Trump Sebut China dan Jepang Manipulator Mata Uang

Kamis, 02 Februari 2017 - 00:20 WIB
Trump Sebut China dan...
Trump Sebut China dan Jepang Manipulator Mata Uang
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melancarkan serangan verbal kepada China dan Jepang. Dalam pertemuan dengan para eksekutif perusahaan farmasi di Washington, Trump menuduh kedua negara telah mendevaluasi mata uangnya untuk merugikan orang Amerika.

“Anda melihat apa yang dilakukan China. Anda melihat apa yang telah dilakukan Jepang selama bertahun-tahun. Mereka memainkan pasar uang, mereka bermain di pasar devaluasi dan kita hanya diam duduk di sana,” ujarnya seperti dilansir Nikkei Asian Review, Rabu (2/1/2017).

Trump juga berpendapat bahwa negara-negara lain telah “mengambil keuntungan” dari AS dengan mendevaluasi mata uangnya, dimana Jepang telah membimbing mata uangnya lebih rendah terhadap dolar Amerika Serikat.

Tudingan Trump tersebut mendapat tanggapan dari Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. “Pernyataan (Trump) bahwa Jepang mendorong depresiasi yen tidak benar,” ujarnya di hadapan parlemen Jepang. “Kami akan menjelaskan hal ini (kepada Trump) jika perlu,” sambungnya.

Abe mengatakan bahwa pemerintahannya telah menyerahkan kebijakan moneter kepada Bank of Japan untuk mencapai target inflasi 2%.

Sementara itu, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan tarif mata uang sudah ditentukan di pasar. Lanjut dia, pihaknya akan terus membuat kebijakan yang sejalan dengan kelompok G-7 dan G-20, terkait tarif mata uang yang kompetitif.

Jepang pun menyatakan siap membahas masalah ini, termasuk mengangkat isu defisit perdagangan AS-Jepang, saat PM Abe bertemu dengan Donald Trump di Gedung Putih pada 10 Februari mendatang. “Serangan” ini merupakan yang kedua dari Trump terhadap Jepang, dimana sebelumnya Trump mengkritik Toyota yang berkeinginan membangun pabrik di Meksiko.

Abe sendiri menegaskan Jepang tidak berusaha mendorong yen lebih rendah dan tidak melakukan intervensi di pasar mata uang. Sejak Abe menjabat pada 2012, yen telah melemah terhadap greenback karena bank sentral agresif membeli dolar dari obligasi pemerintah dan surat berharga lainnya. Dan kritik Trump dinilai bisa menghambat upaya Jepang dalam mengalahkan deflasi.

Para pemimpin dan otoritas moneter dari G-7 dan G-20 sepakat untuk menghindari devaluasi mata uang. Kendati demikian, pasar valuta asing sangat terpengaruh dari kebijakan moneter bank sentral seperti Federal Reserve Amerika Serikat, Bank of Japan, dan European Central Bank. Ketiganya berperan dalam depresiasi mata uang yang dihasilkan dari pelonggaran moneter.

Kritik Trump atas kebijakan devisa negara-negara lain cenderung berdampak signifikan terhadap pasar. Trump menekankan bahwa dirinya ingin menghilangkan defisit perdagangan AS melalui pembicaraan bilateral dengan mitra dagang. Hal ini sebagai bagian dari slogannya, America First atau menguatamakan Amerika. Kebijakan ini dianggap bisa membuat yen naik tajam di pasar mata uang.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0751 seconds (0.1#10.140)