Inflasi DIY Tinggi, BI Sebut di Luar Kendali TPID
A
A
A
YOGYAKARTA - Bank Indonesia (BI) Yogyakarta mengatakan, lonjakan inflasi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Januari 2017 di luar kendali Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat angka inflasi sepanjang Januari 2017 berada di kisaran 1,24%, dimana meningkat dibandingkan Desember 2016 pada level 0,58%.
(Baca Juga: Kenaikan Biaya STNK Penyumbang Terbesar Inflasi DIY)
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Yogyakarta, Budi Hanoto beralasan tingginya angka inflasi di luar kendali Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Meski begitu dia tetap menilai TPID tetap menjalankan perannya dengan baik, pasalnya faktor pemicu inflasi tersebut berada di luar dari komoditas pangan.
Selama ini, TPID hanya bisa melakukan pengendalian terhadap komoditas pangan saja. "Kalau biaya STNK itu di luar pangan, dan itupun yang mengendalikan pusat karena kebijakan yang menentukan pusat," terang dia, Rabu (1/2/2017).
Sementara beberapa komoditas pangan menunjukkan kenaikan, tetapi sumbangan terhadap inflasi relatif kecil. Bahkan bulan Januari kemarin, sumbangan inflasi dari komoditas pangan berada di urutan keempat.
Sumbangan inflasi dari sektor komoditas pangan selama Januari 2016 yang mencapai 0,42 jauh menurun dibanding dengan sebelumnya bulan Desember yang mencapai angka di atas 3 lebih. Kontribusi lainnya datang dari kenaikan bahan bakar minyak (BBM), ketika tarif listrik yang naik 2,95% memberi andil sebesar 0,11%.
(Baca Juga: Kenaikan Biaya STNK Penyumbang Terbesar Inflasi DIY)
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Yogyakarta, Budi Hanoto beralasan tingginya angka inflasi di luar kendali Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Meski begitu dia tetap menilai TPID tetap menjalankan perannya dengan baik, pasalnya faktor pemicu inflasi tersebut berada di luar dari komoditas pangan.
Selama ini, TPID hanya bisa melakukan pengendalian terhadap komoditas pangan saja. "Kalau biaya STNK itu di luar pangan, dan itupun yang mengendalikan pusat karena kebijakan yang menentukan pusat," terang dia, Rabu (1/2/2017).
Sementara beberapa komoditas pangan menunjukkan kenaikan, tetapi sumbangan terhadap inflasi relatif kecil. Bahkan bulan Januari kemarin, sumbangan inflasi dari komoditas pangan berada di urutan keempat.
Sumbangan inflasi dari sektor komoditas pangan selama Januari 2016 yang mencapai 0,42 jauh menurun dibanding dengan sebelumnya bulan Desember yang mencapai angka di atas 3 lebih. Kontribusi lainnya datang dari kenaikan bahan bakar minyak (BBM), ketika tarif listrik yang naik 2,95% memberi andil sebesar 0,11%.
(akr)