Danai LRT, Pemerintah Bakal Terbitkan Sukuk
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Koordinator (Kemenko) bidang Kemaritiman menyatakan bahwa telah berencana menerbitkan sukuk untuk mendanai proyek kereta ringan (light rail transit/LRT) Jakarta. Proyek bernilai Rp23 triliun tersebut diharapkan bisa selesai pada 2019 mendatang.
Menko bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengenai sumber pengadaaan megaproyek tersebut. Menurutnya terpenting, proyek LRT Jakarta harus rampung pada 2019.
"LRT kita tadi bicarakan dengan Menhub dan Kemenkeu supaya proyek ini kontinitasnya bisa selesai 2019. Itu kan proyeknya Rp23 triliun, dan sekarang itu satu-satu kita bahas. Pendanaannya kita lagi coba lihat mana yang terbaik, apa menerbitkan sukuk atau apa," katanya di Kantor Kemenko bidang Kemaritiman, Jakarta, Rabu (11/1/2017).
Luhut memperkirakan, pekan depan pihaknya telah mendapat gambaran yang lebih jelas lagi mengenai skema pendanaan LRT Jakarta. Menurutnya, penerbitan sukuk tersebut adalah untuk pembiayaan pembangunan LRT pada 2018 hingga 2019.
Sementara untuk tahun ini, jenderal bintang empat ini memastikan bahwa pembiayaan tidak ada kendala apapun. Apalagi, tahun lalu pun sudah ada suntikan dari negara lewat Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk proyek tersebut sebesar Rp2 triliun.
"Kita lagi hitung peluangnya itu mana. Sementara itu untuk tahun ini, pendanaan untuk LRT Bogor-Jakarta tidak ada masalah. Yang kita hitung adalah untuk 2018-2019. Rp23 triliun. Dari APBN ada berapa besar, karena ada PMN kemarin sudah Rp2 triliun juga," paparnya.
Menko bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengenai sumber pengadaaan megaproyek tersebut. Menurutnya terpenting, proyek LRT Jakarta harus rampung pada 2019.
"LRT kita tadi bicarakan dengan Menhub dan Kemenkeu supaya proyek ini kontinitasnya bisa selesai 2019. Itu kan proyeknya Rp23 triliun, dan sekarang itu satu-satu kita bahas. Pendanaannya kita lagi coba lihat mana yang terbaik, apa menerbitkan sukuk atau apa," katanya di Kantor Kemenko bidang Kemaritiman, Jakarta, Rabu (11/1/2017).
Luhut memperkirakan, pekan depan pihaknya telah mendapat gambaran yang lebih jelas lagi mengenai skema pendanaan LRT Jakarta. Menurutnya, penerbitan sukuk tersebut adalah untuk pembiayaan pembangunan LRT pada 2018 hingga 2019.
Sementara untuk tahun ini, jenderal bintang empat ini memastikan bahwa pembiayaan tidak ada kendala apapun. Apalagi, tahun lalu pun sudah ada suntikan dari negara lewat Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk proyek tersebut sebesar Rp2 triliun.
"Kita lagi hitung peluangnya itu mana. Sementara itu untuk tahun ini, pendanaan untuk LRT Bogor-Jakarta tidak ada masalah. Yang kita hitung adalah untuk 2018-2019. Rp23 triliun. Dari APBN ada berapa besar, karena ada PMN kemarin sudah Rp2 triliun juga," paparnya.
(akr)