Best Biz Book 2016

Senin, 09 Januari 2017 - 06:04 WIB
Best Biz Book 2016
Best Biz Book 2016
A A A
Saya suka membaca. Hampir setiap minggu saya membeli buku, baik di toko buku atau saat perjalanan di bandara. Selama seminggu ini saya menginventarisasi buku-buku yang telah saya baca selama 2016. Dan, akhirnya saya mendapatkan 10 buku yang saya nilai paling bagus. Berikut ini ringkasannya.

#1. Thank You for Being Late: “An Optimist. Thank You for Being Late: “An Optimists Guide to Triving in the Age of Acceleration,” Thomas Friedman

Tom Friedman memang maestro ketika menjelaskan fenomena perubahan peradaban manusia. Awalnya ia berpikir bahwa The World Is Flat (2005) adalah “akhir” dari sejarah. Namun, rupanya ia keliru. Ia menengarai 2007 justru sedang dimulai sebuah pergeseran raksasa, inflection point, yang memicu percepatan kemajuan peradaban manusia.

Pada 2007 (merupakan tahun ditemukannya: iPhone, Android, Kindle, Hadoop, AirBnB, dan komputer supercerdas Watson milik IBM) merupakan titik mula umat manusia memasuki apa yang disebutnya, The Age of Acceleration. Ada tiga kekuatan yang membentuknya, yaitu: mooremoores law (technology), globalisasi (market), dan pemanasan global (mother nature).

Kombinasi percepatan ketiganya membawa dua skenario: kemajuan luar biasa peradaban manusia yang belum pernah terjadi sebelumnya; atau kerusakan dahsyat yang memusnahkan keberadaan manusia di muka bumi. Merupakan buku paling ambisius Tom Friedman yang harus dipahami setiap pemimpin bisnis.

#2. Pre-Suasion: A Revolutionary Way to Influence and Persuade,” Robert Cialdini

Dalam buku klasik sales/pemasaran, Influence (1984), Cialdini memberikan enam panduan ampuh untuk memersuasi konsumen. Buku ini telah menjadi referensi tak tertandingi bagi para pemasar di lima benua. Kini lebih dari 30 tahun kemudian, Cialdini hadir kembali dengan proposisi baru: saat-saat sebelum melakukan penjualan adalah momen sangat penting dalam memersuasi konsumen.

Ia menyebutnya pre-suasion. Melalui buku ini, Cialdini menekankan pentingnya pemasar mengidentifikasi ihwal kunci yang harus dilakukan sebelum mengirim pesan-pesan penjualan ke konsumen. Persis seperti kata Sun Tzu: “Every battle is won before it is fought.”

#3. Original: “How Non-Conformists Move the World,” Adam Grant

Ini buku mengenai orisinalitas. Bagaimana menciptakan sebuah ide, konsep, produk, atau layanan yang sama sekali baru, fresh, keluar dari kerumunan, nyleneh, mungkin menentang arus, tapi menciptakan nilai yang jauh lebih baik. Melalui risetnya yang mendalam, Adam Grant menelusuri proses bagaimana melahirkan sesuatu yang orisinal seperti yang dihasilkan sosok-sosok hebat seperti Jobs-Wosniak, Page-Bryn, Einstein, Michelangelo, Leonardo da Vinci, hingga Coppernicus.

#4. The Inevitable: “Understanding the 12 Technological Forces that Will Shape Our Future,” Kevin Kelly

Sebagai technology futurist dan pendiri majalah bergengsi Wired, Kevin Kelly memprediksi ada 12 kekuatan teknologi yang akan mewarnai kehidupan umat manusia selama 30 tahun ke depan. Bagi Kelly, perubahan teknologi bukanlah bersifat statis, tapi merupakan sebuah proses yang terus-menerus (continuous actions). Karena itu, ia menyebut perubahan teknologi di dalam buku ini bukan sebagai “kata benda”, tapi “kata kerja” seperti accessing, tracking, atau sharing.

