Donald Trump Bisa Beri Angin Segar Perdagangan AS dan Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diyakini bakal mengubah arah dan kebijakan perdagangan AS yang berdampak pada konstelasi perdagangan dengan negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Namun, peluang pertumbuhan perdagangan Indonesia ke AS dianggap masih cukup tinggi karena produk nonmigas yang diperdagangkan bersifat saling melengkapi satu sama lain.
Atase Perdagangan Washington DC Reza Pahlevi dalam International Visitor Leadership Program (IVLP) di US-ASEAN Business Council (USABC) di Washington D.C mengatakan, preferensi kebijakan perdagangan AS mendatang yang lebih mengutamakan pendekatan bilateral diharapkan dapat menjadi faktor pendorong untuk memperkuat kerja sama dua negara.
IVLP merupakan program tahunan US Department of State (USDOS) yang bertujuan memberikan informasi mengenai kebijakan/isu perdagangan, peran media, serta dampak perdagangan bebas dan spesifik seperti Trans-Pacific Partnership (TPP) dan North America Free Trade Agreement (NAFTA).
"Peserta kegiatan terdiri atas perwakilan dari Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, editor media nasional, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan perwakilan dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). Peserta mengunjungi beberapa kota di AS, seperti Washington DC, Detroit, dan San Francisco, serta sejumlah lembaga pemerintah AS, seperti United States Trade Representatives dan US Department of Commerce," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (26/1.
Di samping itu, menurut dia dari sudut pandang pelaku usaha, Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara diharapkan menjadi salah satu negara prioritas dalam peningkatan hubungan bilateral oleh AS. Sementara, Wakil Presiden USABC Marc Mealy menyampaikan bahwa sebagian besar anggota USABC berharap Indonesia dapat terus mendorong iklim usaha yang kondusif.
Berdasarkan data dari U.S Department of Commerce yang diolah Atdag Washington DC, nilai perdagangan Indonesia-AS per Januari-November 2016 tercatat sebesar USD23,1 miliar. "Ekspor Indonesia ke AS tercatat sebesar USD17,7 miliar dan impor dari AS sebesar USD5,4 miliar. Indonesia mengalami surplus perdagangan dengan AS sebesar USD12,3 miliar pada periode tersebut," paparnya.
Atase Perdagangan Washington DC Reza Pahlevi dalam International Visitor Leadership Program (IVLP) di US-ASEAN Business Council (USABC) di Washington D.C mengatakan, preferensi kebijakan perdagangan AS mendatang yang lebih mengutamakan pendekatan bilateral diharapkan dapat menjadi faktor pendorong untuk memperkuat kerja sama dua negara.
IVLP merupakan program tahunan US Department of State (USDOS) yang bertujuan memberikan informasi mengenai kebijakan/isu perdagangan, peran media, serta dampak perdagangan bebas dan spesifik seperti Trans-Pacific Partnership (TPP) dan North America Free Trade Agreement (NAFTA).
"Peserta kegiatan terdiri atas perwakilan dari Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, editor media nasional, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan perwakilan dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). Peserta mengunjungi beberapa kota di AS, seperti Washington DC, Detroit, dan San Francisco, serta sejumlah lembaga pemerintah AS, seperti United States Trade Representatives dan US Department of Commerce," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (26/1.
Di samping itu, menurut dia dari sudut pandang pelaku usaha, Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara diharapkan menjadi salah satu negara prioritas dalam peningkatan hubungan bilateral oleh AS. Sementara, Wakil Presiden USABC Marc Mealy menyampaikan bahwa sebagian besar anggota USABC berharap Indonesia dapat terus mendorong iklim usaha yang kondusif.
Berdasarkan data dari U.S Department of Commerce yang diolah Atdag Washington DC, nilai perdagangan Indonesia-AS per Januari-November 2016 tercatat sebesar USD23,1 miliar. "Ekspor Indonesia ke AS tercatat sebesar USD17,7 miliar dan impor dari AS sebesar USD5,4 miliar. Indonesia mengalami surplus perdagangan dengan AS sebesar USD12,3 miliar pada periode tersebut," paparnya.
(akr)