Proteksi Pasar Bebas, Kesamaan HT dan Trump
A
A
A
JAKARTA - Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald John Trump melakukan proteksi pasar Amerika Serikat dari globalisasi merupakan visi kebangsaan yang juga telah lama didengungkan Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo (HT).
“Amerika saja yang sudah kuat masih melakukan proteksi, Indonesia harusnya bisa seperti itu. Ekonomi kita harusnya jangan terlalu terbuka terhadap pasar global,” tutur Pengamat Psikologi Politik Dewi Haroen saat dihubungi di Jakarta, Jumat (20/1/2017).
Menurutnya, Indonesia jangan memberikan keuntungan yang terlalu besar kepada negara lain. Selama ini Indonesia melakukan impor untuk produk yang dimiliki oleh bangsanya sendiri. Dia mencontohkan, cabai, kedelai, beras, cangkul, hingga tenaga kerja. Padahal bisa dihasilkan sendiri oleh masyarakat Indonesia.
“Trump memberikan contoh bahwa ketika negara melakukan proteksi terhadap produk sendiri, bukan hal yang salah untuk dilakukan,” katanya.
Dewi berpandangan Amerika Serikat akan mendukung Indonesia jika ingin mengikuti langkahnya dalam memberikan proteksi. “Presiden Amerika Serikat ke-45 dengan Hary Tanoesoedibjo mempunyai hubungan yang baik sehingga memberikan keuntungan untuk kedua negara,” terangnya.
Dewi menilai masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk tidak terpengaruh dengan isu-isu negatif mengenai kebijakan dari Trump. Selama ini, China, Korea Selatan, Jepang, dan lainnya menjadi negara yang aktif melakukan kegiatan ekspor ke negeri Paman Sam tersebut.
“Saya rasa jangan selalu melihat hal dan suara-suara yang negatif dari Trump. Tetapi lihat juga dari sisi positifnya untuk melindungi rakyatnya sendiri,” pungkas Dewi.
“Amerika saja yang sudah kuat masih melakukan proteksi, Indonesia harusnya bisa seperti itu. Ekonomi kita harusnya jangan terlalu terbuka terhadap pasar global,” tutur Pengamat Psikologi Politik Dewi Haroen saat dihubungi di Jakarta, Jumat (20/1/2017).
Menurutnya, Indonesia jangan memberikan keuntungan yang terlalu besar kepada negara lain. Selama ini Indonesia melakukan impor untuk produk yang dimiliki oleh bangsanya sendiri. Dia mencontohkan, cabai, kedelai, beras, cangkul, hingga tenaga kerja. Padahal bisa dihasilkan sendiri oleh masyarakat Indonesia.
“Trump memberikan contoh bahwa ketika negara melakukan proteksi terhadap produk sendiri, bukan hal yang salah untuk dilakukan,” katanya.
Dewi berpandangan Amerika Serikat akan mendukung Indonesia jika ingin mengikuti langkahnya dalam memberikan proteksi. “Presiden Amerika Serikat ke-45 dengan Hary Tanoesoedibjo mempunyai hubungan yang baik sehingga memberikan keuntungan untuk kedua negara,” terangnya.
Dewi menilai masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk tidak terpengaruh dengan isu-isu negatif mengenai kebijakan dari Trump. Selama ini, China, Korea Selatan, Jepang, dan lainnya menjadi negara yang aktif melakukan kegiatan ekspor ke negeri Paman Sam tersebut.
“Saya rasa jangan selalu melihat hal dan suara-suara yang negatif dari Trump. Tetapi lihat juga dari sisi positifnya untuk melindungi rakyatnya sendiri,” pungkas Dewi.
(ven)