Matangkan IPO, BNI Syariah Fokus Tambah Modal dari Induk

Rabu, 08 Februari 2017 - 15:15 WIB
Matangkan IPO, BNI Syariah...
Matangkan IPO, BNI Syariah Fokus Tambah Modal dari Induk
A A A
JAKARTA - PT Bank BNI Syariah mengaku pada tahun ini pihaknya akan lebih fokus meningkatkan modal inti melalui mekanisme penambahan modal dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), sebelum memutuskan pelaksanaan initial public offering (IPO).

(Baca Juga: BNI Syariah Bukukan Laba Bersih Rp277,38 Miliar)

Menurut Direktur Utama BNI Syariah, Imam Teguh Saptono, hasil konsultasi dan kajian bersama BNI menyepakati rencana penambahan modal BNI Syariah melalui suntikan modal dari pemegang saham pengendali.

"Hasil konsultasi kami dengan pemegang saham pengendali, rencana pelaksanaan rights issue masih menjadi salah satu opsi untuk menambah modal," katanya di sela-sela acara pemaparan laporan keuangan BNI Syariah 2016 di H JS Luwansa, Jakarta, Rabu (8/2/2017).

Dia mengatakan, opsi penambahan modal menjadi opsi utama bagi BNI Syariah untuk meningkatkan modal inti seiring agenda menuju Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III di 2017. "Sekarang ini yang paling utama bagi kami adalah suntikan modal dari pemegang saham," tegas dia.

Opsi lain penguatan permodalan, jelas Imam, BNI Syariah tengah mencari investor strategis yang akan menguasai sebagian saham perseroan. "Opsi mencari strategic investor dan IPO mudah-mudahan bisa terwujud di 2017," kata Imam.

Lebih lanjut dia menambahkan, pascapenambahan modal dari BBNI, maka langkah selanjutnya adalah memutuskan untuk mengakomodir minat investor strategis. "Selanjutnya disusul dengan pelaksanaan IPO," ucap Imam sembri menyebutkan bahwa hingga akhir 2016 rasio kecukupan modal BNI Syariah sebesar 14,92%.

Dia mengatakan, laba bersih perseroan di 2016 sebesar Rp277,38 miliar atau meningkat 21,38% (year-on-year) dengan total pembiayaan sebesar Rp20,49 triliun atau meningkat 15,35%. Sedangkan, total dana pihak ketiga (DPK) hingga akhir 2016 sebesar Rp24,23 triliun. "Aset kami per Desember 2016 sebesar Rp28,3 triliun," kata Imam.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0746 seconds (0.1#10.140)