Kendaraan Meningkat, Bina Marga Siapkan Langkah Antisipasi
A
A
A
JAKARTA - Libur Natal 2016 dan Tahun Baru 2017 diprediksi akan terjadi peningkatan lalu lintas. Namun Libur Natal 2016 dan Tahun Baru 2017 yang terjadi pada hari Minggu membuat periode libur lebih singkat dibanding tahun lalu.
Berdasarkan data Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), puncak arus mudik diprediksi terjadi pada Jumat 23 Desember 2016 serta Jumat 30 Desember 2016. Sedangkan puncak arus balik diprediksi terjadi pada 1 Januari pada sore atau malam hari.
”Belajar dari pelaksanaan mudik Lebaran tahun lalu, pemerintah telah belajar titik mana saja yang rawan serta perlu perhatian. Kami yakin penanganan arus Natal dan Tahun Baru kali ini jauh lebih baik,” kata Dirjen Bina Marga PUPR Arie Setiadi Moerwanto usai rapat dengan Komisi V DPR di Jakarta, Kamis 8 Desember 2016.
Prediksi peningkatan arus lalu lintas pada arus mudik terjadi di sejumlah titik. Sebagai antisipasi kemacetan, pengelola tol melakukan sejumlah penanganan.
Pertama, pengalihan arus lalu lintas ketika antrean melebihi batas tertentu (antrean mencapai 1 km). Kedua, pengaturan buka tutup ramp (jika antrean kendaraan mencapai jalur utama). Untuk penanganan lalu lintas ini, pengelola tol berkoordinasi dengan Kepolisian untuk melakukan pengaturan lalu lintas
Ketiga, penambahan jumlah gardu menggunakan gate reversible (gate exit digunakan sebagai gate entrance). Keempat, seluruh gerbang dapat menerima tunai maupun non tunai (hybrid), dan kelima penambahan personel: pultol, petugas jemput kendaraan, encoding KTME, Puttra (Petugas Penjemput Transaksi). Keenam, pemasangan MCB plastik, rubbercone, dan railing agar kendaraan tertib antrean.
”Kami sudah berdiskusi dengan Jasa Marga untuk menyiapkan bukaan-bukaan (pembatas di jalan tol). Tujuannya saat terjadi kemacetan, kendaraan bisa berbalik arah. Dengan demikian kendaraan tidak terjebak di tempat tertutup di dalam tol,” ujar Arie.
Untuk antisipasi kemacetan di gerbang tol keluar Brebes Timur (Brexit), sekarang ini ada empat flyover mengatasi perlintasan sebidang yang belum selesai. Hal ini mengingat targetnya sendiri baru bisa selesai sebelum Lebaran tahun depan.
Diketahui, perlintasan sebidang jadi salah satu titik kemacetan parah saat mudik Lebaran 2016. Lantaran perlintasan sebidang Brexit belum selesai, Bina Marga sangat bergantung pada pengaturan lalu lintas. ”Kami menyiapkan peralatan untuk membantu kepolisian dalam mengatur lalu lintas,” tuturnya.
Selain jalan tol, Ditjen Bina Marga juga menyiapkan berbagai jalur alternatif. Ditjen Bina Marga sudah meminta perbaikan jalan dari Bekasi ke Karawang sehingga pemudik bisa memanfaatkannya sebagai jalan alternatif.
Arie memastikan, jalur pantura dan jalur selatan Jawa sudah siap untuk dilalui sebagai jalur alternatif. ”Di jalur selatan, kami juga menyiapkan pansela (pantai selatan). Meski beberapa belum tembus, namun bisa dilalui hingga Jawa Tengah dan balik lagi ke jalan pansela-nya sendiri. Kalau Jawa Barat semua sudah tembus,” tuturnya.
Untuk mengurai kemacetan akibat adanya pasar tumpah, Ditjen Bina Marga berkoordinasi dengan kepolisian dan pemda setempat. Salah satunya pengamanan badan jalan agar tidak dimanfaatkan kegiatan pasar.
