Sepak Terjang Rocker Dwi Soetjipto di Perusahaan Pelat Merah
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara tiba-tiba merombak direksi PT Pertamina (Persero), salah satu yang terdepak dari tampuk kepemimpinannya adalah Dwi Soetjipto. Dwi yang terkenal dengan gaya nyentriknya ini dicopot dari jabatannya sebagai Direktur Utama Pertamina.
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lain Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, alasan dari perombakan kabinet tersebut berkaitan dengan masalah kepemimpinan (leadership) di Pertamina.
(Baca: Dirut dan Wadirut Pertamina Dicopot)
Terlebih, Pertamina ke depannya memiliki tanggung jawab besar untuk mengamankan pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk masyarakat Indonesia.
"Masalah leadership yang ada di Pertamina. Pertamina ke depan tanggung jawabnya luar biasa. Pertamina tugasnya strategis," kata dia di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (3/2/2017).
Lantas bagaimana sepak terjang si "Rocker" Dwi Soetjipto di BUMN?
Dikutip SINDOnews dari berbagai sumber, Dwi Soetjipto sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Semen Gresik (Persero) Tbk sejak 2005. Prestasinya selama menjadi Dirut PT Semen Gresik mampu mensejajarkan Semen Gresik dengan BUMN besar seperti Pertamina dan PLN.
Dia juga sukses membawa kapasitas produksi Semen Gresik menjadi 26 juta ton per tahun, mengalahkan kapasitas produksi Siam Cement yang selama ini adalah raja semen Asia Tenggara.
Hingga semester I/2012, kinerja Semen Gresik perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp2,1 triliun atau naik 12,3% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Kenaikan itu terjadi seiring dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 13,83% dari Rp7,61 triliun menjadi Rp8,66 triliun.
Dwi Soetjipto juga memperoleh penghargaan pemerintah berupa Satya Lencana Pembangunan di bidang pembinaan koperasi usaha kecil dan menengah (UKM). Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG) saat ini tercatat menjadi koperasi terbesar kedua di Indonesia dengan jumlah anggota 6.000 orang, dan mencatat total penjualan Rp1,4 triliun.
Kemudian pada awal 2013 PT Semen Gresik bertransformasi menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Dalam catatan kariernya sebagai nahkoda PT Semen Indonesia, Dwi berhasil menyatukan Semen Padang, Semen Gresik, dan Semen Tonasa.
Melalui kerja visionernya untuk memperluas operasi BUMN Indonesia di Asia, PT Semen Indonesia sudah membuka pabrik di negara Vietnam. Pers dan komunitas korporasi di Hanoi, Vietnam, memanggilnya sebagai Vu Van Qui atau Vu Vi Tho.
Dwi Soetjipto adalah eksekutif pertama sepanjang sejarah yang membawa BUMN Indonesia menjadi perusahaan multinasional. Menurut Menteri BUMN Dahlan Iskan, Dwi Soetjipto membawa transformasi PT Semen Indonesia menjadi BUMN pertama yang berstatus multinasional (multinational state-owned company) setelah pembelian pabrik Thang Long di Hanoi Vietnam.
Kemudian pada 28 November 2014, Presiden Jokowi memilih Dwi Soetjipto sebagai Direktur Utama Pertamina. Dia adalah direktur utama BUMN pertama yang diangkat dalam masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, berdasarkan prinsip meritokrasi dan dipilih berdasarkan hasil tes tertinggi di antara kandidat lain.
Di awal kariernya di Pertamina, Dwi dibebani tugas khusus memberantas mafia migas dalam tubuh Pertamina. Kemudian pada 13 Mei 2015, Dwi mengumumkan pembubaran salah satu anak usaha Pertamina, Petral (Pertamina Energy Trading Limited) yang dikenal sebagai sarang mafia migas.
Tak selang berapa lama, dia juga membuat gebrakan dengan mengeluarkan produk Pertalite untuk menambah daya saing produk di level hilir. Kemudian membuat BBM satu untuk memberikan keadilan, meski Pertamina harus mensubsidi hingga Rp800 miliar per tahun.
