Progres LRT Capai 35%, Menhub Pede Rampung 2018
A
A
A
JAKARTA - Progres pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi) saat ini sudah mencapai progres 35% pembangunan fisik dengan kucuran anggaran internal dari PT Adhi Karya mencapai Rp2,5 triliun. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, progres tersebut cukup menggembirakan, sebab target penyelesaian bisa tercapai pada pertengahan 2018.
"Saya kira apa yang dilakukan, melihat progres fisik saat ini sudah mencapai presentase 30-an persen. Dengan bentang rel per tiang sekitar 30 meter hampir sama seperti yang ada di negara Asia seperti China maupun Jepang," kata Menhub Budi Karya, ketika meninjau progres pembangunan LRT di Cibubur, Bogor Jawa Barat, Minggu (8/1/2017).
Lebih lanjut dia menjelaskan, dengan jumlah penumpang kereta commuter saat ini yang mencapai hampir 900.000 penumpang per hari diharapkan bisa teralihkan melalui LRT. "Sebanyak 30% penumpang KRL saja, itu ada di Bogor, kita berharap bisa teralihkan ke LRT nantinya melalui Bekasi," ujar dia.
Adapun mengenai kontrak, Menhub optimistis bahwa penandatanganan kontrak bisa selesai jika konsultan selesai melakukan kajian. "Kami sudah memberikan semacam surat jaminan. Bahwa proyek ini berada di Kementerian Perhubungan dan Adhi Karya sebagai kontraktor. Opsi pembayaran akan dilakukan melalui mekanisme APBN," terang dia.
Sebagai informasi, pembangunan LRT Jabodebek dilakukan dengan menggunakan pendanaan internal dari PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Sedangkan Adhi Karya mendapatkan penugasan melalui Perpres. Terpisah Direktur Utama PT Adhi Karya Budi Harto mengatakan, pengunaan dana pembangunan LRT juga memanfaatkan sindikasi perbankan dengan jaminan pemerintah melalui perpres penunjukan Adhi sebagai kontraktor.
"Saat ini kita telah menggelontorkan dana sebesar Rp2,5 sampai Rp3 triliun. Dana untuk 2017 rencananya Rp5 sampai Rp6 triliun meliputi Cawang-Cibubur-Kota dan kami harapkan pada pertengahan 2018 fisik bisa selesai," ungkapnya.
Penggunaan dana pada 2017 masih berasal dari pinjaman perbankan dan dana internal Adhi Karya. Adapun, pemerintah akan melakukan pembayaran kepada Adhi Karya secara bertahap pada tahun ini sebesar Rp1 triliun. "Pembayarannya nanti kalau konsultan sudah menghitung pembiayaan kontruksinya, kemudian kontrak dengan pemerintah. Pembayaran sudah akan dilakukan pada 2017 dengan bertahap tahun ini melalui APBN sebesar Rp1 triliun," paparnya.
Nilai investasi proyek LRT tahap pertama ditaksir mencapai Rp34 triliun sepanjang 84 kilometer (km) meliputi Cibubur-Cawang, Cawang-Dukuh Atas serta Bekasi Timur-Cawang. Pada 9 September 2016 Adhi Karya telah memulai pembangunan proyek tersebut dan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
"Saya kira apa yang dilakukan, melihat progres fisik saat ini sudah mencapai presentase 30-an persen. Dengan bentang rel per tiang sekitar 30 meter hampir sama seperti yang ada di negara Asia seperti China maupun Jepang," kata Menhub Budi Karya, ketika meninjau progres pembangunan LRT di Cibubur, Bogor Jawa Barat, Minggu (8/1/2017).
Lebih lanjut dia menjelaskan, dengan jumlah penumpang kereta commuter saat ini yang mencapai hampir 900.000 penumpang per hari diharapkan bisa teralihkan melalui LRT. "Sebanyak 30% penumpang KRL saja, itu ada di Bogor, kita berharap bisa teralihkan ke LRT nantinya melalui Bekasi," ujar dia.
Adapun mengenai kontrak, Menhub optimistis bahwa penandatanganan kontrak bisa selesai jika konsultan selesai melakukan kajian. "Kami sudah memberikan semacam surat jaminan. Bahwa proyek ini berada di Kementerian Perhubungan dan Adhi Karya sebagai kontraktor. Opsi pembayaran akan dilakukan melalui mekanisme APBN," terang dia.
Sebagai informasi, pembangunan LRT Jabodebek dilakukan dengan menggunakan pendanaan internal dari PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Sedangkan Adhi Karya mendapatkan penugasan melalui Perpres. Terpisah Direktur Utama PT Adhi Karya Budi Harto mengatakan, pengunaan dana pembangunan LRT juga memanfaatkan sindikasi perbankan dengan jaminan pemerintah melalui perpres penunjukan Adhi sebagai kontraktor.
"Saat ini kita telah menggelontorkan dana sebesar Rp2,5 sampai Rp3 triliun. Dana untuk 2017 rencananya Rp5 sampai Rp6 triliun meliputi Cawang-Cibubur-Kota dan kami harapkan pada pertengahan 2018 fisik bisa selesai," ungkapnya.
Penggunaan dana pada 2017 masih berasal dari pinjaman perbankan dan dana internal Adhi Karya. Adapun, pemerintah akan melakukan pembayaran kepada Adhi Karya secara bertahap pada tahun ini sebesar Rp1 triliun. "Pembayarannya nanti kalau konsultan sudah menghitung pembiayaan kontruksinya, kemudian kontrak dengan pemerintah. Pembayaran sudah akan dilakukan pada 2017 dengan bertahap tahun ini melalui APBN sebesar Rp1 triliun," paparnya.
Nilai investasi proyek LRT tahap pertama ditaksir mencapai Rp34 triliun sepanjang 84 kilometer (km) meliputi Cibubur-Cawang, Cawang-Dukuh Atas serta Bekasi Timur-Cawang. Pada 9 September 2016 Adhi Karya telah memulai pembangunan proyek tersebut dan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
(akr)