Indonesia-Mozambik Prioritaskan Tujuh Kerja Sama Ekonomi

Kamis, 09 Februari 2017 - 00:12 WIB
Indonesia-Mozambik Prioritaskan...
Indonesia-Mozambik Prioritaskan Tujuh Kerja Sama Ekonomi
A A A
MAPUTO - Afrika diprediksi menjadi masa depan ekonomi dunia. Dengan tingkat pertumbuhan penduduk dan kekayaan alam nan luar biasa, ekonomi Afrika akan mengalami ‘growth boom’ pada 2030 mendatang. Untuk itu, Indonesia melakukan langkah-langkah peningkatan kerja sama ekonomi dengan negara-negara Afrika, salah satunya Mozambik.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam kunjungan kerjanya ke Afrika, melakukan pertemuan dengan Presiden Mozambik Filipe Jacinto Nyusi di Maputo. “Kunjungan saya ke Mozambil ini, selain sebagai utusan khusus Presiden Republik Indonesia untuk menyerahkan undangan KTT IORA juga untuk merevitalisasi kerja sama ekonomi Indonesia-Mozambik,” ujar Retno dalam keterangan resmi yang diterima SINDOnews, Rabu (8/2/2017).

KTT IORA (Indian Ocean Rim Association) akan diselenggarakan pada Maret 2017 di Indonesia. IORA merupakan pelopor dan satu-satunya organisasi regional di wilayah Samudera Hindia, dimana berperan strategis dalam pengembangan ekonomi dunia.

Dan kunjungan Menlu Retno ke Mozambik memiliki makna penting, mengingat terakhir Menlu Indonesia ke Mozambik pada tahun 2004. Karena itu, Retno membawa sejumlah pengusaha di bidang industri strategis dan perbankan, termasuk Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Kehadiran sektor perbankan memberi solusi konkret terhadap kendala utama hubungan ekonomi Indonesia dengan negara-negara Afrika, yaitu pendanaan kerja sama perdagangan.

Menurut Retno ada tujuh area prioritas kerja sama ekonomi Indonesia-Mozambik. Pertama, kerja sama sektor energi, dimana Indonesia mengharapkan dapat diberi akses lebih besar pada sektor energi Mozambik. Saat ini terdapat dua perusahaan Indonesia yang sudah berinvestasi di sektor energi. Dan diharapkan kedua perusahaan tersebut terus mendapat dukungan dan melakukan ekspansi operasional di Mozambik.

Kedua, meningkatkan perdagangan bilateral yang cenderung menurun dalam tiga tahun terakhir. Mozambik sendiri merupakan salah satu mitra perdagangan utama Indonesia di Afrika. Pada periode Januari-Oktober 2016, perdagangan kedua negara turun menjadi USD34 juta (Rp453 miliar) dari nilai perdagangan USD106 juta (Rp1,41 triliun) di tahun sebelumnya. "Kita harus ambil langkah sungguh-sungguh untuk mengurangi berbagai hambatan dalam perdagangan kedua negara, termasuk terkait tarif," tutur Retno.

Ketiga, terus mendorong upaya perluasan pasar produk-produk Indonesia di Mozambik. Di bidang industri strategis, telah terdapat minat pembelian sejumlah kendaraan lapis baja Anoa dan kapal Fast Attack Missiles oleh Mozambik. Minat tersebut diharapkan dapat segera terealisasi.

Keempat, sama halnya dengan industri strategis, Menlu Retno menawarkan produk gerbong kereta api Indonesia yang sebelumnya telah berhasil menembus pasar Bangladesh. "Kualitas gerbong kereta api Indonesia sangat baik, dapat mendukung program pembangunan sistem transportasi kereta api Mozambik," ucapnya.

Kelima, menyampaikan kesiapan Indonesia untuk kerja sama dengan Mozambik di sektor security documents, termasuk percetakan uang. Keenam, mengusulkan kerja sama terkait perdagangan kapas yang juga memiliki potensi signifikan. Indonesia menawarkan mekanisme forward processing untuk komoditas kapas di Mozambik. "Mekanisme tersebut dapat menjadi langkah awal bagi investasi sektor kapas dan tekstil Indonesia di Mozambik".

Ketujuh, menyampaikan minat Indonesia untuk mengimpor beberapa bahan baku dari Mozambik untuk produksi nasional, seperti tembakau dan berbagai jenis kacang. Dan kedua pejabat juga sepakat mendorong finalisasi sejumlah kesepakatan Indonesia-Mozambik di berbagai bidang, yaitu kerja sama perikanan, pertanian dan pengembangan UMKM.

"Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama capacity building di sektor yang menjadi prioritas kerja sama, termasuk pertanian, perikanan dan pariwisata," tegas Retno.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1632 seconds (0.1#10.140)