Harga Cabai Makin Pedas, Omzet Pedagang Menyusut
A
A
A
JAKARTA - Para pedagang mengeluhkan penurunan omzet seiring lonjakan harga cabai, yang mengakibatkan berkurangnya pembeli. Di Pasar Senen, Jakarta Pusat, misalnya harga cabai per kilogram mencapai Rp130.000. Padahal, pada akhir tahun 2016 harga cabai masih di kisaran Rp90.000/kg.
Akibat kenaikan harga tersebut membuat konsumen yang kebanyakan ibu rumah tangga lebih memilih membeli eceran (per ons), sehingga mempengaruhi omzet para pedagangan. "Saya milih beli se-ons Rp10.000. Beli goceng (Rp5.000) enggak boleh sama abangnya," ujar Yani, 52, ibu rumah tangga yang sedang berbelanja di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2017).
(Baca: Lonjakan Harga Cabai Seharusnya Mampu Dicegah Pemerintah)
Sementara itu, Ibeng, 32, pedagang cabai mengaku punya cara tersendiri untuk mengantisipasi kebusukan ketika harga melambung tinggi sehingga membuat sepi pembeli.
"Antisipasi kebusukan, ya saya kurangi beli dari induknya. Dulu kalau normal sampai 10 kg pesennya. Sekarang hanya 2-3 kg. Karena pembeli juga jarang," kata Ibeng.
Selain itu, pedagang cabai rawit giling, Linda, 21 juga mengaku omzetnya turun semenjak harga melonjak. Dia menuturkan stok cabai ditempatnya dikurangi untuk mengantisipasi kebusukan yang dapat mengakibatkan kerugian. "Bos beli barangnya dikurangi, biasanya beli sampe 20 kg, sekarang cuman 10 kilo beli dari induk," kata Linda.
Sebagai informasi, kenaikan harga hanya terjadi pada cabai rawit. Sementara harga bawang merah, bawang putih, tomat dan bumbu lainnya masih stabil bahkan justru ada penurunan.
Akibat kenaikan harga tersebut membuat konsumen yang kebanyakan ibu rumah tangga lebih memilih membeli eceran (per ons), sehingga mempengaruhi omzet para pedagangan. "Saya milih beli se-ons Rp10.000. Beli goceng (Rp5.000) enggak boleh sama abangnya," ujar Yani, 52, ibu rumah tangga yang sedang berbelanja di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2017).
(Baca: Lonjakan Harga Cabai Seharusnya Mampu Dicegah Pemerintah)
Sementara itu, Ibeng, 32, pedagang cabai mengaku punya cara tersendiri untuk mengantisipasi kebusukan ketika harga melambung tinggi sehingga membuat sepi pembeli.
"Antisipasi kebusukan, ya saya kurangi beli dari induknya. Dulu kalau normal sampai 10 kg pesennya. Sekarang hanya 2-3 kg. Karena pembeli juga jarang," kata Ibeng.
Selain itu, pedagang cabai rawit giling, Linda, 21 juga mengaku omzetnya turun semenjak harga melonjak. Dia menuturkan stok cabai ditempatnya dikurangi untuk mengantisipasi kebusukan yang dapat mengakibatkan kerugian. "Bos beli barangnya dikurangi, biasanya beli sampe 20 kg, sekarang cuman 10 kilo beli dari induk," kata Linda.
Sebagai informasi, kenaikan harga hanya terjadi pada cabai rawit. Sementara harga bawang merah, bawang putih, tomat dan bumbu lainnya masih stabil bahkan justru ada penurunan.
(akr)