Belum setahun setelah dilantik, Oktober 2015, Pertamina dianugerahi Best Downstream Service & Solutions Company dan Dwi Soetjipto dianugerahi Asia Best CEO dalam Oil and Gas Awards 2015 oleh majalah internasional World Finance.
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lain Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, alasan dari perombakan kabinet tersebut berkaitan dengan masalah kepemimpinan (leadership) di Pertamina.
(Baca: Dirut dan Wadirut Pertamina Dicopot)
Terlebih, Pertamina ke depannya memiliki tanggung jawab besar untuk mengamankan pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk masyarakat Indonesia.
"Masalah leadership yang ada di Pertamina. Pertamina ke depan tanggung jawabnya luar biasa. Pertamina tugasnya strategis," kata dia di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (3/2/2017).
Lantas bagaimana sepak terjang si "Rocker" Dwi Soetjipto di BUMN?
Dikutip SINDOnews dari berbagai sumber, Dwi Soetjipto sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Semen Gresik (Persero) Tbk sejak 2005. Prestasinya selama menjadi Dirut PT Semen Gresik mampu mensejajarkan Semen Gresik dengan BUMN besar seperti Pertamina dan PLN.
Dia juga sukses membawa kapasitas produksi Semen Gresik menjadi 26 juta ton per tahun, mengalahkan kapasitas produksi Siam Cement yang selama ini adalah raja semen Asia Tenggara.
Hingga semester I/2012, kinerja Semen Gresik perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp2,1 triliun atau naik 12,3% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Kenaikan itu terjadi seiring dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 13,83% dari Rp7,61 triliun menjadi Rp8,66 triliun.
Dwi Soetjipto juga memperoleh penghargaan pemerintah berupa Satya Lencana Pembangunan di bidang pembinaan koperasi usaha kecil dan menengah (UKM). Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG) saat ini tercatat menjadi koperasi terbesar kedua di Indonesia dengan jumlah anggota 6.000 orang, dan mencatat total penjualan Rp1,4 triliun.
Kemudian pada awal 2013 PT Semen Gresik bertransformasi menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Dalam catatan kariernya sebagai nahkoda PT Semen Indonesia, Dwi berhasil menyatukan Semen Padang, Semen Gresik, dan Semen Tonasa.
Melalui kerja visionernya untuk memperluas operasi BUMN Indonesia di Asia, PT Semen Indonesia sudah membuka pabrik di negara Vietnam. Pers dan komunitas korporasi di Hanoi, Vietnam, memanggilnya sebagai Vu Van Qui atau Vu Vi Tho.
Dwi Soetjipto adalah eksekutif pertama sepanjang sejarah yang membawa BUMN Indonesia menjadi perusahaan multinasional. Menurut Menteri BUMN Dahlan Iskan, Dwi Soetjipto membawa transformasi PT Semen Indonesia menjadi BUMN pertama yang berstatus multinasional (multinational state-owned company) setelah pembelian pabrik Thang Long di Hanoi Vietnam.
Kemudian pada 28 November 2014, Presiden Jokowi memilih Dwi Soetjipto sebagai Direktur Utama Pertamina. Dia adalah direktur utama BUMN pertama yang diangkat dalam masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, berdasarkan prinsip meritokrasi dan dipilih berdasarkan hasil tes tertinggi di antara kandidat lain.
Di awal kariernya di Pertamina, Dwi dibebani tugas khusus memberantas mafia migas dalam tubuh Pertamina. Kemudian pada 13 Mei 2015, Dwi mengumumkan pembubaran salah satu anak usaha Pertamina, Petral (Pertamina Energy Trading Limited) yang dikenal sebagai sarang mafia migas.
Tak selang berapa lama, dia juga membuat gebrakan dengan mengeluarkan produk Pertalite untuk menambah daya saing produk di level hilir. Kemudian membuat BBM satu untuk memberikan keadilan, meski Pertamina harus mensubsidi hingga Rp800 miliar per tahun.
Belum setahun setelah dilantik, Oktober 2015, Pertamina dianugerahi Best Downstream Service & Solutions Company dan Dwi Soetjipto dianugerahi Asia Best CEO dalam Oil and Gas Awards 2015 oleh majalah internasional World Finance.
(izz)