Pengguna Pertamax Diyakini Tak Terpengaruh Kenaikan Harga
A
A
A
JAKARTA - Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) umum jenis Pertamax diyakini masih tetap tinggi, meskipun harga bahan bakar dengan oktan 90 ini baru saja naik Rp300 per liter. Seperti diketahui harga Pertamax di DKI Jakarta, dan seluruh provinsi di Jawa-Bali ditetapkan sebesar Rp8.050 per liter dari semula Rp7.750 per liter.
(Baca Juga: Harga Baru Pertamax Cs Meluncur Lagi Pekan Depan)
PT Pertamina menilai pengguna BBM umum jenis Pertamax tidak terlalu memikirkan atau sensitif dengan kenaikan harga yang terjadi. Faktor kebutuhan akan bahan bakar berkualitas bagi kendaraan, menjadi alasan kenapa pengguna Pertamax diperkirakan tidak berkurang.
Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, daya beli masyarakat tetap ada ketika harga premium menyentuh level Rp8.500/liter. Namun, beberapa lapisan masyarakat ada yang sensitif jika harganya terlalu tinggi.
"Faktanya motor yang dipakai, membuat daya beli masih ada. Kalau saya lihat dari pengalaman, pengguna Pertamax ke atas enggak sensitif dengan harga. Apalagi Pertamax plus dan Pertamax turbo karena memang butuhnya itu," ujarnya di Jakarta, Senin (9/1/2017).
(Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melesat, Kenaikan Pertamax Cs Dinilai Wajar)
Dia menambahkan, Pertamina sedang menelaah apakah ada kemungkinan masyarakat bakal balik lagi menggunakan Premium, ketika harga Pertalite naik. Selain itu, bagaimana dengan kekuatan daya beli masyarakat dalam membeli BBM.
"Pertalite kita lihat kalau beda jauh dengan Premium, ada enggak yang beralih? Kalau harganya beda jauh balik ke Premium, beda dikit atau tetap ke Pertalite apa karena daya beli? Kalau beda dikit tapi dapat kenyamanan makanya dipilih Pertalite," sambungnya.
Menurutnya, pemerintah kemungkinan tidak akan menaikkan harga Premium tahun ini. Kendati demikian, penjualan Pertalite juga tidak boleh rugi. "Harga premium enggak pernah naik. Di sisi lain, Pertalite enggak boleh rugi kalau rugi kena tegur pemegang saham," papar dia.
(Baca Juga: Harga Baru Pertamax Cs Meluncur Lagi Pekan Depan)
PT Pertamina menilai pengguna BBM umum jenis Pertamax tidak terlalu memikirkan atau sensitif dengan kenaikan harga yang terjadi. Faktor kebutuhan akan bahan bakar berkualitas bagi kendaraan, menjadi alasan kenapa pengguna Pertamax diperkirakan tidak berkurang.
Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, daya beli masyarakat tetap ada ketika harga premium menyentuh level Rp8.500/liter. Namun, beberapa lapisan masyarakat ada yang sensitif jika harganya terlalu tinggi.
"Faktanya motor yang dipakai, membuat daya beli masih ada. Kalau saya lihat dari pengalaman, pengguna Pertamax ke atas enggak sensitif dengan harga. Apalagi Pertamax plus dan Pertamax turbo karena memang butuhnya itu," ujarnya di Jakarta, Senin (9/1/2017).
(Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melesat, Kenaikan Pertamax Cs Dinilai Wajar)
Dia menambahkan, Pertamina sedang menelaah apakah ada kemungkinan masyarakat bakal balik lagi menggunakan Premium, ketika harga Pertalite naik. Selain itu, bagaimana dengan kekuatan daya beli masyarakat dalam membeli BBM.
"Pertalite kita lihat kalau beda jauh dengan Premium, ada enggak yang beralih? Kalau harganya beda jauh balik ke Premium, beda dikit atau tetap ke Pertalite apa karena daya beli? Kalau beda dikit tapi dapat kenyamanan makanya dipilih Pertalite," sambungnya.
Menurutnya, pemerintah kemungkinan tidak akan menaikkan harga Premium tahun ini. Kendati demikian, penjualan Pertalite juga tidak boleh rugi. "Harga premium enggak pernah naik. Di sisi lain, Pertalite enggak boleh rugi kalau rugi kena tegur pemegang saham," papar dia.
(akr)