ITB Gelar Peta Jalan Agar Indonesia Jadi Bangsa Pemenang
A
A
A
JAKARTA - Untuk menjadi bangsa pemenang di sektor industri dan manufaktur, diperlukan sebuah guidance (penuntun arah). Untuk itu, Pengurus Pusat Ikatan Alumni-Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) terpanggil membuat peta jalan alias road map pengembangan industri inti yang sesuai dengan DNA Indonesia.
Jalan mulia menuju road map tersebut akan dikonkretkan melalui pertemuan bertajuk Indonesianisme Summit di Ballroom Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta pada Sabtu (10/12/2016).
Ketua Umum Pengurus Pusat IA-ITB, Ridwan Djamaluddin mengatakan, ekonomi Indonesia memang tumbuh cukup baik, yaitu 5,2%. Demikian pula dengan indikator ekonomi lainnya. Namun IA-ITB menilai hal itu belum cukup dan jangan berpuas diri.
“Kita harus memperkuat basis industri agar dapat mengatasi deindustrialisasi dan keluar sebagai bangsa pemenang. Itulah salah satu alasan kami menggelar Indonesianisme Summit,” ujar Ridwan di Jakarta, Jumat (9/12/2016).
Menurutnya, semangat Indonesianisme merupakan semangat mencintai produk Indonesia, membangun sinergi dan membentuk jejaring industri, manufaktur dan infrastuktur antara pemerintah, BUMN, korporasi swasta serta teknopreneur. Hal ini mutlak diperlukan guna membangun Indonesia menjadi bangsa pemenang di sektor industri manufaktur.
Menurut Ridwan, IA-ITB yang memiliki kompetensi dalam bidang teknologi akan terus berupaya istiqomah mendorong bangsa Indonesia menjadi bangsa pemenang yang memiliki daya saing kuat, menguasai teknologi serta dapat mewujudkan ketahanan ekonomi nasional.
Untuk menjadi bangsa pemenang tidak saja dibutuhkan adanya iklim usaha yang kondusif, juga konsistensi dan sikap mental yang kuat dalam mencintai produk buatan lokal, penentuan skala prioritas, peningkatan kapasitas kemampuan teknis hingga pengembangan merek sendiri.
Sekretaris Jenderal IA-ITB Gembong Primadjaya menjelaskan, dalam acara Indonesianisme Summit, pihaknya akan bertanya kepada pemerintah apakah sudah memiliki road map reindustrialisasi. Kalau belum, IA-ITB akan membuat road map tersebut kemudian menyampaikannya sebagai bahan masukan kepada pemerintah.
“IA-ITB akan fokus mencari industri inti yang sesuai dengan DNA Indonesia. Indonesia misalnya sangat potensial mengembangkan industri berbasis pertanian dan energi, baik substitusi impor maupun berorientasi ekspor. Indonesia juga memiliki keunggulan di bidang industri transportasi, industri berbasis budaya, industri kreatif serta industri digital,” paparnya.
Acara Indonesianisme Summit akan diisi dengan berbagai kegiatan menarik. Tidak hanya diisi forum diskusi, juga pameran karya-karya korporasi swasta, BUMN, dan teknopreneur yang sejalan dengan semangat Indonesianisme. Termasuk sesi pendatanganan kontrak dan kisah sukses korporasi yang telah menjadi pemenang di sektor industri.
Forum diskusi yang menampilkan pihak pemerintah, swasta dan pelaku industri akan dibagi dalam tiga sesi. Sesi pertama mengenai “Sinergi kebijakan untuk memperkuat daya saing dan struktur industri nasional” dengan pembicara Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar.
Sesi kedua mengenai “Penguatan daya saing dan militansi Talenta Indonesia dengan berbasis kearifan lokal” dengan pembicara Menteri Sekretaris Negara Pramono Anung, Menteri Pariwisata Arif Yahya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
Sedangkan pada sesi ketiga membahas “Strategi Bangsa Pemenang di Sektor Industri”. Selain sesi diskusi, Indonesianisme Summit menggelar menggelar paparan rencana aksi Indonesianisme di industri energi, infrastruktur dan transportasi, industri digital, serta industri kreatif berbasis budaya.
Indonesia Summit merupakan puncak dari bentuk kepedulian IA-ITB yang telah dilakukan sepanjang 2016 ini, dalam mencapai harapan menjadi bangsa pemenang. Bermula pada Mei lalu dengan mengambil momentum Hari Kebangkitan Nasional, IA ITB telah menggelar Dialog Peradaban bertema “Bersatu Menjadi Bangsa Pemenang”.
Berlanjut dengan diterimanya pengurus IA-ITB oleh Presiden Joko Widodo pada November 2016 lalu. Saat itu, Presiden menyampaikan beberapa arahan terkait dengan kebijakan reindustrialisasi, menggairahkan kembali kegiatan industri, antara lain perlunya sentuhan teknologi untuk produk-produk kemasyarakatan, dukungan terhadap mini hydro dan pengembangan industri yang memiliki daya ungkit besar.
