Kenaikan Biaya STNK Penyumbang Terbesar Inflasi DIY
A
A
A
YOGYAKARTA - Kenaikan biaya pengurusan surat-surat kendaraan seperti Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) yang terjadi awal Januari 2017 memberi kontribusi terbesar penyebab inflasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Di mana inflasi di DIY pada Januari 2017 cukup tinggi yaitu 1,24%.
(Baca: Inflasi Januari 2017 Capai 0,97%, Tertinggi sejak 2015)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY J B Priyono mengatakan, sepanjang Januari 2017 harga berbagai komoditas secara umum mengalami kenaikan dan mengakibatkan inflasi di wilayah ini. "Angka (inflasi) ini cukup tinggi," tuturnya di Yogyakarta, Rabu (1/2/2017).
Angka ini dinilai cukup tinggi mengingat pada bulan yang sama 2016 angka inflasi hanya 0,53%. Kenaikan inflasi yang hampir dua kali lipat ini selain ditunjang kenaikan harga komoditas juga karena sebab yang lain. Penyebab paling besar adalah karena kenaikan biaya STNK.
(Baca: Kenaikan Biaya Urus STNK Kerek Inflasi Januari 2017)
BPS mencatat, kenaikan biaya STNK yang mencapai 104% dibanding sebelumnya memberi andil terhadap inflasi sebesar 0,31%. Kenaikan tarif pulsa sebanyak 16,16% memberi andil sebanyak 0,29% terhadap inflasi.
Sementara untuk angkutan udara naik 12,19% turut memberi andil sebanyak 0,17%. Sementara tarif listrik yang naik 2,95% memberi andil sebesar 0,11%.
Di sisi lain, harga cabai rawit yang mengalami kenaikan sebesar 35,74% hanya memberi andil sebanyak 0,07% terhadap inflasi. Komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan inflasi terjadi pada bawang merah yang turun 9,25% berkontribusi menahan inflasi -0,06%.
Selain itu, harga telur, bayam, tarif kereta api, sayur-sayuran, telepon seluler mengalami penurunan. "Kenaikan bahan bakar minyak sebesar 2,95% memberi kontribusi terhadap inflasi sebanya 0,1%," ujarnya.
(Baca: Inflasi Januari 2017 Capai 0,97%, Tertinggi sejak 2015)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY J B Priyono mengatakan, sepanjang Januari 2017 harga berbagai komoditas secara umum mengalami kenaikan dan mengakibatkan inflasi di wilayah ini. "Angka (inflasi) ini cukup tinggi," tuturnya di Yogyakarta, Rabu (1/2/2017).
Angka ini dinilai cukup tinggi mengingat pada bulan yang sama 2016 angka inflasi hanya 0,53%. Kenaikan inflasi yang hampir dua kali lipat ini selain ditunjang kenaikan harga komoditas juga karena sebab yang lain. Penyebab paling besar adalah karena kenaikan biaya STNK.
(Baca: Kenaikan Biaya Urus STNK Kerek Inflasi Januari 2017)
BPS mencatat, kenaikan biaya STNK yang mencapai 104% dibanding sebelumnya memberi andil terhadap inflasi sebesar 0,31%. Kenaikan tarif pulsa sebanyak 16,16% memberi andil sebanyak 0,29% terhadap inflasi.
Sementara untuk angkutan udara naik 12,19% turut memberi andil sebanyak 0,17%. Sementara tarif listrik yang naik 2,95% memberi andil sebesar 0,11%.
Di sisi lain, harga cabai rawit yang mengalami kenaikan sebesar 35,74% hanya memberi andil sebanyak 0,07% terhadap inflasi. Komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan inflasi terjadi pada bawang merah yang turun 9,25% berkontribusi menahan inflasi -0,06%.
Selain itu, harga telur, bayam, tarif kereta api, sayur-sayuran, telepon seluler mengalami penurunan. "Kenaikan bahan bakar minyak sebesar 2,95% memberi kontribusi terhadap inflasi sebanya 0,1%," ujarnya.
(izz)