Tok Panjang Simbol Kebersamaan di Semarang

Kamis, 26 Januari 2017 - 01:31 WIB
Tok Panjang Simbol Kebersamaan di Semarang
Tok Panjang Simbol Kebersamaan di Semarang
A A A
SEMARANG - Pasar Imlek Semawasi di sepanjang jalan Gang Pinggir hingga Wot Gandul Timur kawasan Pecinan, Semarang, Jawa Tengah, kembali digelar. Perayaan untuk menyambut tahun baru Imlek 2568 itu akan berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 24-26 Januari 2017.

Pergelaran ke-14 kali ini mengangkat tema ”Obar-Abir” atau keberagaman ini sebagai simbol beragamnya etnis di Kota Semarang.

Tarian bernama Genjring Rahayu terlihat begitu apik dimainkan oleh murid SMA Karangturi Semarang sebagai satu bagian acara pembukaan Pasar Imlek Semawis yang ke-14 kalinya di Kota Semarang, Selasa (24/1) malam.

Dan secara simbolis, dibuka langsung oleh Walikota Semarang Hendrar Prihadi. Dengan memakai pakaian batik berwarna merah, Walikota yang akrab disapa Hendi ini menabuh sebuah genderang untuk menandai dibukanya Pasar Imlek Semawis di Kota Semarang tersebut.

Selain itu, juga digelar tradisi “Tok Panjang”. Tok Panjang adalah tradisi makan bersama di meja yang panjang. Tok Panjang pada tahun ini sendiri merupakan gelaran yang kedua kalinya.

Pada pembukaan Rabu (25/1/2017), meja yang digunakan panjangnya mencapai 200 meter yang ditata di sepanjang ruas Jalan Wotgandul Timur hingga Jalan Gang Pinggir, kawasan Pecinan Semarang. Pada meja tersebut disajikan menu-menu seperti lunpia cap go meh, sup shanghai, nasi ayam hainan, brokoli jamur tungku, es klengkeng bak, dan jajanan pasar obar-abir.

Ketua Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis) Harjanto Halim menjelaskan, kata ”Tok” berarti meja, dan kata Tok Panjang berarti “meja yang panjang”. Menu yang disajikan untuk menjamu tamu undangan yang hadir.

Tok Panjang kata dia, merupakan salah satu tradisi masyarakat China dalam menyambut tahun baru Imlek. Dalam menyambut tahun baru Imlek, warga makan dan duduk bersama di malam Imlek. “Filosofinya berkumpul bersama dengan sanak saudara untuk menikmati hidangan. Esensinya kebersamaan,” sambungnya.

Dia mengatakan, untuk perayaan tahun baru Imlek kali ini sengaja mengangkat tema “Obar-Abir” yang berarti kebersamaan. “Obar-abir berarti keberagaman warna yang bergerak dinamis, merdeka serta menunjukkan kebahagiaan. Tok Panjang merupakan sebuah perayaan yang berbasis pesta di jalan dimana segala komunitas, suku, ras bisa berinteraksi secara bebas," tutur Haryanto.

Ia juga mengemukakan bahwa warga Kota Semarang patut berbangga karena Kota Semarang lah yang pertama kali menyelenggarakan perayaan Imlek berbasis masyarakat yang dikemas melalui Pasar Imlek Semawis.

Walikota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, Tahun Baru Imlek di Kota Semarang tidak hanya dirayakan oleh warga keturunan China saja tetapi juga oleh seluruh masyarakat di Kota Semarang.

"Perayaan tahun baru Imlek sekaligus sebagai momentum bagi setiap orang untuk mempererat persaudaraan dengan lebih menghargai keberagaman dengan saling menghormati," katanya.

Terlebih di tahun ayam api, sambungnya, ayam adalah kategori unggas yang komunal, sedangkan api menjadi unsur yang menunjukkan kehangatan dalam menjalin hubungan. Maka harapannya semua dapat lebih harmonis lagi di tahun mendatang. “Jadikan keberagaman ini sebagai kekuatan agar masyarakat Kota Semarang selalu kompak, guyub, dan kokoh,” ujarnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4665 seconds (0.1#10.140)