Iwapi Dorong Perempuan Pengusaha ke Pasar Global
A
A
A
JAKARTA - Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) terus berperan aktif menginspirasi dan memberdayakan perempuan pengusaha melalui pelatihan, keterampilan, dan kewirausahaan agar para perempuan dapat mandiri secara ekonomi.
Ketua Umum DPP Iwapi Nita Yudi mengatakan, selama 42 tahun berkarya, Iwapi telah berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian, khususnya sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
"Kami harapkan Iwapi dapat menggiatkan dan menggerakan roda perekonomian Indonesia sehingga hasilnya dapat dirasakan secara inklusif melalui promosi aktif produk-produk lokal untuk memenangkan pasar global," ujarnya di Jakarta, Kamis (9/2/2017).
Dalam perkembangan dunia usaha, kata Nita, perempuan pengusaha harus melihat ekonomi dunia. "Artinya mempunyai produk bukan hanya untuk ASEAN juga harus merebut globalisasi. Untuk itu kita harus menyiapkan strategi program-program untuk mencapai semua itu," katanya.
Nita melanjutkan, menghadapi perkembangan dunia usaha saat ini, diperlukan strategi bagi para perempuan pengusaha, khususnya sektor UMKM dalam menghadapi tantangan perekonomian global.
"Strategi tersebut berupa program kerja yang dapat memberi nilai tambah kepada para anggota Iwapi, baik berupa kebijakan pemerintah, swasta, maupun program lain yang berasal dari institusi mitra Iwapi," jelasnya.
Menurutnya, tantangan perempuan pengusaha saat ini adalah sistem budaya patriaki yang menomorduakan perempuan. Kaum hawa tidak boleh sekolah tinggi serta warisan hanya untuk anak laki-laki. "Padahal jumlah perempuan yang menjadi pengusaha cukup signifikan dan memberi kontribusi cukup tinggi untuk pertumbuhan ekonomi. Selain itu pengusaha perempuan merupakan pengembali kredit terbaik," ungkapnya.
Di sisi lain, Iwapi juga memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) serta menggunakan digital marketing sebagai strategi pemasaran menembus pasar global. "Kami bekerja sama dengan Facebook untuk digital marketing, Blanja.com dan masih banyak lainnya. Semua ini bertujuan merebut pasar global. Selain dengan digital marketing, kami juga mendekati semua kepentingan karena dunia usaha di Iwapi sangat beragam mulai dari kuliner, peternakan, handicraft, dan lainnya," jelas Nita.
Nita menuturkan, pemerintah juga harus mendukung perempuan pengusaha dengan memberi kredit yang murah serta kemudahan berusaha. "Perempuan pengusaha adalah pengembali kredit terbaik. Jadi kalau kita pinjam ke bank, NPL pasti nol persen. Di Vietnam, Thailand, bunga kredit 2%. Pemerintah mereka sangat mendukung pengusaha. Harusnya pemerintah melihat ini sehingga bisa pro kepada perempuan pengusaha," tuturnya.
Dia juga meminta agar Iwapi diikutsertakan dalam pembuatan kebijakan kepada pemerintah. Kebijakan yang dibuat harus mendukung kepada perempuan pengusaha, diantaranya bunga kredit yang sangat rendah, pajak yang dihitung dari porfit bukan omzet, diberikan peluang yang lebih besar dalam proyek pemerintah terutama di bidang kuliner, garment, handicraft.
Saat ini Iwapi berada di 30 provinsi, 255 kabupaten/kota dan sampai tingkat kecamatan di seluruh Indonesia, dengan jumlah anggota lebih dari 30.000 perempuan pengusaha yang terdiri dari 85% usaha kecil dan mikro, 13% usaha menengah, dan 2% usaha skala besar.
