Harga Minyak Dunia Lanjutkan Tren Positif Saat Sentimen Terpecah
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak mentah dunia masih berada dalam tren positif saat minyak AS mulai menanjak ketika sesi sebelumnya berada pada posisi terendah dalam satu pekan. Investor diyakini masih mengamati dan menanti data terbaru setok minyak Amerika Serikat di tengah upaya OPEC mengurangi pasokan Internasional.
Sentimen di pasar minyak mentah telah terpecah antara harapan pemulihan produksi AS serta harapan banjir pasokan dapat diatasi oleh kebijakan pemotongan produksi yang diusung oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC). Selain itu negara-negara non OPEC juga sempat memberikan sinyal positif terkait pengurangan output.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (19/1/2017) harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) pada awal perdagangan naik mencapai 38 sen di level USD51,46 per barel pada pukul 00.35 GMT, setelah pada sesi sebelumnya berada pada level terendah satu pekan di posisi USD50,91 per barel. Sedangkan harga minyak mentah Brent masih terus bergerak dalam perdagangan usai pada sesi terakhir tercatat turun 2,8%.
"IEA (International Energy Agency) mengatakan mereka berharap harga minyak lebih tinggi untuk memicu dorongan signifikan dalam output AS. Secara garis besar semuanya akan sejalan dengan perkiraan kami. Namun kami masih mengharapkan pasar minyak glonal akan pindah ke posisi defisit yang cukup signifikan dalam semester pertama tahun 2017," ucap ANZ.
Pasar minyak dunia terlihat masih mencari arah dari data inventaris mingguan energi AS yang sempat tertunda karena hari libur awal pekan kemarin. Sementara itu, OPEC termasuk Indonesia memompa produksi 33.085 juta barel per hari bulan lalu. Sedangkan OPEC kabarnya mulai menurunkan produksi hingga 221,000 bpd dari bulan November, berdasarkan laporan bulanan.
OPEC dan produsen minyak non-OPEC lainnya pada bulan November dan Desember berjanji untuk memangkas produksi minyak hampir 1,8 juta bpd. Di sisi lain pergerakan USD dalam greenback masih akan mempengaruhi harga komoditas.
Sentimen di pasar minyak mentah telah terpecah antara harapan pemulihan produksi AS serta harapan banjir pasokan dapat diatasi oleh kebijakan pemotongan produksi yang diusung oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC). Selain itu negara-negara non OPEC juga sempat memberikan sinyal positif terkait pengurangan output.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (19/1/2017) harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) pada awal perdagangan naik mencapai 38 sen di level USD51,46 per barel pada pukul 00.35 GMT, setelah pada sesi sebelumnya berada pada level terendah satu pekan di posisi USD50,91 per barel. Sedangkan harga minyak mentah Brent masih terus bergerak dalam perdagangan usai pada sesi terakhir tercatat turun 2,8%.
"IEA (International Energy Agency) mengatakan mereka berharap harga minyak lebih tinggi untuk memicu dorongan signifikan dalam output AS. Secara garis besar semuanya akan sejalan dengan perkiraan kami. Namun kami masih mengharapkan pasar minyak glonal akan pindah ke posisi defisit yang cukup signifikan dalam semester pertama tahun 2017," ucap ANZ.
Pasar minyak dunia terlihat masih mencari arah dari data inventaris mingguan energi AS yang sempat tertunda karena hari libur awal pekan kemarin. Sementara itu, OPEC termasuk Indonesia memompa produksi 33.085 juta barel per hari bulan lalu. Sedangkan OPEC kabarnya mulai menurunkan produksi hingga 221,000 bpd dari bulan November, berdasarkan laporan bulanan.
OPEC dan produsen minyak non-OPEC lainnya pada bulan November dan Desember berjanji untuk memangkas produksi minyak hampir 1,8 juta bpd. Di sisi lain pergerakan USD dalam greenback masih akan mempengaruhi harga komoditas.
(akr)