Kemudian sterilisasi jalur-jalur mudik dari kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu kelancaran arus lalu lintas mudik serta meningkatkan pengamanan/rambu-rambu di daerah-daerah rawan kecelakaan. Selanjutnya menyiapkan jalan bermarka, bebas lubang, median, bahu jalan bersih dan rapi. Termasuk menyiapkan alat-alat berat di sekitar lokasi rawan longsor, menempatkan personel piket, dan alat-alat yang akan diperbantukan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Berdasarkan data Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), puncak arus mudik diprediksi terjadi pada Jumat 23 Desember 2016 serta Jumat 30 Desember 2016. Sedangkan puncak arus balik diprediksi terjadi pada 1 Januari pada sore atau malam hari.
”Belajar dari pelaksanaan mudik Lebaran tahun lalu, pemerintah telah belajar titik mana saja yang rawan serta perlu perhatian. Kami yakin penanganan arus Natal dan Tahun Baru kali ini jauh lebih baik,” kata Dirjen Bina Marga PUPR Arie Setiadi Moerwanto usai rapat dengan Komisi V DPR di Jakarta, Kamis 8 Desember 2016.
Prediksi peningkatan arus lalu lintas pada arus mudik terjadi di sejumlah titik. Sebagai antisipasi kemacetan, pengelola tol melakukan sejumlah penanganan.
Pertama, pengalihan arus lalu lintas ketika antrean melebihi batas tertentu (antrean mencapai 1 km). Kedua, pengaturan buka tutup ramp (jika antrean kendaraan mencapai jalur utama). Untuk penanganan lalu lintas ini, pengelola tol berkoordinasi dengan Kepolisian untuk melakukan pengaturan lalu lintas
Ketiga, penambahan jumlah gardu menggunakan gate reversible (gate exit digunakan sebagai gate entrance). Keempat, seluruh gerbang dapat menerima tunai maupun non tunai (hybrid), dan kelima penambahan personel: pultol, petugas jemput kendaraan, encoding KTME, Puttra (Petugas Penjemput Transaksi). Keenam, pemasangan MCB plastik, rubbercone, dan railing agar kendaraan tertib antrean.
”Kami sudah berdiskusi dengan Jasa Marga untuk menyiapkan bukaan-bukaan (pembatas di jalan tol). Tujuannya saat terjadi kemacetan, kendaraan bisa berbalik arah. Dengan demikian kendaraan tidak terjebak di tempat tertutup di dalam tol,” ujar Arie.
Untuk antisipasi kemacetan di gerbang tol keluar Brebes Timur (Brexit), sekarang ini ada empat flyover mengatasi perlintasan sebidang yang belum selesai. Hal ini mengingat targetnya sendiri baru bisa selesai sebelum Lebaran tahun depan.
Diketahui, perlintasan sebidang jadi salah satu titik kemacetan parah saat mudik Lebaran 2016. Lantaran perlintasan sebidang Brexit belum selesai, Bina Marga sangat bergantung pada pengaturan lalu lintas. ”Kami menyiapkan peralatan untuk membantu kepolisian dalam mengatur lalu lintas,” tuturnya.
Selain jalan tol, Ditjen Bina Marga juga menyiapkan berbagai jalur alternatif. Ditjen Bina Marga sudah meminta perbaikan jalan dari Bekasi ke Karawang sehingga pemudik bisa memanfaatkannya sebagai jalan alternatif.
Arie memastikan, jalur pantura dan jalur selatan Jawa sudah siap untuk dilalui sebagai jalur alternatif. ”Di jalur selatan, kami juga menyiapkan pansela (pantai selatan). Meski beberapa belum tembus, namun bisa dilalui hingga Jawa Tengah dan balik lagi ke jalan pansela-nya sendiri. Kalau Jawa Barat semua sudah tembus,” tuturnya.
Untuk mengurai kemacetan akibat adanya pasar tumpah, Ditjen Bina Marga berkoordinasi dengan kepolisian dan pemda setempat. Salah satunya pengamanan badan jalan agar tidak dimanfaatkan kegiatan pasar.
Kemudian sterilisasi jalur-jalur mudik dari kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu kelancaran arus lalu lintas mudik serta meningkatkan pengamanan/rambu-rambu di daerah-daerah rawan kecelakaan. Selanjutnya menyiapkan jalan bermarka, bebas lubang, median, bahu jalan bersih dan rapi. Termasuk menyiapkan alat-alat berat di sekitar lokasi rawan longsor, menempatkan personel piket, dan alat-alat yang akan diperbantukan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
(poe)