Cerita Besar Donald Trump dan Kenaikan Suku Bunga AS
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Doddy Ariefianto mengungkapkan, cerita besar kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) membuat banyak aset negara berkembang seperti mata uang rontok. Indonesia dan rupiah pun tak lepas dari fenomena tersebut.
"Jadi, ini tidak diekspektasi sama sekali Trump menang dan akan bawa cerita besar sesaat dia menang, mayoritas aset di negara berkembang rontok, yield dolar ke rupiah," ujarnya di Jakarta, Rabu (14/12/2016).
Menurutnya, dampak ini masih berlaku sampai sekarang. Ada sebuah indikator ketika risiko di negara maju meningkat maka membuat ketidakpastian di negara maju tersebut.
Sementara, lanjut dia, kondisi saat ini sudah berubah, ketidakpastian di negara maju sudah turun dan pindah ke negara berkembang. Pengaruhnya ke Indonesia dinilainya tidak bisa dipastikan secara pasti.
"Kalau kita banyak ekspor ke AS tentu kita akan jadi rentan. Lalu jika kita andalkan yield dana yang ada di global mengalir kemana-mana, simpel cari return, begitu return enggak ada, mereka lari, hal yang tergantung itu akan rentan buat Indonesia," jelas Doddy.
Di sisi lain, terkait kebijakan Trump, Doddy menyampaikan, akan lebih mengutamakan Amerika Serikat atau proteksionis. Maka, peluang suku bunga Bank Sentral AS kemungkinan besar akan naik.
"Bank Sentral AS, Trump kebijakannya America first, apapun untuk meningkatkan PDB dan akan over heating. Suku bunga akan naik dan tarik dari negara lain termasuk Indonesia. Sebulan terakhir hampir keluar USD3 miliar dari Indonesia," ujar dia.
"Jadi, ini tidak diekspektasi sama sekali Trump menang dan akan bawa cerita besar sesaat dia menang, mayoritas aset di negara berkembang rontok, yield dolar ke rupiah," ujarnya di Jakarta, Rabu (14/12/2016).
Menurutnya, dampak ini masih berlaku sampai sekarang. Ada sebuah indikator ketika risiko di negara maju meningkat maka membuat ketidakpastian di negara maju tersebut.
Sementara, lanjut dia, kondisi saat ini sudah berubah, ketidakpastian di negara maju sudah turun dan pindah ke negara berkembang. Pengaruhnya ke Indonesia dinilainya tidak bisa dipastikan secara pasti.
"Kalau kita banyak ekspor ke AS tentu kita akan jadi rentan. Lalu jika kita andalkan yield dana yang ada di global mengalir kemana-mana, simpel cari return, begitu return enggak ada, mereka lari, hal yang tergantung itu akan rentan buat Indonesia," jelas Doddy.
Di sisi lain, terkait kebijakan Trump, Doddy menyampaikan, akan lebih mengutamakan Amerika Serikat atau proteksionis. Maka, peluang suku bunga Bank Sentral AS kemungkinan besar akan naik.
"Bank Sentral AS, Trump kebijakannya America first, apapun untuk meningkatkan PDB dan akan over heating. Suku bunga akan naik dan tarik dari negara lain termasuk Indonesia. Sebulan terakhir hampir keluar USD3 miliar dari Indonesia," ujar dia.
(izz)