Industri Petrokimia Mampu Penuhi Bahan Baku Automotif

Kamis, 09 Februari 2017 - 20:37 WIB
Industri Petrokimia Mampu Penuhi Bahan Baku Automotif
Industri Petrokimia Mampu Penuhi Bahan Baku Automotif
A A A
JAKARTA - Industri petrokimia dalam negeri melakukan terobosan baru dengan memenuhi kebutuhan bahan baku pembuatan komponen industri Automotif.

Dalam hal ini, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mulai memasok resin polypropylene impact copolymer untuk PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang diaplikasikan pada mobil Toyota Vios dan Yaris.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, kerja sama antara TMMIN dengan TPIA ini akan mendorong pertumbuhan industri komponen kendaraan di dalam negeri. Selain itu, dapat menjadi tempat transfer teknologi dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) di sektor automotif.

"Secara nasional, saat ini terdapat sekitar 1.500 perusahaan komponen automotif di Indonesia yang terbagi dalam tier 1 sampai 3," ujar dia dalam rilisnya, Jakarta, Kamis (9/2/2017).

Langkah ini dinialai sejalan dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk memperdalam struktur industri nasional agar rantai nilai dari sektor hulu sampai hilir semakin kuat. Sehingga, dapat mengurangi ketergantungan bahan baku impor.

Industri automotif nasional saat ini mampu memenuhi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang berbasis bahan baku lokal sekitar 60%. Untuk kendaraan jenis low cost and green car (LCGC) telah mencapai TKDN sebanyak 80%-90%. "Kami akan dorong terus hingga 90% pada 2018-2019 dengan basis bahan baku plastik dan baja," kata Airlangga.

Melalui kesempatan tersebut, Menperin juga menyampaikan apresiasi kepada kedua perusahaan atas komitmennya untuk meningkatkan penggunaan kandungan dalam negeri serta menjadikan Indonesia sebagai basis produksi serta memberdayakan mitra lokal dalam kegiatan produksinya, sehingga akan menopang pertumbuhan industri nasional.

"Dengan didukung beberapa kebijakan pemerintah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif, kerja sama ini menjadi momentum penting untuk memaksimalkan kinerja industri kita terutama di sektor automotif sekaligus guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional," terangnya.

Presiden Direktur Chandra Asri Petrochemical Erwin Ciputra mengatakan, kerja sama ini merupakan lahan pemasaran baru yang akan terus meningkat seiring perkembangan industri automotif saat ini.

"Di samping itu, dapat meningkatkan performa industri compounding dan moulding dalam negeri, yaitu PT Hexa Indonesia yang menambahkan aditif dan pewarna pada resin dan PT Sugity yang mencetak resin menjadi komponen automotif," terangnya.

Selain untuk mobil Toyota Vios dan Yaris, lanjut Erwin, pihaknya juga berencana untuk memasok model Fortuner dan Kijang Innova serta mobil LCGC Toyota yang lain. Merek lain yang sudah memakai polypropylene impact copolymer produksi TPIA saat ini mobil LCGC Daihatsu serta kendaraan roda dua dan roda empat Honda.

"Chandra Asri Petrochemical berharap nantinya dapat memasok kebutuhan polypropylene impact copolymer sejumlah 25.000 ton per tahun untuk 500.000 unit mobil, dengan pemakaian rata-rata 50 Kg per unit," katanya.

Saat ini, kapasitas pabrik polypropylene TPIA sebanyak 480.000 ton per tahun dan masih akan ditingkatkan lagi menjadi 580.000 ton per tahun dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini guna memasok kebutuhan industri plastik di Indonesia.

"Dengan demikian, kebutuhan polypropylene impact copolymer untuk industri automotif nasional dapat terjamin pemenuhannya oleh TPIA. Selain itu, devisa negara yang dapat dihemat dari substitusi impor resin dan komponen mobil ini hingga USD60 juta per tahun," jelas Erwin.

Presiden Direktut TMMIN Masahiro Nonami mengatakan, industri automotif memiliki peran penting dalam mendorong perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perusahaan terus berupaya memenuhi kebutuhan pasar domestik dengan produk kendaraan yang berkualitas dan harga bersaing.

"Sekaligus makin meningkatkan daya saing kami agar mampu meningkatkan volume ekspor," ucap dia.

Menurut Nonami, langkah strategis yang perlu dilakukan dalam mencapai target tersebut melalui peningkatan produktivitas, efisiensi logistik dan penggunaan material lokal. "Kami percaya, industri automotif di Indonesia mampu mengejar pesaing utamanya, Thailand," ungkapnya.

Nonami mengungkapkan, tidak lama lagi korporasi akan meningkatkan komponen lokal dari bahan baku yang diproduksi industri dalam negeri, seperti material resin lain (PP-3 dan TSOP), karet sintetis dan aluminium. "Melalui kerja sama semacam ini, kami yakin hal tersebut dapat dicapai," tandasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7459 seconds (0.1#10.140)