyak.
"Ada begitu banyak minyak yang datang ke pasar. Harga layak sulit berada di sini bahkan mungkin sedikit lebih rendah," terang pelaku pasar Tyche Capital Advisors Tariq Zahir.
(akr)