Founder Belowcepek.com Riana Bismarak mengatakan, digital marketing menjadi sangat penting dalam mengembangkan usaha. Selain itu, pengusaha harus mau investasi untuk branding product agar semakin dikenal. "Karena kalau bisa jangan nunggu pelanggan lewat toko saja. Sekarang digital marketing keharusan, harus punya website, media sosial, dan itu harus dipisah antara bisnis dengan pribadi,"
Ketua Umum DPP Iwapi Nita Yudi mengatakan, selama 42 tahun berkarya, Iwapi telah berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian, khususnya sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
"Kami harapkan Iwapi dapat menggiatkan dan menggerakan roda perekonomian Indonesia sehingga hasilnya dapat dirasakan secara inklusif melalui promosi aktif produk-produk lokal untuk memenangkan pasar global," ujarnya di Jakarta, Kamis (9/2/2017).
Dalam perkembangan dunia usaha, kata Nita, perempuan pengusaha harus melihat ekonomi dunia. "Artinya mempunyai produk bukan hanya untuk ASEAN juga harus merebut globalisasi. Untuk itu kita harus menyiapkan strategi program-program untuk mencapai semua itu," katanya.
Nita melanjutkan, menghadapi perkembangan dunia usaha saat ini, diperlukan strategi bagi para perempuan pengusaha, khususnya sektor UMKM dalam menghadapi tantangan perekonomian global.
"Strategi tersebut berupa program kerja yang dapat memberi nilai tambah kepada para anggota Iwapi, baik berupa kebijakan pemerintah, swasta, maupun program lain yang berasal dari institusi mitra Iwapi," jelasnya.
Menurutnya, tantangan perempuan pengusaha saat ini adalah sistem budaya patriaki yang menomorduakan perempuan. Kaum hawa tidak boleh sekolah tinggi serta warisan hanya untuk anak laki-laki. "Padahal jumlah perempuan yang menjadi pengusaha cukup signifikan dan memberi kontribusi cukup tinggi untuk pertumbuhan ekonomi. Selain itu pengusaha perempuan merupakan pengembali kredit terbaik," ungkapnya.
Di sisi lain, Iwapi juga memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) serta menggunakan digital marketing sebagai strategi pemasaran menembus pasar global. "Kami bekerja sama dengan Facebook untuk digital marketing, Blanja.com dan masih banyak lainnya. Semua ini bertujuan merebut pasar global. Selain dengan digital marketing, kami juga mendekati semua kepentingan karena dunia usaha di Iwapi sangat beragam mulai dari kuliner, peternakan, handicraft, dan lainnya," jelas Nita.
Nita menuturkan, pemerintah juga harus mendukung perempuan pengusaha dengan memberi kredit yang murah serta kemudahan berusaha. "Perempuan pengusaha adalah pengembali kredit terbaik. Jadi kalau kita pinjam ke bank, NPL pasti nol persen. Di Vietnam, Thailand, bunga kredit 2%. Pemerintah mereka sangat mendukung pengusaha. Harusnya pemerintah melihat ini sehingga bisa pro kepada perempuan pengusaha," tuturnya.
Dia juga meminta agar Iwapi diikutsertakan dalam pembuatan kebijakan kepada pemerintah. Kebijakan yang dibuat harus mendukung kepada perempuan pengusaha, diantaranya bunga kredit yang sangat rendah, pajak yang dihitung dari porfit bukan omzet, diberikan peluang yang lebih besar dalam proyek pemerintah terutama di bidang kuliner, garment, handicraft.
Saat ini Iwapi berada di 30 provinsi, 255 kabupaten/kota dan sampai tingkat kecamatan di seluruh Indonesia, dengan jumlah anggota lebih dari 30.000 perempuan pengusaha yang terdiri dari 85% usaha kecil dan mikro, 13% usaha menengah, dan 2% usaha skala besar.
Founder Belowcepek.com Riana Bismarak mengatakan, digital marketing menjadi sangat penting dalam mengembangkan usaha. Selain itu, pengusaha harus mau investasi untuk branding product agar semakin dikenal. "Karena kalau bisa jangan nunggu pelanggan lewat toko saja. Sekarang digital marketing keharusan, harus punya website, media sosial, dan itu harus dipisah antara bisnis dengan pribadi,"
(ven)