Harga Minyak Jatuh Seiring Kenaikan Persediaan Minyak AS
A
A
A
SINGAPURA - Harga si emas hitam pada perdagangan Rabu ini jatuh, menyusul laporan kenaikan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS). Selain itu, data terbaru mengatakan OPEC telah memproduksi lebih banyak minyak mentah pada bulan November kemarin melebihi dari perkiraan sebelumnya. Hal ini berpotensi merusak program pemotongan produksi yang digadang-gadang selama ini.
Melansir dari Reuters, Rabu (14/12/2016), patokan minyak berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 69 sen atau 1,3% ke USD52,29 per barel pada pukul 01:01 GMT. Minyak mentah berjangka Brent International turun 62 sen atau 1,1% ke level USD55,10 per barel.
Para pedagang mengatakan penurunan harga minyak menyusul laporan kenaikan persediaan minyak mentah AS. Dan pasar masih fokus terhadap rencana kenaikan suku bunga AS, yang kemungkinan mendukung penguatan dolar AS (USD). Hal ini dapat membuat impor bahan bakar yang diperdagangkan menggunakan USD lebih mahal bagi negara-negara yang menggunakan mata uang lainnya.
"Brent dan WTI sedikit lebih rendah semalam karena data persediaan minyak mentah Amerika Serikat yang lebih tinggi. Menunjukkan peningkatan tidak terduga yaitu lebih tinggi 4,7 juta barel," ujar Jeffrey Halley Sr, analis pasar di Oanda di Singapura.
Para pedagang juga mengatakan harga yang kembali tertekan akibat laporan dari Badan Energi Internasional (IEA) yang menyatakan bahwa klub produsen minyak Timur Tengah yang tergabung dalam OPEC, telah memproduksi sekitar 34,2 juta barel per hari pada bulan November yang lebih tinggi 500.000 barel per hari dari perkiraan sebelumnya.
Jika laporan IEA benar, hal itu akan melemahkan upaya Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen non-OPEC Rusia dalam memotong produksi 1,8 juta barel per hari demi mengakhiri dua tahun kelebihan pasokan dan harga yang rendah.
IEA mengatakan pasokan minyak global pada November kemarin telah menembus rekor 98,2 juta barel per hari. Pencapaian ini melawan ekspektasi 96,9 juta barel per hari dari permintaan minyak global untuk kuartal IV 2016.
Melansir dari Reuters, Rabu (14/12/2016), patokan minyak berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 69 sen atau 1,3% ke USD52,29 per barel pada pukul 01:01 GMT. Minyak mentah berjangka Brent International turun 62 sen atau 1,1% ke level USD55,10 per barel.
Para pedagang mengatakan penurunan harga minyak menyusul laporan kenaikan persediaan minyak mentah AS. Dan pasar masih fokus terhadap rencana kenaikan suku bunga AS, yang kemungkinan mendukung penguatan dolar AS (USD). Hal ini dapat membuat impor bahan bakar yang diperdagangkan menggunakan USD lebih mahal bagi negara-negara yang menggunakan mata uang lainnya.
"Brent dan WTI sedikit lebih rendah semalam karena data persediaan minyak mentah Amerika Serikat yang lebih tinggi. Menunjukkan peningkatan tidak terduga yaitu lebih tinggi 4,7 juta barel," ujar Jeffrey Halley Sr, analis pasar di Oanda di Singapura.
Para pedagang juga mengatakan harga yang kembali tertekan akibat laporan dari Badan Energi Internasional (IEA) yang menyatakan bahwa klub produsen minyak Timur Tengah yang tergabung dalam OPEC, telah memproduksi sekitar 34,2 juta barel per hari pada bulan November yang lebih tinggi 500.000 barel per hari dari perkiraan sebelumnya.
Jika laporan IEA benar, hal itu akan melemahkan upaya Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen non-OPEC Rusia dalam memotong produksi 1,8 juta barel per hari demi mengakhiri dua tahun kelebihan pasokan dan harga yang rendah.
IEA mengatakan pasokan minyak global pada November kemarin telah menembus rekor 98,2 juta barel per hari. Pencapaian ini melawan ekspektasi 96,9 juta barel per hari dari permintaan minyak global untuk kuartal IV 2016.
(ven)