PT Sarihusada Eksplorasi Sumber Pangan di Indonesia
A
A
A
MINAHASA - Sebagai negara besar sudah sepatutnya Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan. Untuk itu, PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) menyelenggarakan kegiatan positif mengeksplorasi keberagaman pangan di Tanah Air.
Hal tersebut dilaksanakan melalui program tahunan Jelajah Gizi bersama wartawan dari berbagai media dan bloger serta ahli gizi. Kegiatan ini dimaksudkan guna mengeksplorasi nilai gizi di balik kekayaan pangan khas daerah di Indonesia.
"Kami memilih Sulawesi Utara yang terkenal akan keberagaman kulinernya mulai dari sumber daya laut, sayur-mayur, hingga rempah-rempah dengan cita rasa yang khas sebagai destinasi Jelajah Gizi 2016," ujar Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin di Minahasa, Jumat (18/11/2016).
Menurut Arif, Sarihusada sebagai perusahaan yang memiliki komitmen untuk mendukung kesehatan masyarakat melalui makanan dengan menyediakan produk-produk bergizi dan berkualitas tinggi, juga turut memberikan edukasi mengenai kebutuhan pangan/gizi seimbang dan hidrasi kepada masyarakat.
"Jelajah Gizi merupakan salah satu wujud dari komitmen kami berupa program edukasi tahunan yang kami kemas dengan menarik agar rekan-rekan media dan blogger bisa menyebarluaskan tentang nilai-nilai gizi yang terdapat pada makanan khas Indonesia, dalam hal ini yaitu kuliner khas Minahasa," terangnya.
Berbagai kuliner lokal khas, eksotis dan kaya nutrisi seperti ikan cakalang, colombie, klappertaart, nasi jaha, bubur tinutuan dan sebagainya, merupakan warisan resep tradisional turun-temurun dari generasi sebelumnya yang dipertahankan atau justru diperkaya kandungan nutrisinya. Selain resep turun-temurun, makanan lokal Minahasa pun terkenal dengan penggunaan rempah yang tinggi khasiat.
Salah satunya adalah tumbuhan khas Minahasa yang banyak ditemui di pekarangan rumah dan kerap digunakan sebagai obat tradisional, yaitu Daun Leilem yang antara lain bermanfaat sebagai anti bakteri karies gigi.
Kekayaan sumber pangan Minahasa adalah berkat posisi geografisnya yang berdekatan dengan pegunungan dan perairan sekaligus. Posisinya yang strategis tersebut membuat masyarakat Minahasa bisa mengonsumsi makanan dengan pilihan beragam yang sarat gizi mulai dari sayur mayur, buah-buahan tropis, ikan, hewan berkaki empat, juga aneka unggas.
“Sangatlah penting bagi bangsa Indonesia mengenal dan menghargai kekayaan pangan yang kita miliki. Bukan saja untuk menumbuhkan kebanggaan kita, namun juga memahami bahwa di balik keberagaman pangan dan kekayaan kuliner lokal tersebut terdapat nilai gizi yang tinggi dan kaya manfaat,” tutup Arif Mujahidin.
Jelajah Gizi 2106 Minahasa adalah Jelajah Gizi ke-4 yang telah diselenggarakan oleh Sarihusada. Sebelumnya, Sarihusada telah membedah nilai gizi kuliner khas Gunung Kidul (2012), Pulau Seribu (2013), dan Bali (2015).
Hal tersebut dilaksanakan melalui program tahunan Jelajah Gizi bersama wartawan dari berbagai media dan bloger serta ahli gizi. Kegiatan ini dimaksudkan guna mengeksplorasi nilai gizi di balik kekayaan pangan khas daerah di Indonesia.
"Kami memilih Sulawesi Utara yang terkenal akan keberagaman kulinernya mulai dari sumber daya laut, sayur-mayur, hingga rempah-rempah dengan cita rasa yang khas sebagai destinasi Jelajah Gizi 2016," ujar Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin di Minahasa, Jumat (18/11/2016).
Menurut Arif, Sarihusada sebagai perusahaan yang memiliki komitmen untuk mendukung kesehatan masyarakat melalui makanan dengan menyediakan produk-produk bergizi dan berkualitas tinggi, juga turut memberikan edukasi mengenai kebutuhan pangan/gizi seimbang dan hidrasi kepada masyarakat.
"Jelajah Gizi merupakan salah satu wujud dari komitmen kami berupa program edukasi tahunan yang kami kemas dengan menarik agar rekan-rekan media dan blogger bisa menyebarluaskan tentang nilai-nilai gizi yang terdapat pada makanan khas Indonesia, dalam hal ini yaitu kuliner khas Minahasa," terangnya.
Berbagai kuliner lokal khas, eksotis dan kaya nutrisi seperti ikan cakalang, colombie, klappertaart, nasi jaha, bubur tinutuan dan sebagainya, merupakan warisan resep tradisional turun-temurun dari generasi sebelumnya yang dipertahankan atau justru diperkaya kandungan nutrisinya. Selain resep turun-temurun, makanan lokal Minahasa pun terkenal dengan penggunaan rempah yang tinggi khasiat.
Salah satunya adalah tumbuhan khas Minahasa yang banyak ditemui di pekarangan rumah dan kerap digunakan sebagai obat tradisional, yaitu Daun Leilem yang antara lain bermanfaat sebagai anti bakteri karies gigi.
Kekayaan sumber pangan Minahasa adalah berkat posisi geografisnya yang berdekatan dengan pegunungan dan perairan sekaligus. Posisinya yang strategis tersebut membuat masyarakat Minahasa bisa mengonsumsi makanan dengan pilihan beragam yang sarat gizi mulai dari sayur mayur, buah-buahan tropis, ikan, hewan berkaki empat, juga aneka unggas.
“Sangatlah penting bagi bangsa Indonesia mengenal dan menghargai kekayaan pangan yang kita miliki. Bukan saja untuk menumbuhkan kebanggaan kita, namun juga memahami bahwa di balik keberagaman pangan dan kekayaan kuliner lokal tersebut terdapat nilai gizi yang tinggi dan kaya manfaat,” tutup Arif Mujahidin.
Jelajah Gizi 2106 Minahasa adalah Jelajah Gizi ke-4 yang telah diselenggarakan oleh Sarihusada. Sebelumnya, Sarihusada telah membedah nilai gizi kuliner khas Gunung Kidul (2012), Pulau Seribu (2013), dan Bali (2015).
(dmd)