Impor Barang Konsumsi Meningkat Bikin Swasembada Tersendat
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor bahan baku/penolong dan barang modal pada periode Januari-November 2016 mengalami penurunan masing-masing sebesar USD6.658,4 juta (6,77%) dan USD2.378,2 juta (10,57%) dibanding periode sama tahun lalu. Namun, impor golongan barang konsumsi meningkat USD1.277,6 juta atau 13,07%.
(Baca: BPS Catat Neraca Perdagangan November Surplus USD840 Juta)
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, tingginya impor bahan konsumsi karena ada beberapa komoditas yang tidak bisa dipenuhi hanya dari dalam negeri. Beberapa di antaranya yakni gandum dan bawang putih.
"Impor barang konsumsi tinggi, kita ada barang-barang konsumsi yang mau tak mau harus impor seperti gandum, bawang putih, dan sapi. Swasembada masih keteteran, gandum enggak mungkin dari dalam negeri, bawang putih mungkin tapi praktiknya tak jalan. Itu tak terhindarkan, jadi mau enggak mau harus diimpor," terangnya di Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Dia menuturkan, golongan penggunaan barang ekonomi selama November 2016 berupa golongan bahan baku/penolong memberikan peranan terbesar pada impor hingga sebesar 75,54% dengan nilai USD9.561,2 juta.
Berikutnya impor barang modal 16,32% (USD2.065,9 juta), dan impor barang konsumsi sebesar 8,14% (USD1.030,4 juta). "Lalu turunnya barang modal dan barang baku, ini lebih karena dampak penurunan harga minyak dunia," kata Sasmito.
Tercatat, nilai impor Indonesia November 2016 mencapai USD12.66 miliar atau naik 10,00% dibanding Oktober 2016. Demikian pula jika dibanding November 2015 yang naik 9,88%.
Impor nonmigas November 2016 mencapai USD10,90 miliar atau naik 9,39% dibanding Oktober 2016. Demikian pula dibandingkan November 2015 yang naik 10,31%.
Kemudian, impor migas November 2016 mencapai USD1,76 miliar atau naik 13,89% dibanding Oktober 2016. Demikian pula dibanding November 2015 naik 7,27%.
Sementara, secara kumulatif nilai impor Januari-November 2016 mencapai USD122,86 miliar atau turun 5,94% dibanding periode sama tahun lalu. Kumulatif nilai impor terdiri dari impor migas USD17,07 miliar (turun 25,17%) dan nonmigas USD105,79 miliar (turun 1,87%).
Selain itu, peningkatan impor nonmigas terbesar November 2016 adalah golongan mesin dan peralatan listrik sebesar USD210,3 juta (15,23%) dan penurunan terbesar adalah golongan kapal laut dan bangunan terapung USD55,8 juta (40,97%).
"Terbesar masih mesin dan peralatan listrik USD210,3 juta terutama HP termasuk HP yang di-assembly di Indonesia," ujar dia.
(Baca: BPS Catat Neraca Perdagangan November Surplus USD840 Juta)
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, tingginya impor bahan konsumsi karena ada beberapa komoditas yang tidak bisa dipenuhi hanya dari dalam negeri. Beberapa di antaranya yakni gandum dan bawang putih.
"Impor barang konsumsi tinggi, kita ada barang-barang konsumsi yang mau tak mau harus impor seperti gandum, bawang putih, dan sapi. Swasembada masih keteteran, gandum enggak mungkin dari dalam negeri, bawang putih mungkin tapi praktiknya tak jalan. Itu tak terhindarkan, jadi mau enggak mau harus diimpor," terangnya di Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Dia menuturkan, golongan penggunaan barang ekonomi selama November 2016 berupa golongan bahan baku/penolong memberikan peranan terbesar pada impor hingga sebesar 75,54% dengan nilai USD9.561,2 juta.
Berikutnya impor barang modal 16,32% (USD2.065,9 juta), dan impor barang konsumsi sebesar 8,14% (USD1.030,4 juta). "Lalu turunnya barang modal dan barang baku, ini lebih karena dampak penurunan harga minyak dunia," kata Sasmito.
Tercatat, nilai impor Indonesia November 2016 mencapai USD12.66 miliar atau naik 10,00% dibanding Oktober 2016. Demikian pula jika dibanding November 2015 yang naik 9,88%.
Impor nonmigas November 2016 mencapai USD10,90 miliar atau naik 9,39% dibanding Oktober 2016. Demikian pula dibandingkan November 2015 yang naik 10,31%.
Kemudian, impor migas November 2016 mencapai USD1,76 miliar atau naik 13,89% dibanding Oktober 2016. Demikian pula dibanding November 2015 naik 7,27%.
Sementara, secara kumulatif nilai impor Januari-November 2016 mencapai USD122,86 miliar atau turun 5,94% dibanding periode sama tahun lalu. Kumulatif nilai impor terdiri dari impor migas USD17,07 miliar (turun 25,17%) dan nonmigas USD105,79 miliar (turun 1,87%).
Selain itu, peningkatan impor nonmigas terbesar November 2016 adalah golongan mesin dan peralatan listrik sebesar USD210,3 juta (15,23%) dan penurunan terbesar adalah golongan kapal laut dan bangunan terapung USD55,8 juta (40,97%).
"Terbesar masih mesin dan peralatan listrik USD210,3 juta terutama HP termasuk HP yang di-assembly di Indonesia," ujar dia.
(izz)