Impor Jawa Tengah Selama 2016 Capai USD8,8 Miliar
A
A
A
SEMARANG - Nilai impor Jawa Tengah selama Januari hingga Desember 2016 mencapai USD 8,8 miliar. Nilai impor tersebut turun 17,9% dibanding impor 2015. "Impor kumulatif Januari-Desember 2016 menurun dari USD 10 miliar menjadi USD 8,8 miliar," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, Margo Yuwono, Senin (16/1/2017).
Dia melanjutkan, impor bukan hal yang menakutkan. Impor tetap diperlukan sebagai negara atau wilayah terbuka sepanjang ditujukan untuk pembelian barang modal. Produk ini diolah kembali supaya bisa menambah kapasitas ekonomi menjadi besar. "Produk tersebut akhirnya dapat mengekspor kembali barang-barang produksi sini. Impor tidak begitu jelek namun untuk mesin dan mekanik tidak begitu besar," ujarnya.
Menurutnya, negara pemasok barang impor terbesar ke Jawa Tengah selama periode Januari-Desember 2016 adalah China, Arab Saudi dan Nigeria. Pangsa pasar ketiga negara tersebut mampu mencapai 49,96% terhadap total impor ke propinsi ini periode Januari-Desember 2016.
Produk impor tertinggi, lanjut dia, terdiri dari tekstil, barang tekstil serta mesin dan pesawat mekanik. Kontribusi komoditas tersebut masing-masing sebesar 41,85%, 16,57% dan 13,92% terhadap total impor Jawa Tengah. "Pekerjaan rumah bersama adalah mengurangi barang tekstil karena nilai ekspor kita juga tinggi untuk produk tersebut," katanya.
Sedangkan, nilai ekspor kumulatif Januari-Desember 2016 mencapai USD5,38 miliar, naik 0,27% dari ekspor kumulatif Januari-Desember 2015 sebesar USD5,37 miliar. Negara pangsa pasar utama ekspor Jateng selama periode Januari-Desember 2016 adalah Amerika Serikat, Jepang dan China.
Ekspor Jateng ke kawasan ASEAN selama Januari-Desember 2016 mencapai USD 450,49 juta atau berkontribusi sebesar 8,36% terhadap total ekspor Jateng. Adapun, ekpor ke kawasan Uni Eropa tercatat sebesar USD865, 48 juta atau berkontribusi sebesar 16,06%. Produk ekspor meliputi tekstil dan barang tekstil, kayu dan barang dari kayu, serta bermacam barang hasil pabrik.
Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Badan Pusat Statistik (BPS), Samiran menilai, variasi produk harus diperbanyak untuk memperluas barang ekspor. Selain itu, negara utama tujuan ekspor juga diperbanyak. "Semakin banyak negara tujuan akan memperluas pangsa pasar," katanya.
Dia melanjutkan, impor bukan hal yang menakutkan. Impor tetap diperlukan sebagai negara atau wilayah terbuka sepanjang ditujukan untuk pembelian barang modal. Produk ini diolah kembali supaya bisa menambah kapasitas ekonomi menjadi besar. "Produk tersebut akhirnya dapat mengekspor kembali barang-barang produksi sini. Impor tidak begitu jelek namun untuk mesin dan mekanik tidak begitu besar," ujarnya.
Menurutnya, negara pemasok barang impor terbesar ke Jawa Tengah selama periode Januari-Desember 2016 adalah China, Arab Saudi dan Nigeria. Pangsa pasar ketiga negara tersebut mampu mencapai 49,96% terhadap total impor ke propinsi ini periode Januari-Desember 2016.
Produk impor tertinggi, lanjut dia, terdiri dari tekstil, barang tekstil serta mesin dan pesawat mekanik. Kontribusi komoditas tersebut masing-masing sebesar 41,85%, 16,57% dan 13,92% terhadap total impor Jawa Tengah. "Pekerjaan rumah bersama adalah mengurangi barang tekstil karena nilai ekspor kita juga tinggi untuk produk tersebut," katanya.
Sedangkan, nilai ekspor kumulatif Januari-Desember 2016 mencapai USD5,38 miliar, naik 0,27% dari ekspor kumulatif Januari-Desember 2015 sebesar USD5,37 miliar. Negara pangsa pasar utama ekspor Jateng selama periode Januari-Desember 2016 adalah Amerika Serikat, Jepang dan China.
Ekspor Jateng ke kawasan ASEAN selama Januari-Desember 2016 mencapai USD 450,49 juta atau berkontribusi sebesar 8,36% terhadap total ekspor Jateng. Adapun, ekpor ke kawasan Uni Eropa tercatat sebesar USD865, 48 juta atau berkontribusi sebesar 16,06%. Produk ekspor meliputi tekstil dan barang tekstil, kayu dan barang dari kayu, serta bermacam barang hasil pabrik.
Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Badan Pusat Statistik (BPS), Samiran menilai, variasi produk harus diperbanyak untuk memperluas barang ekspor. Selain itu, negara utama tujuan ekspor juga diperbanyak. "Semakin banyak negara tujuan akan memperluas pangsa pasar," katanya.
(ven)