70% LPG Masih Impor, Bos Pertamina Menjawab: Sah-sah Saja

Selasa, 06 Oktober 2020 - 16:15 WIB
loading...
70% LPG Masih Impor, Bos Pertamina Menjawab: Sah-sah Saja
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati menyebutkan telah mengimpor Liquid Petroleum Gas (LPG). Adapun perseroan mengimpor LPG sebanyak 70% yang dilakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Foto/Dok
A A A
JAKARTA - PT Pertamina terus menyediakan pasokan energi untuk masyarakat Indonesia. Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, perseroan terus mengimpor sektor energi untuk kebutuhan masyarakat.

"Kita sebagai BUMN energi melakukan sebagian impor. Itu adalah sah-sah saja karena masih banyak negara yang tergantung impor. Tapi bagaimana kita menyediakan energi untuk masyarakat," ujar Nicke dalam diskusi virtual, Selasa (6/10/2020).

(Baca Juga: Pertamina Jaga Ketersediaan Energi bersama Lebih dari 1,2 Juta Pekerja )

Dia pun menyebutkan telah mengimpor Liquid Petroleum Gas (LPG) . Adapun perseroan mengimpor LPG sebanyak 70% yang dilakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN).

"LPG masih impor oleh karena itu melalui PGN, Pertamina kemudian mendapat penugasan membangunan jaringan pipa gas. Hari ini sudah lebih dari 500 ribu sambungan rumah tangga dan terus akan kita tingkatkan 1 juta di tahun 2024," bebernya.

Kata dia, Pertamina mendorong energi terbarukan seperti bio diesel, bio fuel dan bio avtur. Serta mengoptimalkan geothermal sebagai bahan bakar pengembang geothermal dengan kapasitas terpasang lebih dari 1.000 MW.

(Baca Juga: Harusnya Malu Dong! Orang Kaya Kok Beli Gas Melon & Ngisi Bensin Premium )

"Ke empat sesuai tren ke depan, maka Pertamina bersinergi BUMN lain akan membangun ekosistem EV baterai. Ketika terjadi shifting fosil fuel ke electric vehicle dari Pertamina telah menetapkan transformasi bisnisnya sesuai pertumbuhan demand ke depan," terangnya.

Sambung dia menambahkan, perseroan akan terus memperbaiki infrastruktur agar tidak banyak mengimpor kebutuhan energi untuk masyarakat.

"Dengan negara yang terkenal 170 pulaunya, yang paling penting aksesability yang mana ketersedian aja enggak cukup dimana kita harus membangun infrastruktur agar dapat diakses dari masyarakat," tandasnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1453 seconds (0.1#10.140)