#5. Small Data: The Tiny Clues That Uncover Huge Trends,” Martin Lindstrom

Saat ini kita silau oleh jargon baru big data, revolusi teknologi informasi yang diramalkan akan mengubah 180 derajat seluruh bidang kehidupan kita, termasuk bidang pemasaran. Namun, melalui buku ini, Martin Lindstrom punya perspektif lain. “Big data doesnBig data doesnt spark insight,” ujarnya.

Sebuah detail kecil data (yes, small data) mengenai perilaku konsumen seperti gesture konsumen, mungkin bisa menjadi insight berharga untuk mengungkap aspirasi dan latent needs mereka. Insight kecil ini merupakan clue yang mampu melahirkan breakthrough product seperti iPhone atau AirBnB. Dan, ini tak mampu dilakukan oleh big data.

#6. Sprint: “How to Solve Big Problems and Test New Ideas in Just Five Days,” Jake Knapp, John Zeratsky, Braden Kowitz

Metode supercepat, hanya lima hari, untuk menghasilkan inovasi (mulai dari menemukan ide, testing, prototyping, hingga keputusan) yang telah sukses dijalankan di Google diceritakan begitu renyah oleh buku ini. Dengan metode Sprint, Google berhasil meluncurkan produk-produk hebat seperti Chrome, Google Search, Gmail, Google Hangout, hingga Google X. Wajib dibaca oleh para entrepreneur di perusahaan start-up maupun profesional pengembangan produk di perusahaan besar.

#7. Platform Revolution: “How Networked Markets Are Transforming the Economy and How to Make Them Work for You,” Geoffrey Parker, Marshall Van Alstyne, Sangeet Paul Choudary

Perusahaan seperti Gojeg, Uber, Airbnb, eBay, Google, Apple, atau PayPal muncul mendisrupsi industri dan kemudian merajai pasar dalam waktu yang sangat singkat. Mereka lahir melalui sebuah platform (two-sided markets) yang merevolusi model bisnis konvensional. Buku ini memberikan panduan bagaimana menyukseskan bisnis berbasis platform. Inilah buku yang paling otoritatif dan paling komprehensif menjelaskan fenomena revolusi bisnis berbasis platform.

#8. Grit: “The Power of Passion and Perseverence,” Angela Duckworth

Sukses, menurut buku ini, tidak ditentukan oleh bakat atau kejeniusan, tapi terutama oleh paduan unik antara passion (semangat membara) dan perseverence (daya tahan yang luar biasa). Paduan itu oleh Angela Duckworth disebut Grit yang menjadi judul buku ini. Melalui delapan bab buku ini secara khusus Angela berbagi strategi mengenai bagaimana membangun Grit dalam diri kita.

#9. Deep Work: “Rules for Focused Success in a Distracted World,” Cal Newport

Di era distracted world saat ini di mana kiriman email, status media sosial, atau pesan WA begitu intens membuyarkan konsentrasi kita, fokus menjadi barang berharga yang sangat menentukan kesuksesan kita. Buku ini memberikan empat hukum sebagai panduan untuk menjalankan setiap pekerjaan kita dengan konsentrasi penuh (deep work) dan menghasilkan kinerja yang luar biasa.

#10. How to Have a Good Day: “Harness the Power of Behavioral Science to Transform Your Working Life,” Caroline Webb

Caroline Web, mantan partner di McKinsey, menunjukkan kepada kita beberapa temuan terbaru di bidang ekonomi perilaku, psikologi, dan neurosains, dan menggunakan prinsip-prinsipnya untuk memperbaiki kehidupan profesional dan karier kita. Buku ini mencoba mengaplikasikan behavioral sciences untuk menetapkan prioritas, meningkatkan produktivitas, membangun hubungan, mempertahankan daya tahan, hingga menciptakan energi untuk kesuksesan karier kita. Selamat Tahun Baru 2017.

YUSWOHADY
Managing Partner,
Inventure www.yuswohady.com
@yuswohady
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8432 seconds (0.1#10.140)