Gara-gara Kritikan, Anggota DPR Dibentak Bos Freeport
A
A
A
JAKARTA - Insiden memalukan terjadi di Ruang Rapat Komisi VII DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi VII bersama 12 perusahaan tambang yang digelar tertutup, anggota Komisi VII Mukhtar Tompo dibentak oleh Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Chappy Hakim.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 15.10 WIB, setelah RDPU itu digelar. "Pas rapat ditutup, ketok palu, saya mau jabat tangan, langsung dia (Chappy Hakim) tampik," kata Mukhtar menceritakan peristiwa itu di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (9/2/2017) sore.
Kata dia, saat itu Chappy membentaknya sambil menunjuk dadanya dengan keras. "Ditunjuk di dada. Dia bilang kau jangan macam-macam. Mana yang kau bilang tidak konsisten. Saya ini orang konsisten," kata legislator asal daerah pemilihan Sulawesi Selatan I ini.
Chappy, kata Tompo, langsung meninggalkan Ruang Rapat Komisi VII DPR usai melakukan hal itu kepadanya. Saat dibentak dan ditunjuk dadanya, Tompo mengaku hanya terdiam karena bingung.
Dirinya mengatakan, dalam rapat tertutup itu, sempat mengkritik inkonsistensi terkait pembangunan smelter. Pasalnya, Freeport mengatakan bahwa pembangunan sudah 50%. Sementara PT Gresik menyebut baru rampung 1%. "Saya menyarankan ke PT Freeport dalam menjawab kiranya bisa konsisten," paparnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, PT Freeport Indonesia diharuskan membangun smelter karena Undang-undang tentang Pertambangan mengamanatkannya. Akan tetapi tidak kunjung direalisasikan dan jawaban Chappy selalu sama setiap kali rapat.
"Dan jawaban itu bagi saya jawaban politis dan sandiwara. Setiap jawaban menjelang akhir waktu, dia janji lagi akan bangun smelter," ungkapnya. Maka itu, menurut dia, menjadi aneh jika Chappy tersinggung dengan ucapannya.
"Mungkin saja Pak Chappy ada masalah. Fisiknya di rapat, tapi pikirannya di tempat lain," pungkasnya.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 15.10 WIB, setelah RDPU itu digelar. "Pas rapat ditutup, ketok palu, saya mau jabat tangan, langsung dia (Chappy Hakim) tampik," kata Mukhtar menceritakan peristiwa itu di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (9/2/2017) sore.
Kata dia, saat itu Chappy membentaknya sambil menunjuk dadanya dengan keras. "Ditunjuk di dada. Dia bilang kau jangan macam-macam. Mana yang kau bilang tidak konsisten. Saya ini orang konsisten," kata legislator asal daerah pemilihan Sulawesi Selatan I ini.
Chappy, kata Tompo, langsung meninggalkan Ruang Rapat Komisi VII DPR usai melakukan hal itu kepadanya. Saat dibentak dan ditunjuk dadanya, Tompo mengaku hanya terdiam karena bingung.
Dirinya mengatakan, dalam rapat tertutup itu, sempat mengkritik inkonsistensi terkait pembangunan smelter. Pasalnya, Freeport mengatakan bahwa pembangunan sudah 50%. Sementara PT Gresik menyebut baru rampung 1%. "Saya menyarankan ke PT Freeport dalam menjawab kiranya bisa konsisten," paparnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, PT Freeport Indonesia diharuskan membangun smelter karena Undang-undang tentang Pertambangan mengamanatkannya. Akan tetapi tidak kunjung direalisasikan dan jawaban Chappy selalu sama setiap kali rapat.
"Dan jawaban itu bagi saya jawaban politis dan sandiwara. Setiap jawaban menjelang akhir waktu, dia janji lagi akan bangun smelter," ungkapnya. Maka itu, menurut dia, menjadi aneh jika Chappy tersinggung dengan ucapannya.
"Mungkin saja Pak Chappy ada masalah. Fisiknya di rapat, tapi pikirannya di tempat lain," pungkasnya.
(ven)