IPW Sebut Banyak Proyek Pelindo II Mandek
IPW Sebut Banyak Proyek Pelindo II Mandek
A
A
A
JAKARTA - Presiden Indonesia Port Watch (IPW) Syaiful Hasan menuturkan, banyak proyek dari PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) yang mandek alias tidak berjalan.
"Saya mau kasih data beberapa proyek Pelindo II yang mandek. Pertama perpanjangan JICT dan kedua global bond. Apa ini jalan? Kan enggak," kata dia dalam rilinsya di Jakarta, Jumat (10/2/2017).
Selain itu, lanjut dia, sejumlah proyek pengembangan Pelindo II juga tidak realistis. Contohnya pembangunan kanal Cikarang-Bekasi-Laut dan Pelabuhan Sorong.
Syaiful mengatakan, pembangunan kanal tersebut belum dikaji secara tuntas. Apalagi ingin membangun pelabuhan Sorong dan Kijing, sementara banyak yang harus dibenahi di 12 cabang Pelindo II.
"Bangun pelabuhan Kalibaru tahap 1 saja delay dua tahun. Apalagi konsepnya sudah melenceng. Bagaimana mau bersaing dengan Singapura? Investor dan operatornya saja dari Port of Singapore Authority (PSA)," tuturnya.
Dana global bond sampai saat ini juga tidak digunakan, sementara pembayaran bunga berjalan. Sedang perpanjangan JICT dinilai sudah ditemukan indikasi kerugian negara puluhan miliar rupiah dan ketidakpatuhan hukum oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
"Dari analisa data yang ada, kami menduga proyeksi kenaikan pendapatan bersumber dari pencatatan keuntungan JICT, yang dianggap sudah clear. Nyatanya ini kan bermasalah," kata dia.
Pihaknya juga mengkritisi keterangan Direktur Pelindo II Elvyn G Masassya mengenai waktu tunggu bongkar muat atau dwelling time. "Pak Elvyn sebaiknya fokus menata dwelling time dan kualitas pelayanan pelabuhan. Dwelling time di JICT dan TPK koja masih di atas 3,5 hari. Itu kelas pelabuhan standar internasional dan jadi parameter. Bagaimana bisa klaim sudah 2,7 hari? Kasihan Presiden kalau begini," tuturnya.
IPW juga menilai ada pemahaman yang keliru dari Elvyn soal konsep pengembangan BUMN pelabuhan tersebut. Elvyn sebelumnya menyampaikan bahwa Pelindo II akan membangun beberapa pelabuhan baru guna meningkatkan pendapatan perseroan.
Menurut Elvyn, sejumlah pencapaian di 2016 memunculkan adanya optimisme kenaikan pendapatan di 2017 terhadap Pelindo II. "Menurut saya itu cara berpikir yang keliru," ujar Syaiful.
"Saya mau kasih data beberapa proyek Pelindo II yang mandek. Pertama perpanjangan JICT dan kedua global bond. Apa ini jalan? Kan enggak," kata dia dalam rilinsya di Jakarta, Jumat (10/2/2017).
Selain itu, lanjut dia, sejumlah proyek pengembangan Pelindo II juga tidak realistis. Contohnya pembangunan kanal Cikarang-Bekasi-Laut dan Pelabuhan Sorong.
Syaiful mengatakan, pembangunan kanal tersebut belum dikaji secara tuntas. Apalagi ingin membangun pelabuhan Sorong dan Kijing, sementara banyak yang harus dibenahi di 12 cabang Pelindo II.
"Bangun pelabuhan Kalibaru tahap 1 saja delay dua tahun. Apalagi konsepnya sudah melenceng. Bagaimana mau bersaing dengan Singapura? Investor dan operatornya saja dari Port of Singapore Authority (PSA)," tuturnya.
Dana global bond sampai saat ini juga tidak digunakan, sementara pembayaran bunga berjalan. Sedang perpanjangan JICT dinilai sudah ditemukan indikasi kerugian negara puluhan miliar rupiah dan ketidakpatuhan hukum oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
"Dari analisa data yang ada, kami menduga proyeksi kenaikan pendapatan bersumber dari pencatatan keuntungan JICT, yang dianggap sudah clear. Nyatanya ini kan bermasalah," kata dia.
Pihaknya juga mengkritisi keterangan Direktur Pelindo II Elvyn G Masassya mengenai waktu tunggu bongkar muat atau dwelling time. "Pak Elvyn sebaiknya fokus menata dwelling time dan kualitas pelayanan pelabuhan. Dwelling time di JICT dan TPK koja masih di atas 3,5 hari. Itu kelas pelabuhan standar internasional dan jadi parameter. Bagaimana bisa klaim sudah 2,7 hari? Kasihan Presiden kalau begini," tuturnya.
IPW juga menilai ada pemahaman yang keliru dari Elvyn soal konsep pengembangan BUMN pelabuhan tersebut. Elvyn sebelumnya menyampaikan bahwa Pelindo II akan membangun beberapa pelabuhan baru guna meningkatkan pendapatan perseroan.
Menurut Elvyn, sejumlah pencapaian di 2016 memunculkan adanya optimisme kenaikan pendapatan di 2017 terhadap Pelindo II. "Menurut saya itu cara berpikir yang keliru," ujar Syaiful.
(izz)
Explore More