Jalan mulia menuju road map tersebut akan dikonkretkan melalui pertemuan bertajuk Indonesianisme Summit di Ballroom Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta pada Sabtu (10/12/2016).
Ketua Umum Pengurus Pusat IA-ITB, Ridwan Djamaluddin mengatakan, ekonomi Indonesia memang tumbuh cukup baik, yaitu 5,2%. Demikian pula dengan indikator ekonomi lainnya. Namun IA-ITB menilai hal itu belum cukup dan jangan berpuas diri.
“Kita harus memperkuat basis industri agar dapat mengatasi deindustrialisasi dan keluar sebagai bangsa pemenang. Itulah salah satu alasan kami menggelar Indonesianisme Summit,” ujar Ridwan di Jakarta, Jumat (9/12/2016).
Menurutnya, semangat Indonesianisme merupakan semangat mencintai produk Indonesia, membangun sinergi dan membentuk jejaring industri, manufaktur dan infrastuktur antara pemerintah, BUMN, korporasi swasta serta teknopreneur. Hal ini mutlak diperlukan guna membangun Indonesia menjadi bangsa pemenang di sektor industri manufaktur.
Menurut Ridwan, IA-ITB yang memiliki kompetensi dalam bidang teknologi akan terus berupaya istiqomah mendorong bangsa Indonesia menjadi bangsa pemenang yang memiliki daya saing kuat, menguasai teknologi serta dapat mewujudkan ketahanan ekonomi nasional.
Untuk menjadi bangsa pemenang tidak saja dibutuhkan adanya iklim usaha yang kondusif, juga konsistensi dan sikap mental yang kuat dalam mencintai produk buatan lokal, penentuan skala prioritas, peningkatan kapasitas kemampuan teknis hingga pengembangan merek sendiri.
Sekretaris Jenderal IA-ITB Gembong Primadjaya menjelaskan, dalam acara Indonesianisme Summit, pihaknya akan bertanya kepada pemerintah apakah sudah memiliki road map reindustrialisasi. Kalau belum, IA-ITB akan membuat road map tersebut kemudian menyampaikannya sebagai bahan masukan kepada pemerintah.
“IA-ITB akan fokus mencari industri inti yang sesuai dengan DNA Indonesia. Indonesia misalnya sangat potensial mengembangkan industri berbasis pertanian dan energi, baik substitusi impor maupun berorientasi ekspor. Indonesia juga memiliki keunggulan di bidang industri transportasi, industri berbasis budaya, industri kreatif serta industri digital,” paparnya.
Acara Indonesianisme Summit akan diisi dengan berbagai kegiatan menarik. Tidak hanya diisi forum diskusi, juga pameran karya-karya korporasi swasta, BUMN, dan teknopreneur yang sejalan dengan semangat Indonesianisme. Termasuk sesi pendatanganan kontrak dan kisah sukses korporasi yang telah menjadi pemenang di sektor industri.
Forum diskusi yang menampilkan pihak pemerintah, swasta dan pelaku industri akan dibagi dalam tiga sesi. Sesi pertama mengenai “Sinergi kebijakan untuk memperkuat daya saing dan struktur industri nasional” dengan pembicara Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar.
Sesi kedua mengenai “Penguatan daya saing dan militansi Talenta Indonesia dengan berbasis kearifan lokal” dengan pembicara Menteri Sekretaris Negara Pramono Anung, Menteri Pariwisata Arif Yahya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
Sedangkan pada sesi ketiga membahas “Strategi Bangsa Pemenang di Sektor Industri”. Selain sesi diskusi, Indonesianisme Summit menggelar menggelar paparan rencana aksi Indonesianisme di industri energi, infrastruktur dan transportasi, industri digital, serta industri kreatif berbasis budaya.
Indonesia Summit merupakan puncak dari bentuk kepedulian IA-ITB yang telah dilakukan sepanjang 2016 ini, dalam mencapai harapan menjadi bangsa pemenang. Bermula pada Mei lalu dengan mengambil momentum Hari Kebangkitan Nasional, IA ITB telah menggelar Dialog Peradaban bertema “Bersatu Menjadi Bangsa Pemenang”.
Berlanjut dengan diterimanya pengurus IA-ITB oleh Presiden Joko Widodo pada November 2016 lalu. Saat itu, Presiden menyampaikan beberapa arahan terkait dengan kebijakan reindustrialisasi, menggairahkan kembali kegiatan industri, antara lain perlunya sentuhan teknologi untuk produk-produk kemasyarakatan, dukungan terhadap mini hydro dan pengembangan industri yang memiliki daya ungkit besar.
(ven)