Proyek Mini Hydro di Garut Gunakan Turbin Buatan Lokal

Minggu, 11 Desember 2016 - 16:21 WIB
Proyek Mini Hydro di...
Proyek Mini Hydro di Garut Gunakan Turbin Buatan Lokal
A A A
JAKARTA - Para alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) memberikan sumbangsih nyata untuk pembangunan Indonesia. Hal itu terlihat dari kesuksesan gelaran Indonesianisme Summit yang diselenggarakan Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) di Grand Sahid Jaya Jakarta, kemarin.

Selain sukses dalam sejumlah diskusi yang menghadirkan pembicara kompeten, ada juga penandatangan kerja sama pengadaan energi listrik antara Bahtera Project dan PLN Distribusi Jawa Barat.

Marketing Director Hidro Turbin Indonesia Ismaryanto mengatakan, untuk memasok listrik kepada PLN Distribusi Jawa Barat, Bahtera Project akan membangun pembangkit listrik mini hydro dengan kapasitas 2x2 megawatt di Garut, Jawa Barat. Diperkirakan pembangunan tersebut akan rampung dalam waktu dua tahun.

"Projek mini hidro tersebut akan menggunakan turbin air yang diproduksi HITI (Hidro Turbin Indonesia). Turbin air ini merupakan produk dalam negeri yang dihasilkan oleh HITI, perusahaan yang dikembangkan tiga orang alumni ITB," ujar Ismaryanto, alumni ITB tahun 1990 jurusan Teknik Mesin.

Penandatangan MoU pembelian listrik tersebut merupakan bentuk dukungan konkret terhadap pengembangan produk dalam negeri, sesuai semangat Indonesianisme Summit yakni untuk mencintai produksi Indonesia dan spirit untuk menggalang sinergi dan membentuk jaringan industri antara pemerintah, BUMN, korporasi swasta dan tecnopreneur.

Kehadiran sejumlah menteri dalam acara MoU pembelian listrik di Indonesianisme Summit juga dapat menjadi "branding" bahwa produk Indonesia memiliki daya saing kuat, sehingga bisa bersaing dengan produk-produk sejenis dari luar negeri.

Turut menyaksikan acara MoU pembelian listrik itu, antara lain Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Wakil Menteri ESDM Arcandra Thahar, dan Ketua IA-ITB Ridwan Djamaluddin.

Selama ini, ungkap dia, kebutuhan untuk proyek pembangkit listrik mini hydro banyak diimpor dari China, India dan negara-negara Eropa Timur.

"Kami, alumni ITB tergerak untuk mengembangkan turbin air dan peralatan lainnya karena sebetulnya putera Indonesia sudah menguasai teknologinya. Dan materialnya juga sudah tersedia di negara kita. Itu sebabnya kami mendirikan HITI dengan tujuan merebut pasar di Indonesia yang selama ini dikuasai produk-produk impor," imbuhnya.

Menurutnya, pembangkit mini hydro dengan kapasitas 1-10 MW tersebut banyak dikembangkan developer di daerah Garut, kawasan Danau Toba, Sulawesi, dan Papua.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, sebenarnya Indonesia sudah memiliki industri yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi industri inti karena selama ini sektor-sektor itu sudah menjadi juara di pasar dalam negeri maupun ekspor seperti industri makanan dan minuman.

Pada kesempatan yang sama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan, sudah saatnya Indonesia sebagai bangsa besar dan pasar yang besar pula untuk menunjukkan keberpihakannya kepada industri dalam negeri.

"Kami di Kementerian Perhubungan akan berupaya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada industri alat angkut di dalam negeri seperti PT INKA, PT PAL, PT DI untuk memanfaatkan peluang pasar yang ada," ujar Airlangga.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0624 seconds (0.1#10.140)