Bos BNI Optimistis Infrastruktur Jadi Mesin Pertumbuhan Nasional
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Achmad Baiquni mengatakan, proyek infrastruktur akan menjadi mesin pendorong pertumbuhan Indonesia di 2017. Dampaknya pembiayaan infrastruktur dan dampak turunannya yang dapat menggerakkan daya beli masyarakat.
Ada banyak proyek seperti tol, pelabuhan, bandara, telekomunikasi yang bisa dikerjakan. Kemudian kegiatan itu akan butuh usaha konstruksi yang bisa ikut terkena dampak positifnya.
"Dari situ dampak ikutannya bisa menggerakkan sektor ritel. Artinya lapangan kerja bertambah dan mendukung pertumbuhan sektor konsumer di masyarakat," ujar dia saat dihubungi KORAN SINDO di Jakarta, Selasa (7/2/2017).
Dia juga mengatakan bahwa sektor potensial lainnya seperti sawit terutama dengan kenaikan harga komoditas. Tidak hanya itu, pengembangan juga bisa dilakukan dengan hilirasi yang bisa meningkatkan nilai tambah.
Sementara, untuk bisnis ekspor masih banyak tantangan di negara tujuan ekspor seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, dan China, yang belum menunjukkan stabilitas.
Namun, dia optimistis masih ada pasar baru seperti India dan Afrika yang bisa digarap. "Masih banyak pasar lainnya yang bisa digarap seperti Afrika dan India. Kami targetkan pertumbuhan kredit di kisaran 15%-17% sebagai tanda optimisme kami di 2017," terangnya.
Ada banyak proyek seperti tol, pelabuhan, bandara, telekomunikasi yang bisa dikerjakan. Kemudian kegiatan itu akan butuh usaha konstruksi yang bisa ikut terkena dampak positifnya.
"Dari situ dampak ikutannya bisa menggerakkan sektor ritel. Artinya lapangan kerja bertambah dan mendukung pertumbuhan sektor konsumer di masyarakat," ujar dia saat dihubungi KORAN SINDO di Jakarta, Selasa (7/2/2017).
Dia juga mengatakan bahwa sektor potensial lainnya seperti sawit terutama dengan kenaikan harga komoditas. Tidak hanya itu, pengembangan juga bisa dilakukan dengan hilirasi yang bisa meningkatkan nilai tambah.
Sementara, untuk bisnis ekspor masih banyak tantangan di negara tujuan ekspor seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, dan China, yang belum menunjukkan stabilitas.
Namun, dia optimistis masih ada pasar baru seperti India dan Afrika yang bisa digarap. "Masih banyak pasar lainnya yang bisa digarap seperti Afrika dan India. Kami targetkan pertumbuhan kredit di kisaran 15%-17% sebagai tanda optimisme kami di 2017," terangnya.
(izz)