Bekraf Bertekad Menduniakan Soto
A
A
A
JAKARTA - Badan Ekonomi Kreatif Indonesiia (Bekraf) berkeinginan untuk menduniakan rasa soto. Saat ini soto dianggap mewakili kuliner Nusantara, karena selain rasanya khas, juga penyebutannya yang mudah diingat.
"Kami komitmen memajukan kuliner Indonesia. Jangan sampai kuliner kita hanya mampu bersaing di dalam negeri sendiri. Saatnya kita 'berbicara' di pasar mancanegara. Soto dianggap mewakili cita rasa kuliner Nusantara karena daerah Nusantara dari barat sampai timur hampir semuanya punya soto. Namanya juga mudah disebutkan," kata Ketua Bekraf Triawan Munaf saat membuka kegiatan Kreatifood 2016 di Plaza Selatan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (11/12/2016).
Bekraf sudah merancang sejak lama untuk mewujudkan soto mendunia. Mulai dari membentuk forum discussion group dan mengundang para pakar kuliner.
"Kami ingin ada soto yang ditawarkan mengundang selera masyarakat luar. Kami sudah melakukan pengenalan soto kepada pecinta kuliner mancanegara. Belum lama ini ke Korea Selatan, sebelumnya juga ke Jerman. Responsnya sangat bagus," ujar dia.
Dia menuturkan, ada standar kuliner internasional yang harus dipenuhi agar mereka tertarik. Misalnya bagaimana kebersihan mencuci piring atau cara penyajian. Pihaknya juga mendorong ada cita rasa soto yang baru. "Pokoknya kami ingin soto mendunia. Dan kami serius untuk mewujudkannya," ucapnya.
Hal tersebut dibenarkan Pemasaran Dalam Negeri Bekraf Sappe Sirait. Bekraf menargetkan tahun depan kuliner khas Nusantara bisa mendunia. "Kami serius memggarap kuliner sebagai salah satu kekuatan ekonomi kreatif Indonesia. Ccara ini (Kreatifood 2016) adalah salah satu upaya kami mengenalkan kuliner nusantara ke masyarakat," kata Sappe.
Pihaknya sangat serius mengangkat soto ke kancah kuliner internasional. Karena itu saat ini sedang merancang regulasi dan menciptakan soto yang memiliki daya saing mancanegara. "Tapi ini membutuhkan kerja semua pihak. Bukan hanya pemerintah atau pelaku usaha kuliner, tapi kerja sama semua pihak dan harus berkesinambungan," ujar dia.
Sementara itu, Sisca, Ketua Asosiasi Chef Indonesia menyatakan dukungannya terhadap pemerintah dalam memajukan kuliner Indonesia. "Terima kasih pemerintah sudah memerhatikan kuliner Nusantara. Kami tertarik terlibat di dalamnya. Bersam, kita mendunia," ucapnya.
Deputi IV Pemasaran Bekraf Joshu Puji Mulya Simanjuntak mengatakan, Bekraf juga mendukung food startup guna menyokong ide kuliner usaha baru. Dukungan diberikan dalam bentuk bimbingan sampai bantuan modal.
"Mereka kami undang ke Jakarta untuk merealisasikan ide kulinernya di Jakarta," ujar Joshua.
Pada kesempatan itu Bekraf menyatakan kuliner menjadi salah satu dari tiga kekuatan ekonomi kreatif. "Ada fashion, kriya, dan kuliner. Sementara di dunia kreatif ada 16 subsektor," pungkasnya.
"Kami komitmen memajukan kuliner Indonesia. Jangan sampai kuliner kita hanya mampu bersaing di dalam negeri sendiri. Saatnya kita 'berbicara' di pasar mancanegara. Soto dianggap mewakili cita rasa kuliner Nusantara karena daerah Nusantara dari barat sampai timur hampir semuanya punya soto. Namanya juga mudah disebutkan," kata Ketua Bekraf Triawan Munaf saat membuka kegiatan Kreatifood 2016 di Plaza Selatan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (11/12/2016).
Bekraf sudah merancang sejak lama untuk mewujudkan soto mendunia. Mulai dari membentuk forum discussion group dan mengundang para pakar kuliner.
"Kami ingin ada soto yang ditawarkan mengundang selera masyarakat luar. Kami sudah melakukan pengenalan soto kepada pecinta kuliner mancanegara. Belum lama ini ke Korea Selatan, sebelumnya juga ke Jerman. Responsnya sangat bagus," ujar dia.
Dia menuturkan, ada standar kuliner internasional yang harus dipenuhi agar mereka tertarik. Misalnya bagaimana kebersihan mencuci piring atau cara penyajian. Pihaknya juga mendorong ada cita rasa soto yang baru. "Pokoknya kami ingin soto mendunia. Dan kami serius untuk mewujudkannya," ucapnya.
Hal tersebut dibenarkan Pemasaran Dalam Negeri Bekraf Sappe Sirait. Bekraf menargetkan tahun depan kuliner khas Nusantara bisa mendunia. "Kami serius memggarap kuliner sebagai salah satu kekuatan ekonomi kreatif Indonesia. Ccara ini (Kreatifood 2016) adalah salah satu upaya kami mengenalkan kuliner nusantara ke masyarakat," kata Sappe.
Pihaknya sangat serius mengangkat soto ke kancah kuliner internasional. Karena itu saat ini sedang merancang regulasi dan menciptakan soto yang memiliki daya saing mancanegara. "Tapi ini membutuhkan kerja semua pihak. Bukan hanya pemerintah atau pelaku usaha kuliner, tapi kerja sama semua pihak dan harus berkesinambungan," ujar dia.
Sementara itu, Sisca, Ketua Asosiasi Chef Indonesia menyatakan dukungannya terhadap pemerintah dalam memajukan kuliner Indonesia. "Terima kasih pemerintah sudah memerhatikan kuliner Nusantara. Kami tertarik terlibat di dalamnya. Bersam, kita mendunia," ucapnya.
Deputi IV Pemasaran Bekraf Joshu Puji Mulya Simanjuntak mengatakan, Bekraf juga mendukung food startup guna menyokong ide kuliner usaha baru. Dukungan diberikan dalam bentuk bimbingan sampai bantuan modal.
"Mereka kami undang ke Jakarta untuk merealisasikan ide kulinernya di Jakarta," ujar Joshua.
Pada kesempatan itu Bekraf menyatakan kuliner menjadi salah satu dari tiga kekuatan ekonomi kreatif. "Ada fashion, kriya, dan kuliner. Sementara di dunia kreatif ada 16 subsektor," pungkasnya.
(izz)