Kepemilikan Aset Diminta Jadi Sorotan Partai Perindo
A
A
A
JAKARTA - Kepala Ekonom PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Anggito Abimanyu menilai, misi Partai Perindo untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat dimulai dengan menyoroti masalah kepemilikan aset di Indonesia. Pasalnya, selama ini kepemilikan aset hanya dikuasai oleh sekelompok pemilik modal sehingga pemerataan ekonomi pun tidak terjadi.
(Baca Juga: Indef: Gerobak Gratis Perindo Lebih Konkret dari KIS)
Dia mencontohkan, tanah yang ada di Jakarta selama ini dikuasai oleh beberapa perusahaan kakap di antaranya Agung Podomoro Group, Saleh Group, Lippo Group, Sinarmas, dan BSD City. Akibatnya, masyarakat biasa pun menjadi tersingkirkan dan kesempatan mereka memilliki lahan di Jakarta tidak bisa diwujudkan.
"Apapun yang dibangun, selama kepemilikan aset itu hanya dimiliki oleh sekelompok orang tertentu sulit sekali untuk memeratakan hasil-hasil pertumbuhan ekonomi," katanya dalam acara Diskusi Pemikiran Ekonomi HT Dalam Dua Buku di Auditorium Gedung SINDO, Jakarta, Selasa (13/12/2016).
(Baca Juga: Sasar Masyarakat Kecil, HT Patahkan Stigma Tebar Janji)
Mantan pejabat Kementerian Agama ini menambahkan, perusahaan startup digital yang ada di Indonesia pun juga hanya dikuasai oleh beberapa perusahaan besar saja seperti Emtek, Ciputra, Saleh Group, Bakrie, Medco, ataupun Kompas Gramedia. Akibatnya, masyarakat yang berniat membangun perusahaan startup pun menjadi kalah saing dari mereka yang memilliki modal besar.
"Kan sekarang ekonomi kita digerakkan oleh sektor jasa. Apa akan dikonsentrasikan kepemilikannya oleh sekelompok pemilik modal atau bisa meredistribusikan," paparnya.
(Baca Juga: Indef: Gerobak Gratis Perindo Lebih Konkret dari KIS)
Dia mencontohkan, tanah yang ada di Jakarta selama ini dikuasai oleh beberapa perusahaan kakap di antaranya Agung Podomoro Group, Saleh Group, Lippo Group, Sinarmas, dan BSD City. Akibatnya, masyarakat biasa pun menjadi tersingkirkan dan kesempatan mereka memilliki lahan di Jakarta tidak bisa diwujudkan.
"Apapun yang dibangun, selama kepemilikan aset itu hanya dimiliki oleh sekelompok orang tertentu sulit sekali untuk memeratakan hasil-hasil pertumbuhan ekonomi," katanya dalam acara Diskusi Pemikiran Ekonomi HT Dalam Dua Buku di Auditorium Gedung SINDO, Jakarta, Selasa (13/12/2016).
(Baca Juga: Sasar Masyarakat Kecil, HT Patahkan Stigma Tebar Janji)
Mantan pejabat Kementerian Agama ini menambahkan, perusahaan startup digital yang ada di Indonesia pun juga hanya dikuasai oleh beberapa perusahaan besar saja seperti Emtek, Ciputra, Saleh Group, Bakrie, Medco, ataupun Kompas Gramedia. Akibatnya, masyarakat yang berniat membangun perusahaan startup pun menjadi kalah saing dari mereka yang memilliki modal besar.
"Kan sekarang ekonomi kita digerakkan oleh sektor jasa. Apa akan dikonsentrasikan kepemilikannya oleh sekelompok pemilik modal atau bisa meredistribusikan," paparnya.
(akr)