Faisal: Holding BUMN Tak Ada Relevansi dengan Ketahanan Energi
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri memandang, pembentukan holding BUMN energi atau migas (minyak dan gas bumi) tidak ada relevansinya dengan ketahanan energi.
Menurutnya pembentukan holding BUMN migas hanya sebatas Pertamina mencaplok PGN karena dalam kurun waktu tertentu energi minyak akan habis.
"Cadangan minyak terus turun, dalam kurun waktu 12 tahun lagi minyak akan habis. Sebelum habis, caplok saja PGN karena potensi cadangan gas masih 38 tahun," katanya.
Namun, menurut Faisal, pengelolaan model manajemen perusahaan antara kedua BUMN tersebut berbeda. Sehingga tidak ada tujuan besar yang dihasilkan dari rencana pembentukan holding BUMN migas.
"Di samping itu, kalau Pertamina jadi holding anak usahanya jadi swasta. Secara otomatis pemerintah tidak bisa lagi intervensi. Padahal tujuan BUMN memberi kemaslahatan," tandasnya.
Menurutnya pembentukan holding BUMN migas hanya sebatas Pertamina mencaplok PGN karena dalam kurun waktu tertentu energi minyak akan habis.
"Cadangan minyak terus turun, dalam kurun waktu 12 tahun lagi minyak akan habis. Sebelum habis, caplok saja PGN karena potensi cadangan gas masih 38 tahun," katanya.
Namun, menurut Faisal, pengelolaan model manajemen perusahaan antara kedua BUMN tersebut berbeda. Sehingga tidak ada tujuan besar yang dihasilkan dari rencana pembentukan holding BUMN migas.
"Di samping itu, kalau Pertamina jadi holding anak usahanya jadi swasta. Secara otomatis pemerintah tidak bisa lagi intervensi. Padahal tujuan BUMN memberi kemaslahatan," tandasnya.
(dmd)