Permintaan Minyak Rendah, OPEC Percuma Pangkas Produksi
A
A
A
JAKARTA - Langkah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (Organization of Petroleum Exporting Countries/OPEC) untuk membatasi produksi minyak anggota mereka yang kemudian diikuti negara pengekspor minyak non-OPEC diyakini tidak akan lantas menaikkan harga minyak dunia secara signifikan. Pasalnya harga minyak dunia tidak hanya dipengaruhi oleh pasokan, tapi juga permintaan.
Seperti diketahui pelemahan harga minyak dunia belakangan ini disebabkan dua hal yakni produksi yang meningkat untuk kemudian membanjirnya pasokan Internasional, ditambah melemahnya permintaan dunia. Hal ini seiring dengan meningkatnya kesadaran global akan penggunaan energi baru dan terbarukan.
Direktur Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Indonesia (Indonesia Petroleum Association/IPA) Ignatius Tenny Wibowo mengungkapkan apa yang dilakukan negara-negara eksportir minyak tersebut barulah sedikit mengurangi produksinya. Menurutnya harga minyak baru akan terkerek signifikan, jika ada permintaan dalam jumlah yang besar sementara produksinya dipangkas.
"Ini baru pengurangan sedikit. Kalau ada musim dingin terus produksi sedikit dan permintaan banyak mungkin iya. Tapi kayaknya belum akan kesana," paparnya saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (12/12/2016).
(Baca Juga: Pengusaha Ragu Kesepakatan OPEC Bakal Terus Dongkrak Harga Minyak)
Lebih lanjut dia meragukan kebijakan pembekuan produksi minyak dalam upaya mengendalikan pasokan Internasional yang dilakukan OPEC akan berjalan lancar, karena belum teruji akan bertahan lama. Dia menambahkan keputusan OPEC terkait pengurangan produksi tersebut belum tentu akan bersifat jangka panjang.
"Karena kita tidak tahu reaksi yang lain seperti apa. Kalau saat ini saya pikir tidak ya (naik signifikan). Karena enggak ada yang fundamental sekali yang berubah," terang dia.
Sebelumnya Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution juga mengatakan hal serupa bahwa keputusan OPEC untuk mengurangi produksi mereka sebesar 1,2 juta barel per hari tidak akan membuat harga minyak melonjak secara drastis di tahun depan. "Jangan terlalu buru-buru. Masih harus dilihat seberapa efektif. Harganya naik. Tapi naiknya tidak di luar perkiraan," terang Darmin.
Seperti diketahui pelemahan harga minyak dunia belakangan ini disebabkan dua hal yakni produksi yang meningkat untuk kemudian membanjirnya pasokan Internasional, ditambah melemahnya permintaan dunia. Hal ini seiring dengan meningkatnya kesadaran global akan penggunaan energi baru dan terbarukan.
Direktur Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Indonesia (Indonesia Petroleum Association/IPA) Ignatius Tenny Wibowo mengungkapkan apa yang dilakukan negara-negara eksportir minyak tersebut barulah sedikit mengurangi produksinya. Menurutnya harga minyak baru akan terkerek signifikan, jika ada permintaan dalam jumlah yang besar sementara produksinya dipangkas.
"Ini baru pengurangan sedikit. Kalau ada musim dingin terus produksi sedikit dan permintaan banyak mungkin iya. Tapi kayaknya belum akan kesana," paparnya saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (12/12/2016).
(Baca Juga: Pengusaha Ragu Kesepakatan OPEC Bakal Terus Dongkrak Harga Minyak)
Lebih lanjut dia meragukan kebijakan pembekuan produksi minyak dalam upaya mengendalikan pasokan Internasional yang dilakukan OPEC akan berjalan lancar, karena belum teruji akan bertahan lama. Dia menambahkan keputusan OPEC terkait pengurangan produksi tersebut belum tentu akan bersifat jangka panjang.
"Karena kita tidak tahu reaksi yang lain seperti apa. Kalau saat ini saya pikir tidak ya (naik signifikan). Karena enggak ada yang fundamental sekali yang berubah," terang dia.
Sebelumnya Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution juga mengatakan hal serupa bahwa keputusan OPEC untuk mengurangi produksi mereka sebesar 1,2 juta barel per hari tidak akan membuat harga minyak melonjak secara drastis di tahun depan. "Jangan terlalu buru-buru. Masih harus dilihat seberapa efektif. Harganya naik. Tapi naiknya tidak di luar perkiraan," terang Darmin.
(akr)