SAS Indonesia dan i3 Consulting Kolaborasi Lawan Pencucian Uang
A
A
A
JAKARTA - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong institusi finansial memeriksa dengan teliti praktik anti pencucian uang di setiap institusi, dan menerapkan strategi terdepan untuk memonitor data terkait aktivitas terlarang. Untuk itu, SAS Indonesia dan i3 Consulting berkolaborasi melawan aktivitas pencucian uang.
Country Manager SAS Indonesia, Peter Sugiapranata mengemukakan, saat ini Indonesia sedang menghadapi aktivitas pencucian uang yang berimplikasi besar terhadap kestabilan dan integritas keuangan, bahkan dapat berimplikasi pada pembiayaan terorisme.
“Lembaga keuangan diharapkan mampu menyelesaikan tantangan regulasi terkait anti-money laundering tapi di sisi lain bisnis tentu tidak boleh terhambat. Karena itu, dibutuhkan teknologi yang dapat membantu perbankan dalam menjawab tantangan anti-money laundering secara lebih efektif, terstruktur, dan efisien,” ujarnya, dalam keterangan resmi kepada SINDOnews.
Neeraj Tripathi, AML Solution Expert dari i3 Consulting India mengatakan, untuk mendukung penanganan terhadap data, dari pemrosesan big data sampai pada akses dan integrasi terhadap sumber data yang sudah ada, pihaknya memperkenalkan sebuah solusi AML end-to-end. Hal ini mencakup semua langkah yang terlibat dalam proses AML di semua area utama – pengawasan aktivitas mencurigakan, uji kelayakan pelanggan, penyaringan watch list, dan manajemen kasus investigasi.
“AML Select adalah sebuah solusi yang dikembangkan untuk membantu perbankan memenuhi regulasi utama AML dari PPATK dan OJK. Ini adalah solusi yang kuat dan terukur serta sangat mudah disesuaikan dengan setiap kebutuhan bank,” jelasnya.
“Solusi ini akan memenuhi permintaan kepatuhan sebagaimana diatur oleh badan regulasi Indonesia. Mengidentifikasi transaksi mencurigakan berdasarkan skenario, menginvestigasi transaksi mencurigakan, memperoleh laporan aktivitas yang berjalan, dan menyediakan ringkasan dari semua dokumen,” tandas Neeraj.
Country Manager SAS Indonesia, Peter Sugiapranata mengemukakan, saat ini Indonesia sedang menghadapi aktivitas pencucian uang yang berimplikasi besar terhadap kestabilan dan integritas keuangan, bahkan dapat berimplikasi pada pembiayaan terorisme.
“Lembaga keuangan diharapkan mampu menyelesaikan tantangan regulasi terkait anti-money laundering tapi di sisi lain bisnis tentu tidak boleh terhambat. Karena itu, dibutuhkan teknologi yang dapat membantu perbankan dalam menjawab tantangan anti-money laundering secara lebih efektif, terstruktur, dan efisien,” ujarnya, dalam keterangan resmi kepada SINDOnews.
Neeraj Tripathi, AML Solution Expert dari i3 Consulting India mengatakan, untuk mendukung penanganan terhadap data, dari pemrosesan big data sampai pada akses dan integrasi terhadap sumber data yang sudah ada, pihaknya memperkenalkan sebuah solusi AML end-to-end. Hal ini mencakup semua langkah yang terlibat dalam proses AML di semua area utama – pengawasan aktivitas mencurigakan, uji kelayakan pelanggan, penyaringan watch list, dan manajemen kasus investigasi.
“AML Select adalah sebuah solusi yang dikembangkan untuk membantu perbankan memenuhi regulasi utama AML dari PPATK dan OJK. Ini adalah solusi yang kuat dan terukur serta sangat mudah disesuaikan dengan setiap kebutuhan bank,” jelasnya.
“Solusi ini akan memenuhi permintaan kepatuhan sebagaimana diatur oleh badan regulasi Indonesia. Mengidentifikasi transaksi mencurigakan berdasarkan skenario, menginvestigasi transaksi mencurigakan, memperoleh laporan aktivitas yang berjalan, dan menyediakan ringkasan dari semua dokumen,” tandas Neeraj.
(dmd)